5 Game Bandai Namco Terbaru yang Diboyong ke C3AFA Jakarta 2018

Siapa bilang gelaran C3AFA (Anime Festival Asia) Jakarta 2018 cuma soal anime dan hal-hal berbau ke-wibu-an? Di acara yang digelar di ICE BSD ini juga dijajakan beberapa game terbaru dari Bandai Namco Entertainment. Salah satunya adalah Jump Force yang baru akan rilis awal tahun depan. Tak hanya menampilkan dan mepresentasikan ke pengunjung yang datang, Bandai Namco bekerja sama dengan Game Start juga memberikan kesempatan untuk menjajal langsung Jump Force dan beberapa game baru lain.

Tim Kincir pun juga berkesempatan untuk mencoba memainkan game yang di beberapa di antaranya baru akan rilis tahun depan ini. Pasti penasaran, kan, sama game dan seluruh seluk beluknya? Memang, sih, yang ditampilin di C3AFA Jakarta 2018 adalah versi beta atau demo. Namun, semua yang udah diujicoba bisa dibilang cukup menggambarkan hampir keseluruhan gameplay yang akan dibawa ke versi penuhnya saat dirilis nanti.

Yuk, simak pembahasan dan ulasan singkatnya di bawah ini.

 

1. Jump Force (2019)

Salah satu game yang paling ditunggu penggemar anime. Game garapan Spike Chunsoft ini dipastikan akan rilis tahun depan meski belum mendapat tanggal rilis pasti. Jump Force menggunakan sistem tarung tiga lawan tiga yang menampilkan karakter ikonis dari seri manga dalam Weekly Shonen Jump.

Harus diakui, adanya karakter-karakter legendaris seperti Son Goku, Naruto, Luffy, dan lainnya menjadi daya tarik utama game ini. Sebuah kesempatan langka bisa melihat para karakter tersebut beradu kekuatan dalam satu game. Harus diakui, Jump Force berhasil menampilkannya dengan sangat baik.

Dari segi gameplay, Jump Force menyajikan sistem tarung yang apik. Lo bisa melakukan banyak gerakan beserta jurus spesial dari tiap karakter. Kontrolnya pun bisa lo lakukan dengan mudah. Namun, menyerang menggunakan jurus spesial bukan perkara mudah karena dapat digagalkan jika lo terkena serangan.

Gaya visual yang digunakan memang enggak 2-D, melainkan 3-D. Dibanding karakter, environment menjadi hal yang paling enak dipandang di mata. Grafis latar digambarkan begitu realistis dengan kualitas visual yang memukau. Sementara itu, penampilan karakter yang 3-D membuatnya tampak terlihat seperti mainan action figure dibanding gaya visual anime.

Karena masih versi beta, Bandai Namco masih membatasi konten Jump Force, khususnya gameplay yang dibawa ke C3AFA. Karakter yang digunakan masih terbatas. Sanji dan Sabo yang dikabarkan masuk ke roster game ini ternyata enggak muncul.

 

2. My Hero One’s Justice (26 Oktober 2018)

Satu lagi game fighting yang mengadaptasi anime/manga. Game ini merupakan kolaborasi antara developer Byking serta Bandai Namco Entertainment selaku publisher. Seperti yang udah lo ketahui, game ini merupakan perpanjangan tangan dari seri anime/manga yang lagi populer saat ini, My Hero Academia.

Berbeda dengan Jump Force, My Hero One’s Justice menggunakan sistem tarung satu lawan satu. Persamaannya terletak pada sistem tarung bergantian. Jika Jump Force bisa menggunakan tiga karakter, My Hero One’s Justice hanya menggunakan satu karakter dengan satu karakter lain sebagai petarung bantuan.

Ada total 19 karakter yang bisa dimainkan dalam versi beta ini. Tim Kincir mencoba memainkan sang penjaga perdamaian, All Might. Seperti yang udah lo tebak, karakter ini benar-benar sangat kuat dengan gerakan serta kekuatan yang seimbang, tapi lebih kuat dibanding karakter lain. Secara keseluruhan, kontrol dan sistem tarung yang dibawa game ini terbilang sederhana dan enggak akan membuat lo ribet.

Hal yang bikin game ini begitu istimewa adalah penyajian visualnya. Dibanding Jump Force yang menggunakan gaya visual 3-D, My Hero One’s Justice masih menggunakan gaya 2.5 D khas anime. Meski begitu, developer Byking berhasil mengeksekusinya dengan baik. Semua ditampilkan begitu detail dengan tetap mempertahankan gaya komikal ala anime. Begitupun dengan environment-nya yang ditampilkan dengan sangat detail.

Melihat gameplay dan kualitas visual yang disajikan, lo sebagai penggemar My Hero Academia dijamin akan menyukai game ini. Pokoknya, siapin aja tabungan lo karena game ini akan rilis secara global pada 26 Oktober 2018!

 

3. Soul Calibur 6 (19 Oktober 2018)

Dibanding Jump Force atau My Hero One’s Justice, Bandai Namco bisa dibilang menjadi game yang paling disorot di booth AFA Play C3AFA Jakarta 2018. Hal ini bisa dibuktikan lewat layar lebar yang digunakan untuk menampilkan gameplay yang dimainkan para pengunjung.

Hal ini pun terbilang wajar karena Soul Calibur 6 membutuhkan sorotan lebih setelah seri ini kerap mendapat kritik. Seri sebelumnya dianggap enggak bisa membawa 'jiwa' yang udah dibawa pada seri-seri sebelumnya. Ada cukup banyak kritik yang diberikan ke seri kelima. Salah satunya adalah gameplay yang ribet tapi jauh dari kata realistis.

Untungnya, kolaborasi developer Dimps, Bandai Namco Studios, dan Project Soul terbilang sukses menutupi kelemahan tersebut pada game keenamnya. Soul Calibur 6 membawa perubahan yang cukup signifikan, khususnya dari segi gameplay yang lebih disederhanakan.

Saat mencoba menjajal game ini, fitur blocking yang dulunya baru bisa dilakukan dengan mengumpulkan "Super Meter", sekarang bisa dilakukan sesuka hati. Hal ini pun membuat game jadi lebih variatif karena lo akan bisa melakukan serangan balik setelah lo melakukan blok.

Ada juga fitur tambahan yang dinamakan "Reversal Edge". Secara keseluruhan, fitur ini sebenarnya enggak jauh beda dari "Rage Drive" pada Tekken 7. Namun, untuk mengaktifkan Reversal Edge, lo harus menerima damage dari musuh sebelum lo mengeluarkan serangan balik yang sangat kuat.

Persamaan antara game ini dengan Tekken 7 juga terletak pada gaya visual. Jika lo memang pernah bermain Tekken 7, pasti lo akan merasakan grafis yang disajikan seperti tak ada bedanya. Hal ini terbilang wajar mengingat kedua game ini sama-sama menggunakan Unreal Engine 4.

Buat lo para penggemar Soul Calibur yang sempat kecewa dengan seri keempat dan kelima, ada baiknya lo hilangkan dahulu rasa kecewa lo dan sambut game ini dengan rasa positif. Sebab, game ini memiliki perbedaan yang bisa dibilang bersifat positif. Jadi, siapin aja diri lo saat game ini dirilis pada 19 Oktober mendatang!

 

4. Naruto to Boruto: Shinobi Striker (30 Agustus 2018)

Di antara game-game lain yang ditampilkan di booth Bandai Namco C3AFA Jakarta 2018, Naruto to Boruto: Shinobi Striker menjadi satu-satunya game yang udah bisa lo dapatkan di pasaran. Sebelum lo membeli, ada baiknya lo menjajal atau seenggaknya melihat ulasannya di dunia maya.

Satu hal yang harus lo catat, game ini bukanlah game fighting 3v3 yang sama dengan seri-seri game Naruto sebelumnya. Naruto to Boruto: Shinobi Striker mengadaptasi format co-op yang fokus dengan pertarungan taktis empat lawan empat. Game ini sendiri akan memiliki mode story untuk menemani mode co-op.

Saat mencoba menjajalnya, tim Kincir hanya bisa mencoba mode co-op. Mode co-op yang dicoba enggak menampilkan karakter ikonis Naruto seperti Naruto, Boruto, Sasuke, dan karakter lain. Sebagai gantinya, lo akan memainkan avatar bikinan lo sendiri. Avatar ini enggak hanya dibuat berdasarkan penampilan saja, tapi juga kemampuan dan disesuaikan dengan peran dalam pertarungan.

Yap, game ini menggunakan sistem kelas yang enggak jauh beda dari game RPG atau co-op pada umumnya. Lo bisa memilih empat kelas spesifik seperti Attack, Ranged, Defense, dan Heal. Tak hanya memilih peran, lo juga bisa menyesuaikan senjata, ninjutsu, dan jurus spesial yang akan lo gunakan.

Pada awalnya, mungkin lo akan salah kaprah saat pertama kali memainkan game ini tanpa membaca 'brosur'. Meski enggak melanjutkan tradisi game fighting Naruto, Naruto to Boruto: Shinobi Striker membawa warna baru bagi penggemar setia Naruto lewat mode co-op-nya.

 

5. Shadow of the Tomb Raider (14 September 2018)

Memainkan versi beta Shadow of the Tomb Raider rasanya seperti lagi tidur nyenyak, tapi tiba-tiba kebangun. Lo serasa kebawa ke alam mimpi. Entah itu dari segi visual, maupun dari gameplay. Namun, semuanya terasa nanggung karena masih banyak yang harusnya bisa lo nikmati di game ini.

Eidos Montreal dan Crystal Dynamics benar-benar memberikan perubahan yang cukup signifikan pada game ini. Sebagai seri penutup dari sebuah trilogi, game ini sebenarnya berpotensi monoton lewat pengulangan gameplay. Nyatanya, saat mencoba game ini, perubahan yang ada begitu terasa meski sifatnya kecil.

Kali ini, Lara Croft kembali bertualang dan siap membongkar kuburan keramat di kebudayaan Inca. Semua yang ditampilkan di game ini begitu detail, baik dari segi gameplay maupun visual. Detail dalam gameplay benar-benar terasa. Misalnya aja saat Lara harus merayap di tembok berbatu dengan tali. Makin banyak pergerakan akan membuat bebatuan yang ada jatuh sehingga mengurangi pijakan.

Dari segi visual, semua yang ditampilkan game ini buat lo benar-benar memanjakan mata. Mungkin lo enggak akan setuju saat latar berada di kondisi gelap seperti gua atau reruntuhan. Namun, pandangan lo dijamin akan berubah 180 derajat saat mencoba latar hutan. Semua benar-benar terasa indah dan membuat lo merasa seakan ada di dalam hutan tersebut.

***

Harus diakui, Bandai Namco berhasil memanjakan penggemar game di Indonesia, terutama yang datang ke acara C3AFA Jakarta 2018. Meski beberapa game belum dirilis atau bahkan masih lama rilisnya seperti Jump Force, versi demo yang dijajakan dalam booth-nya udah cukup menjawab rasa penasaran atas game tersebut. Semoga aja versi full-nya tetap membawa keseruan yang sama dan tentunya penambahan konten yang bikin game jadi lebih menarik.

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.