(REVIEW) God Eater 3

God Eater 3
Genre
  • ARPG
  • hack and slash
Publisher
  • Bandai Namco
Developer
  • Bandai Namco
Release Date
  • 08 February 2019
Rating
3.5 / 5

Buat kalian yang mungkin pernah punya PlayStation Portable, game God Eater bisa jadi pilihan game petualangan yang menarik. Selain menawarkan musuh yang sulit dan cukup menantang, gaya grafis ala anime jadi suguhan yang cukup memuaskan. Kini, Bandai Namco baru saja merilis God Eater 3 untuk seluruh dunia setelah sebelumnya versi Jepang lebih dulu dikeluarkan pada akhir 2018 lalu.

Kira-kira, bagaimana kekuatan dan kesan yang ada di God Eater 3? Simak ulasan dari KINCIR berikut ini! 

 

Kembalinya Serial God Eater

Bisa dibilang kalau serial God Eater punya audiens yang terbatas karena Bandai Namco terkesan "menyembunyikan" game ini untuk banyak pemain. Ketika pertama hadir, versi Jepangnya hanya mampu dinikmati di konsol PlayStation Portable saja. Bahkan sekuelnya, God Eater 2 juga hanya diincar untuk konsol handheld PlayStation Vita. Baru ketika mengembangkan God Eater 3 saja sang pengembang berani mencari pasar luas untuk dirilis pada konsol PlayStation 4 dan PC.

Kembalinya waralaba ini diikuti oleh penyesuaian yang cukup baik dari sang pengembang. Dimainkan di mesin yang lebih kuat membuat Bandai Namco berani mengembangkan dunia yang lebih luas serta gameplay yang lebih menarik. Enggak hanya menyediakan mode single player saja, God Eater 3 berani membuka portal multiplayer yang bisa diakses oleh pemain sesama platform untuk bisa mengalahkan para Aragami yang jadi lebih buas.

 

Mekanisme Tarung

Enggak banyak perbedaan yang ada dari gameplay pemain tunggal atau multiplayer. Itu hanya jadi fasilitas yang ditawarkan oleh Bandai Namco untuk membuat pemainnya bisa bekerja sama lewat jumlah anggota party hingga 4 pemain. Di dalam single player mode, posisi kosong ini diisi oleh NPC yang jadi teman dari karakter yang kalian mainkan. Kehadiran mereka jadi sangat berguna untuk memberi damage kepada para Aragami. Terlebih pemain enggak akan tahu berapa darah yang dimiliki oleh musuhnya. 

Kurang lebih, gameplay yang ditawarkan hampir sama dengan seri sebelumnya. Hanya penggantian nama saja dari blood arts menjadi burst arts yang kini mendapatkan banyak tambahan jenis. Puluhan senjata hingga beragam upgrade di dalamnya jadi sajian yang berusaha ditonjolkan. Sayangnya hal ini membuat permainan terasa sedikit monoton menuju akhir game. Terlebih pada single player mode enggak ada desain stage yang baik karena di dalam game semuanya hanya diperulang saja. 

Agar bisa menguasai permainan, kalian dituntut hanya memilih satu jenis senjata yang harus dinaikkan seiring waktu. Kalau kalian menggantinya, harus ada segelintir pengeluaran yang harus dibayar mengingat nantinya, grade senjata menentukan gameplay dan damage yang bisa kalian bentuk untuk melawan musuh lain. Hal ini juga berlaku pada pertarungan multiplayer dengan pemain lainnya.

 

Jalan Cerita yang Kurang Ngena

Via Istimewa

Di dalam game, pemain harus membuat karakter mereka sendiri yang kini berperan sebagai AGE alias adaptive god eaters. AGE adalah sebutan untuk orang-orang yang bisa mengarungi Ashland karena tubuh mereka bisa menahan radiasi bebas di dunia yang semakin hancur. Ini membuat kalian akan jadi petarung yang memiliki beban untuk membasmi Aragami. Dengan desain senjata besar-besar yang memang terkesan enggak masuk akal untuk bisa digunakan, God Eater 3 masih mampu menawarkan musuh yang bikin kalian geleng-geleng kepala. 

Kehadiran plot baru membuat permainan jadi kurang mendapatkan pegangan. Terlebih, rasanya God Eater 2 dan God Eater Resurrection, punya plot yang hanya disambungkan sedikit saja di God Eater 3. Nantinya, karakter kalian akan menjadi AGE yang bisa berinteraksi dengan pemain lainnya secara online untuk membentuk skuat terkuat agar bisa membasmi Aragami jenis baru yang punya kemampuan destruktif untuk mengakhiri umat manusia. 

***

Meski sajian cerita dan pertalian di dalamnya bikin pengalaman bermain serasa monoton dan kurang bisa dinikmati, God Eater 3 mampu menghadirkan kebaruan dari segi gameplay. Rasanya serial ini memiliki harapan yang baik untuk bisa berkembang selanjutnya, jika mampu memberdayakan jalan cerita dan membentuk interaksi antar pemain yang lebih luas. 

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.