** Ulasan NBA 2K21 ini ditulis dengan memainkan copy resmi versi standar (PS4) yang diberikan oleh pihak publisher.
Sudah bukan rahasia lagi game bergenre olahraga punya tugas berat tiap pergantian tahun. Sebab, tahun baru berarti game baru. Tidak seperti game mainstream lainnya yang mengeluarkan seri baru dalam tiga hingga lima tahun sekali.
Tragisnya, semua makin terasa berat, bahkan sangat berat di 2020. Wabah COVID-19 yang mendera dunia membuat semua jadi kacau balau. Banyak pengembangan game yang harus tertunda. Namun, kendala tersebut enggak berlaku buat game olahraga yang harus tetap mengeluarkan seri terbaru. Contohnya adalah NBA 2K21, entri terbaru dari seri game basket paling populer saat ini.
Melanjutkan seri pendahulunya, NBA 2K20, Visual Concepts selaku developer lagi-lagi dihadapkan dengan pekerjaan rumah yang bertumpuk. Di luar hambatan akibat pandemi COVID-19, mereka harus mencari solusi atas keluhan penggemar terkait isu repetisi konten yang jadi penyakit kambuhan game ini.
Pertanyaannya, apakah Visual Concepts mampu membuktikan NBA 2K21 dapat membawa kesegaran? Ataukah kali ini penggemar lah yang terbukti benar bahwa game ini memang repetitif?
So, kalau kalian memang suka main basket dan gamenya, langsung aja simak ulasan khas KINCIR untuk NBA 2K21 sekaligus menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas.
Repetisi yang Enggak Basi
Sebagai game olahraga, kesamaan presentasi permainan jelas tampak di NBA 2K21 jika disandingkan dengan 2K20. Gameplay masih terasa realistis dan menantang sehingga membuat permainan tetap relevan.
Jika kalian tanya game ini repetitif atau tidak, jawabannya jelas iya. Tidak ada perubahan signifikan dari segi gameplay, simulasi, hingga fitur permainan yang variatif, tapi begitu-gitu aja. Bahkan, hal kecil seperti rating pemain pun masih sama dengan NBA 2K20 versi ter-update.
Namun, harus diakui salah juga jika kalian terlalu berharap game olahraga seperti ini akan terus memberikan kesegaran di tiap tahunnya. Lagipula, game olahraga lain seperti FIFA atau PES juga pasti mengalami siklus ini.
Yap, game olahraga biasanya punya siklus 3-4 tahun sekali untuk benar-benar memperbarui konten. Apalagi, tahun ini jadi transisi bagi pengembang game dari PS4 ke PS5. Artinya, NBA 2K21 sudah jelas jadi seri transisi sebelum mereka menggunakan engine baru serta versi PS5-nya.
Meski secara keseluruhan sama, Visual Concepts tetap membawa inovasi pada gameplay. Salah satu yang paling mencolok adalah mekanisme menembak bola yang makin menantang. Enggak ada lagi meteran merah dan hijau untuk menandakan akurasi tembakan kalian. Sekarang, kalian harus mengenai meteran tepat di spot yang ditentukan untuk bisa memasukkan bola.
Selain itu, untuk menyegarkan permainan online dan multiplayer, Visual Concepts turut mengubah latar dan enviroment lapangan. Kini, kalian akan bermain di lapangan dengan latar ala Pantai Venice di California. Perubahan ini memang enggak begitu berpengaruh terhadap gameplay, tapi tetap membuat atmosfer jadi berbeda dan lebih variatif.
Sisanya, tidak ada perubahan berarti dari mode lain seperti MyLeague, MyGM, MyTeam, dan MyCareer sekalipun. MyLeague bisa dibilang jadi fitur permainan yang seakan tak tersentuh di NBA 2K21. Padahal, MyLeague bisa jadi favorit pemain kasual yang hanya ingin menghabiskan waktu luang.
Rewarding buat Mereka yang Pro, Bikin Frustrasi Pemain Awam
Seperti yang sudah dibahas di atas, Visual Concepts membawa inovasi pada shot meter yang kini makin menantang. Tidak seperti seri pendahulunya, KINCIR merasa cukup sulit memasukkan bola saat awal bermain.
Bukan cuma kami yang merasakannya. Damian Lillard, pebasket NBA yang jadi model sampul NBA 2K21, pun menuangkan keluhannya terhadap sulitnya sistem baru ini. Namun, seharusnya sistem ini bukan masalah jika kalian makin lama bermain. Sebenarnya semua tinggal soal adaptasi bagaimana pemain bisa menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
Sistem shooting baru ini bikin permainan makin menantang? Tentu iya. Meski begitu, ada sedikit irisan tipis antara perasaan menantang dan frustrasi dengan penerapan sistem baru ini. Pemain yang memang serius bermain game ini secara kompetitif tentu akan diuntungkan dengan waktu bermain yang lebih lama.
Namun, semua akan terasa berbeda jika kalian hanya ingin bermain untuk menghabiskan waktu luang. Sistem shooting baru ini terbilang sulit untuk dikuasai dan butuh waktu yang tak sebentar untuk menguasainya. Enggak heran jika kalian merasa frustrasi saat baru pertama kali jajal game ini.
Hadirnya sistem shooting ini jelas memperlihatkan visi utama Visual Concept untuk fokus ke aspek kompetitif alias buat mereka yang serius main online di mode Neighborhood. Makanya, akan terlihat jelas gap antara pemain awam dan mereka yang telah lama bermain.
Sayangnya, ada juga beberapa kelemahan NBA 2K21 yang bisa bikin frustrasi kedua tipe pemain ini. Logika permainan terkadang tidak selaras dengan dunia nyata. Contoh paling nyata, pemain Center atau Forward berbadan tinggi dan kekar seharusnya bisa langsung nge-dunk saat dijaga pemain yang lebih kecil.
Namun, enggak jarang pemain bertubuh bongsor tersebut justru melakukan shoot jarak dekat yang peluang masuknya lebih kecil. Yap, shoot jarak dekat selain dunk, termasuk layup, bisa bikin pemain stres karena peluang masuknya terlalu kecil jika dibandingkan dengan nge-shoot beneran.
Bagi pemain yang udah langganan NBA 2K sejak lama, isu ini pasti cukup familier. Namun, bagi pemain awam, situasi ini bisa bikin kalian kesal sendiri meski lawan kalian sebenarnya adalah CPU.
Story MyCareer Jelek, Siapa Peduli?
Seperti seri-seri sebelumnya, Visual Concepts kembali mengusung mode MyCareer yang jadi pilihan buat kalian yang mau tenggelam dalam cerita. Kalian pun bisa berandai-andai menjadi pemain basket NBA dengan menciptakan avatar sendiri.
Sayangnya, mode ini bagai buah simalakama buat NBA 2K21 dan pendahulunya. Penggemar dan banyak kritikus yang menganggap cerita di mode ini usang serta sangat klise.
Premisnya pun sama dengan mode MyCareer seri pendahulu. Kalian jadi seorang pemain basket muda yang bermimpi jadi superstar NBA dengan menjalani lika-likunya. Bedanya, kini cerita berfokus pada karakter bernama Junior yang terbebani oleh bayang-bayang sang ayah yang jadi pebasket bintang.
Lagi-lagi, cerita yang dihadirkan sangat klise. Selain itu, terlalu banyak sub-plot yang bikin cerita jadi enggak fokus. Terutama jika bicara kisah asmara Junior dengan kekasihnya yang membuat cerita terasa seperti opera sabun.
Namun, sisi positif dari MyCareer di NBA 2K21 adalah game bola basket Universitas. Yap, sebelum masuk NBA, Junior harus jadi abas (anak basket) universitas sebelum masuk NBA. Presentasi ini tentu menarik mengingat sangat jarang sekali game basket yang menampilkan permainan basket kuliah.
Kembali ke laptop, cerita yang ditampilkan di MyCareer memang terasa nirfaedah. Namun, kita harus ingat bahwa NBA 2K21 bukanlah game petualangan seperti God of War atau Final Fantasy VII Remake. Terlalu berlebihan jika kita berekspektasi tinggi terhadap aspek yang satu ini. Lagipula, kalian bisa, kok, skip ceritanya supaya bisa langsung masuk ke NBA.
Siap-siap Tergoda Jajan VC!
Poin ini mungkin enggak begitu penting bagi pemain kasual yang hanya ingin menikmati presentasi main basket virtual. Namun, bagi mereka yang getol main secara kompetitif di dunia maya bersama pemain lain, poin ini tentu bisa jadi pertimbangan. Namun, kalian yang udah lama main online di NBA 2K pasti tahu apa yang akan jadi fokus utama pembahasan poin ini!
Yap, kita bakal bahas mikrotransaksi di NBA 2K21 yang harus diakui masih ganas seperti sebelumnya. Semua makin terasa sadis jika kalian memang serius “berkarier” di game ini. Rasanya seperti kalian ingin terus beli Virtual Coin (VC) alias mata uang di game untuk “jajan” banyak hal.
Seperti sebelumnya, masih tidak ada perbedaan terkait konsumsi VC. Artinya, kalian bisa menggunakan VC di berbagai mode, khususnya MyCareer dan MyTeam. Artinya, kalau kalian fokus grinding di MyCareer, jatah “uang jajan” kalian di MyTeam pasti akan berkurang, pun sebaliknya.
Di MyCareer, kebutuhan akan VC ini makin terasa. Sebab, tingkat kesulitan bermain NBA 2K21 makin tinggi setelah perubahan sistem shooting. Artinya, pasti bakal ada rasa ngebet ingin membuat karakter yang kalian bikin makin jago. Jajan dengan VC pun bisa jadi jalan pintas.
Selain itu, NBA 2K21 juga bakal menggoda kalian buat jajan sepatu. Yap, bukan cuma di dunia nyata aja kalian bisa bakar duit buat beli sneakers. Di sini, kalian pun bisa bikin karakter MyCareer makin kece dengan membeli sneakers keluaran terbaru.
Ngomong-ngomong, Visual Concepts dan 2K Sports melakukan langkah yang bijak di NBA 2K21 dengan menghilangkan animasi gacha yang menggunakan mesin judi. Sepertinya, kritik pedas warganet dan kritikus sangat menusuk tim pengembang kali ini.
Persembahan Khusus untuk “Pebasket Virtual” yang Serius
Setelah dua minggu berlalu sejak perilisan perdana NBA 2K21, mungkin kalian sudah melihat cuitan warganet serta berbagai ulasan dari kritikus game. Mungkin juga kalian merasa ironis dengan ulasan buruk yang diberikan terhadap game ini. Sangat wajar jika kalian merasa khawatir dan ragu untuk membeli game ini.
Kekhawatiran kalian wajar, kok. Lagipula, harus diakui game ini menjadi repetisi dari seri sebelumnya. Perubahan yang berarti pun cuma ada pada mekanisme shooting. Sisanya, baik fitur, gameplay, bahkan hingga visual yang biasanya jadi nilai plus, kini terlihat biasa saja karena tidak ada perubahan dari NBA 2K20.
Namun, jangan salah, perubahan mekanisme shooting di NBA 2K21 bisa jadi faktor penentu. Butuh penguasaan lebih lanjut meski pada dasarnya konsepnya sama. Kalian bisa saja tetap bermain NBA 2K20 dan tetap merasa jago. Namun, saat ada yang mengajak main NBA 2K21 dan seri selanjutnya, adaptasi terhadap sistem shooting bisa jadi pe-er yang cukup menantang
Makanya, kalau kalian ingin serius “berkarier” di NBA 2K21, membeli game ini adalah langkah yang tidak akan membuat kalian merasa rugi. Kalian yang merasa ingin menikmati game basket sebagai gamer kasual juga tak ada salahnya untuk beli. Namun, seperti yang sudah kami bahas di atas, siap-siap merasa frustrasi dengan tingkat kesulitannya yang cukup tinggi dibandingkan dengan seri sebelumnya.
***
Secara keseluruhan, NBA 2K21 masih menjadi presentasi permainan bola basket virtual yang seru dan menarik. Masalah repetisi masih jadi isu utama yang mungkin sangat sulit diterima oleh penggemar setia game ini. Kecewa, tentu wajar. Namun, ekspektasi berlebihan juga terbilang keliru.
Kekurangan tersebut sebenarnya masih bisa diterima mengingat beberapa rintangan besar yang dihadapi oleh game olahraga, apalagi di tengah pandemi seperti ini. Makanya, ekspektasi yang terlalu tinggi dijamin bakal bikin kalian kecewa berat, hal yang sama dialami oleh banyak penggemar setia NBA 2K.