Akhir Januari 2017, Capcom akhirnya merilis sekuel ketujuh dari waralaba game Resident Evil (RE) yang sudah lama dinanti. Sejak pertengahan tahun lalu, Capcom memang rajin banget bikin berbagai macam ulasan, cuplikan video, sampai demo game untuk mempromosikan RE7. Enggak aneh kalau banyak gamer, terutama penggemar RE, jadi semangat banget untuk memainkan game yang satu ini. Kalau lo tertarik juga untuk memainkan game ini, simak dulu deh beberapa fakta tentang seri teranyar ini.
1. Dibuat Dalam Waktu 2 Tahun
Pembuatan game RE7 dimulai pada Februari 2014 dan rampung pada akhir tahun 2016. Capcom menunjuk Masachika Kawata sebagai produser dan Koshi Nakanishi sebagai sutradara yang dibantu 120 pegawai. Game ini dibuat menggunakan software RE Engine dan VR Development Tools dengan menggunakan teknik photogrammetry pada tiap aset 3D-nya.
Saat pembuatan, Koshi Nakanishi sempat meminta bantuan Richard Pearsey sebagai penulis naskah berpengalaman dalam mengerjakan game F.E.A.R. dan Spec Ops: The Line. Keterlibatan orang Barat dalam proses pembuatan RE kali ini adalah yang pertama. Sebelumnya, RE selalu dikerjakan oleh orang-orang Jepang. Hal ini diakui pihak Capcom sebagai usaha untuk membentuk nuansa dan rasa baru dalam bermain RE.
2. Mengembalikan Nuansa Horor ala Resident Evil 1
Masachika Kawata mengaku kalau pada 2012 lalu, pihaknya mendapat banyak kritikan terkait game RE6 yang dianggap terlalu menonjolkan sisi aksi dan melupakan akarnya sebagai game horor. Oleh karena itu, Kawata dan timnya melakukan diskusi panjang setelah kegagalan game Resident Evil 6 tersebut. Hingga akhirnya, mereka pun memutuskan untuk menghadirkan kembali nuansa horor ala Resident Evil 1 yang populer pada 1996 lalu. Bukan cuma mengembalikan nuansa horor, Kawata juga menjanjikan akan mengurangi unsur aksi dan menambah unsur teka-teki serta misteri yang telah lama hilang dari waralaba RE7.
3. “Terinspirasi” dari Game Outlast
Meskipun RE7 mengadopsi nuansa horor dan teka-teki ala Resident Evil 1, bukan berarti RE7 enggak menawarkan sesuatu yang baru loh! Untuk mengikuti perkembangan zaman, Capcom pun melakukan terobosan besar dengan mengubah format gameplay RE yang sebelumnya berupa TPS (Third Person Shooter) menjadi FPS (First Person Shooter). Melalui mode FPS ini, lo bisa merasakan langsung bagaimana rasanya jadi karakter utama yang harus memecahkan teka-teki.
Banyak orang menganggap format ini mirip dengan game horor yang pernah booming pada tahun 2013 yakni Outlast. Nakanishi sendiri mengakui bahwa dirinya terinspirasi oleh game Outlast. Akan tetapi, menurutnya, ada perbedaan mendasar yang membedakan RE7 dengan Outlast, yakni dalam RE7 kita bisa menggunakan senjata sebagai alat perlawanan. Alasan lain di balik perubahan format gameplay ini adalah keinginan Capcom untuk menawarkan sebuah pengalaman horor yang lebih realistik dan menyeramkan dibanding game-game Resident Evil sebelumnya.
4. Ruang Gerak Makin Sempit, Misteri Makit Menghimpit
RE7 ini sangat berbeda dengan beberapa sekuel terakhir RE yang begitu bombastis, penuh ledakan, aksi, dan menampilkan banyak sekali monster berukuran besar. Pada RE7 ini, Capcom berusaha menyajikan sesuatu dengan skala yang lebih kecil, tetapi lebih intim. Pihak pengembang mengurangi aksi untuk membangun nuansa yang lebih kelam dan mencekam. Kalau RE6 berkisah tentang perjuangan sekelompok tentara bersenjata lengkap melawan pasukan bio-terorisme yang hendak menghancurkan Dunia, RE7 hanya berkisah tentang seorang pria biasa yang berusaha menyelamatkan istrinya yang diduga diculik oleh sekelompok orang misterius yang tinggal di sebuah rumah terpencil.
5. Lanjutan Kisah Resident Evil 6
Dengan perbedaan yang begitu mencolok, banyak penggemar yang kemudian bertanya-tanya, apakah kisah di dalam game RE7 ini masih ada hubungannya dengan RE6 ataukah akan menjadi kisah baru yang berdiri sendiri? Menurut Masachika Kawata, RE7 masih ada hubungannya dengan kisah di RE6. RE7 mengambil latar waktu sekitar 4 tahun setelah kekacauan yang terjadi di RE6. Karakter utama di RE6 pun akan muncul sebagai cameo di RE7. Siapakah dia? Semuanya akan terungkap pada pertengahan hingga akhir game RE7.
6. Bergelimang Sambutan Positif
Bertolak belakang dengan RE6 yang mendapatkan rating buruk dari para kritikus video game, RE7 ini justru mendapatkan sambutan yang sangat baik. Sebagai pembanding, Destructoid memberikan penilaian 3/10 untuk RE6 dan memberikan rating 10/10 untuk RE7. Sementara GamesRadar+ memberikan 3 bintang untuk RE6 dan 5 bintang untuk RE7. Sementara itu, Fox menganggap kalau RE7 adalah game yang berada di jalur yang benar. Hal tersebut menjadi bukti kalau Capcom sukses menghidupkan kembali serial game RE yang sebelumnya sempat diprediksi akan mati karena kegagalan berturut-turut yang dialami saat perilisan RE5 dan 6.
7. Cara Membeli dan Spesifikasi
Buat lo yang tertarik untuk memainkan game ini, lo bisa memainkan game ini di dua konsol game yakni PlayStation 4 dan Xbox One. Selain itu, versi digital dari game ini juga tersedia di Steam Store untuk lo mainkan di PC. Harga game ini di Steam Store adalah Rp500.000, sementara untuk Deluxe Edition dijual dengan harga Rp740.000. Dalam Deluxe Edition, lo bakal menemukan beberapa mode dan item baru yang enggak ada di edisi normal. Akan tetapi, sebelum lo beli RE7 untuk PC, lo harus cek dulu apakah spesifikasi PC lo cukup kuat untuk memainkan game ini. Soalnya, spesifikasi yang dibutuhkan cukup tinggi. Minimal, lo harus punya PC dengan spesifikasi sebagai berikut, Windows 10 64 BIT, DirectX 11, RAM 8 Gb, Intel Core i5/AMD FX, dan GTX 760/R7 260x 2Gb. Sanggup?
***
Nah, itulah beberapa fakta tentang RE7 yang harus lo tau sebelum memainkan game horor buatan Capcom tersebut. Semoga bisa jadi referensi lo dalam bermain game, ya! Oh, ya. Lo bisa lihat pengalaman Giring Ganesha saat pertama kali nyobain RE7 menggunakan Playstation VR. Kepoin sendiri, deh di sini.