Ada yang berubah dari gelaran E3 tahun ini. Khususnya jika dibandingkan dengan gelaran tahun lalu. Game virtual reality (VR) maupun mixed reality (MR) benar-benar tenggelam. Tiga pemain besar di ranah konsol (Sony dengan PS, Microsoft dengan Xbox, Nintendo dengan Switch) lebih fokus memamerkan game konvensional.
Sony masih lebih 'peduli' karena masih mendukung teknologi VR untuk PS4. Lain halnya dengan Microsoft yang sepertinya enggak melihat teknologi VR sebagai solusi gaming di masa depan.
Hal ini terlihat jelas di gelaran E3 2018. Seperti yang dijelaskan Mike Nichols, Chief Marketing Officer Microsoft kepada GI.biz, Microsoft menyatakan diri tak tertarik untuk terjun ke ranah VR. Menurutnya, saat ini mereka enggak punya rencana khusus untuk membuat perangkat VR khusus Xbox.
"Enggak. Saat ini kita benar-benar enggak punya rencana untuk membawa teknologi VR atau MR ke konsol Xbox," ujar Nichols.
Microsoft sendiri punya alasan kuat di balik ogahnya mereka menerjunkan VR ke Xbox. Menurut Nichols, Xbox bukanlah tempat yang tepat untuk VR dan MR. Dia menganggap PC sebagai platform paling tepat untuk VR dan MR karena bisa menyajikan pengalaman yang lebih imersif dan kompleks kepada gamers.
"Di (platform) mobile, augmented reality (AR) memang menjadi skenario terbaik yang akan terus tumbuh. Namun, jika ngebahas Xbox, jawabannya adalah tidak. Fokus Microsoft saat ini adalah memberikan pengalaman terbaik yang dimainkan di TV," tambah Nichols.
Untuk saat ini, Microsoft memang lebih memfokuskan diri mengembangkan konsol terbaru mereka. Phil Spencer, Executive Vice President of Gaming Microsoft juga mengakui kalau mereka memang sedang komitmen membuat Xbox generasi terbaru yang akan menjadi "benchmark di ranah konsol". Menurut rumor, Xbox generasi terbaru punya nama kode “Scarlet” dan diperkirakan akan rilis pada 2020.
Sementara itu, penggemar VR enggak perlu berkecil hati. Di ajang E3 2018, Bethesda Softwork meluncurkan Wolfenstein and Prey versi VR. Sedangkan PlayStation merilis debut game Ghost Giant dan Trover Saves the Universe untuk PSVR.
Keputusan Microsoft terkait VR dan MR bisa dibilang tepat. Saat ini VR memang mulai tenggelam dan enggak bikin gamers seantusias tahun lalu. Platform VR sendiri memang punya cukup banyak kelemahan. Salah satunya adalah motion sickness yang dirasakan banyak gamers saat bermain game VR. Perangkat VR juga dianggap mahal dan masih terbatas dari segi konten.
Menurut lo, apakah langkah Microsoft sudah tepat? Yuk utarakan pendapat lo di kolom komentar di bawah ini!