Banyak penggemar One Piece yang mungkin merayakan selesainya arc Whole Cake Island di anime beberapa waktu ini. Bandai Namco juga merilis One Piece: World Seeker yang jadi game teranyar mereka bulan lalu. Siapa sangka kalau ternyata eksekusi yang mereka lakukan terkesan jauh dari ekspektasi pemain. Dipenuhi banyak desain yang kurang sreg bikin game ini jadi daftar game terburuk 2019. Penasaran sama beberapa aspek yang kurang diperhatikan Bandai pada One Piece: World Seeker? Simak penuturan dari KINCIR berikut ini!
1. Gerakan Bertarung yang Sangat Kaku
Mengusung tema action RPG, pemain bakal memainkan karakter Luffy untuk menghabiskan para Angkatan Laut yang menghuni Pulau Penjara. Di dalam game, mekanisme kaku dari pertarungan membawa pemain pada kesimpulan kalau game ini menyediakan pertarungan yang kurang sengit. Karakter yang Luffy pakai enggak bakal berkembang lebih jauh dan kombinasi pukulannya sangat repetitif hingga akhir permainan.
2. Perjalanan yang Enggak Menarik
Meski game ini menawarkan sajian grafis yang cukup memanjakan mata, ternyata nuansa petualangan yang disajikan sangat membosankan. Pemain akan disuruh menjelajahi dunia terbuka menggunakan Luffy yang seolah-olah bisa menjadi seorang Spider-Man dengan berayun ke pepohonan atau rumah-rumah. Jarak yang sangat jauh serta enggak adanya skenario yang cukup distingtif bikin petualangan yang dibuat sangat membosankan.
3. Minimnya Karakter Protagonis
Salah satu daya tarik semesta One Piece adalah hadirnya berbagai karakter antagonis atau protagonis. Sebagai seorang kapten bajak laut Topi Jerami, Luffy memiliki kru yang sangat kuat. Sayangnya, di game ini karakter lain enggak bisa dipakai oleh pemain. Akhirnya, karakter protagonis yang hadir hanya jadi NPC belaka dan enggak membantu sama sekali.
4. Sistem RPG yang Absurd
Embel-embel role playing yang Bandai dan Ganbarion sematkan pada One Piece: World Seeker terkesan memberi ruang eksplorasi yang sangat sempit. Pemain bisa saja mempersediakan item atau mengembangkan karakter Luffy lewat progresi. Tapi, itu semua ternyata enggak berpengaruh pada mekanik dan hanya mengubah "angka" dalam serangan. Apalagi, sistem gear yang dimiliki Luffy justru muncul pada beberapa kesempatan saja dan enggak permanen dikendalikan oleh pemain.
5. Terlalu Mudah untuk Diselesaikan
Dibandingkan dengan sulitnya Sekiro yang justru bikin pemain ketagihan, One Piece: World Seeker malah membuat permainan sangat mudah. Bahkan di tingkat yang paling tinggi, setiap bos bisa diakali dengan permainan yang sangat repetitif. Serangan yang mudah dibaca membuat para karakter enggak memberi tantangan sama sekali. Musuh kecil yang bisa dijadikan tempat grinding bahkan bisa dihabisi dengan satu serangan saja menuju akhir game.
***
Dengan eksekusi yang sangat tanggung, One Piece: World Seeker jadi deretan game adaptasi anime yang mengecewakan. Premis cerita yang sebenarnya berangkat di luar anime atau manga sebenarnya punya kekuatan yang bisa dikembangkan. Sayangnya, pengembangan mekanik dan sistem baru membuat nilai adaptasinya terkesan terlalu ambisius dan salah alamat.