Karyawan Kerja 100 Jam Tiap Minggu, Rockstar Dikritik

Seberat apapun pekerjaan lo sekarang, ada baiknya jangan ngeluh dulu. Sebab, di luar sana ada banyak yang perjuangannya lebih berat dari lo demi mendapatkan sesuap nasi. Salah satunya adalah para pegawai Rockstar yang dikabarkan bekerja hingga ratusan jam per minggunya demi Red Dead Redemption 2.

Via Istimewa

Seperti yang dilansir Vulture, co-founder Rocktar Dan Houser mengungkap bahwa mereka memperkejakan karyawannya hingga 100 jam per minggu untuk menuntaskan Red Dead Redemption 2. Houser juga pernah mengirimkan surel kepada Vulture pada Agustus lalu yang isinya kurang lebih seperti curhat.

"Kami telah mencurahkan segala yang kami punya untuk game ini dan berusaha sekeras yang kami bisa. Red Dead Redemption 2 menjadi yang paling berat yang pernah dikerjakan Rockstar selama ini," tulis Houser dalam surelnya.

Hasilnya, kritik pun berdatangan di media sosial. Banyak yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan Rockstar enggak manusiawi. Mereka pun juga menyayangkan Rockstar memaksa gamenya harus jadi cepat dibanding menundanya demi alasan kemanusiaan.

Fucking furious at whoever at Rockstar makes people work 100 hours a week

— Curtisvania ???? (@BazoopaKazoopa) October 15, 2018

Wow! 100 hours a week!, is not good for mental and body health, works completely out of the laws.
The one and only @RockstarGames #RDR2 https://t.co/BwrY0ZH8vn

— Osvaldo Vazquez (@osvaldovbe) October 15, 2018

Sindiran juga datang dari mantan pegawai Rockstar bernama Dylan Wildman yang berkecimpung mengerjakan GTA V. Lewat akun Twitter-nya, Wildman curhat bahwa sistem lembur yang diterapkan Rockstar layaknya neraka. Wildman mengaku bekerja hingga 12-14 jam selama enam hari. Sistem kerja ini menurutnya berlangsung hingga setahun lamanya.

Probably 12-14 hours days, 6 days a week. Sometimes we were given the choice of which weekend day we wanted off. Probably lasted for a year, as the crunch hours go on way past release to cater for post releases/DLC etc.

— Dylan Wildman (@wildman_dylan) October 15, 2018

Rockstar sendiri memang sudah lama dikenal suka menerapkan lembur untuk pegawainya. Kritik pedas dan terbuka pun sempat dilemparkan oleh para pasangan dari developer Rockstar pada 2010. Dalam surat terbuka tersebut, mereka ngeklaim bahwa Rockstar mengubah karyawannya menjadi robot dan menghilangkan rasa kemanusiaan pegawainya secara perlahan. Kasus ini pun dikenal sebagai "Rockstar Spouse"

Mendapat kritik, Hoser mewakili Rockstar akhirnya mengklarifikasi apa yang dia maksud sebagai "kerja 100 jam" yang dijelaskannya sebelumnya. Menurutnya, peraturan tersebut hanya berlaku untuk tim penulis senior.

Houser menjelaskan bahwa jam kerja tersebut hanya berlangsung selama tiga minggu. Dia juga mengaku enggak pernah memaksa karyawannya bekerja lembur.

"No one, junior or senior, is ever forced to work hard," said Rockstar co-founder Dan Houser to Kotaku in a statement today, when asked for elaboration on the "100-hour weeks" comment. Hmmm https://t.co/RVUtZED9Cq pic.twitter.com/M9BNyoigGa

— Jason Schreier (@jasonschreier) October 15, 2018

Bisa dimaklumi jika lo dan banyak orang lainnya mengkritik sekaligus bersimpati dengan para pegawai Rockstar. Namun, salah jika kasus ini bikin lo ngeboikot Rockstar dan enggak beli gamenya. Hal tersebut justru akan menjadi pelecehan bagi mereka yang telah bekerja keras demi terwujudnya kesempurnaan Red Dead Redemption 2. Seenggaknya, anggap aja dengan lo beli gamenya adalah sebuah penghormatan buat mereka!

Nah, bagaimana pendapat lo tentang kasus ini? Apakah kebijakan yang dilakukan Rockstar tergolong enggak manusiawi, atau justru wajar?


Video Pilihan

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.