Pada gelaran E3 2018 yang dihelat sekitar sebulan lalu, Capcom memberi kejutan pada penggemar waralaba game survival-horror klasik mereka dengan merilis Resident Evil 2 Remake. Game yang udah diharapkan kebangkitannya sejak jauh-jauh hari ini dipastikan resmi melenggang pada Januari 2019. Saat tirainya benar-benar disingkap, game ini langung disambut tepuk tangan bergemuruh oleh seisi penonton di ruangan aula dan dunia maya. Tak pelak jika pada akhirnya game ini kemudian diganjar penghargaan Game Critics Award untuk kategori game paling mencuri perhatian di ajang E3 tahun ini.
Usai perkenalan demo game tersebut, pada laporan finansial yang diterbitkan setelahnya, Capcom melempar sebuah pernyataan yang boleh jadi bakal semakin membakar antusiasme para penggemarnya. Menyoal game versi remake ini, ada kemungkinan bahwa Capcom bakal mengeksplorasi lebih lanjut katalog game yang dimiliki sebagai bagian dari strategi untuk memaksimalkan pustaka intellectual property (IP) mereka.
Statemen ini bisa dibilang sebagai isyarat bahwa Capcom akan merencanakan atau mungkin tengah mengembangkan versi remake dari game-game terbaik mereka yang pernah berjaya di masa silam. Nah, kali ini mari kita bahas game-game buatan atau terbitan Capcom yang punya potensi untuk dirilis kembali sebagai versi daur ulang.
1. Dino Crisis 2
Sama-sama mengusung genre survival-horror, berstatus IP Capcom, serta karya orisinal Shinji Mikami, nasib Dino Crisis dan Resident Evil (RE) bak bumi dan langit. Jika RE terus bertahan menjadi waralaba populer dengan rentetan sekuel dan spin-off, Dino Crisis enggak lagi sanggup berkembang biak sejak serinya yang ketiga terakhir kali diluncurkan. Itu pun gagal total di pasaran.
Pada penghujung tahun lalu, sempat tersiar selentingan yang menyebut bahwa Capcom enggak berniat membangkitkan kembali game ini. Masachika Kawata, Produser Resident Evil 7 sekaligus sosok yang pernah terlibat dalam dapur produksi Dino Crisis di ketiga serinya sekaligus, menyatakan bahwa enggak ada pembicaraan dalam internal perusahaan untuk mendaur ulang game klasik bertema dinosaurus ini.
Nah, apabila Capcom berubah pikiran, mereka dapat mempertimbangkan Dino Crisis 2 sebagai seri game yang paling layak untuk di-remake di konsol next-gen. Mengambil pendekatan yang cenderung menjurus ke arah aksi ketimbang pendahulunya, Dino Crisis 2 tetap berhasil mempertahankan elemen survival sembari memperkayanya dengan aspek story yang lebih memikat. Opsi senjata jadi kian variatif dan relasi antara Regina dan Dylan pun, meski singkat, begitu terasa impaknya bagi para pemain.
2. Killer 7
Game ini mungkin masih kalah kondang dari Monster Hunter, Devil May Cry, atau pun game terbitan Capcom yang lain. Meski begitu, Killer 7 punya potensi besar untuk menjadi game remake yang berkualitas sekaligus mendulang profit yang enggak sedikit bagi korporasi video game asal Jepang tersebut.
Plot utamanya berkisah mengenai tujuh pembunuh bayaran yang melakoni pekerjaan kotor untuk pemerintahan Amerika Serikat. Twist yang dihadirkan cukup mencengangkan. Ternyata, ketujuh pembunuh tersebut merupakan tujuh kepribadian berbeda yang bersemayam dalam satu tubuh yang sama. Dengan kata lain, orang ini mengidap gangguan kepribadian majemuk alias gangguan identitas disosiatif.
Killer 7 dipuji berkat skema kontrolnya yang enggak biasa, gaya visual yang unik pada zamannya, serta plot multilapis yang membuatnya layak dijadikan material film-film Hollywood. Killer 7 kabarnya akan dirilis kembali pada periode kuartal 4 tahun ini. Sayangnya, bukan sebagai game remake. Namun, sebagai game remastered yang hanya mendapat polesan dari segi grafis tanpa penambahan konten atau aset yang signifikan.
3. Onimusha 3: Demon Siege
Onimusha 3: Demon Siege adalah salah satu game underrated terbaik yang pernah muncul di PlayStation 2. Game ini bercerita tentang seorang kesatria pedang, Samanosuke, yang sedang menjalani misi untuk membunuh seteru abadinya, Nobunaga Oda. Suatu fenomena ganjil memaksanya bertukar tempat dengan Jacques Blanc, seorang polisi dari Perancis. Keduanya pun harus menyesuaikan diri dengan periode waktu yang saling bertolak belakang, Paris modern dan Jepang feodal, dan bekerja sama untuk mengalahkan Nobunaga beserta prajurit iblisnya, Genma.
Game ini sebetulnya udah cukup maju pada eranya. Penggunaan lingkungan 3-D yang atraktif menghasilkan pengalaman bertarung yang semakin intens dan menyenangkan. Ada perasaan puas ketika memerankan kedua karakter yang punya gaya kombat berbeda ini secara bergantian. Belum lagi sesi pemecahan teka-teki berbasis time travel yang pada eranya terasa begitu cerdik dan adiktif. Segelintir alasan ini saja udah cukup bagi Capcom untuk mendaur ulang game ini.
4. Devil May Cry
Hideki Kamiya, sutradara gamenya yang pertama pernah mengumbar hasrat untuk melibatkan diri dalam proses remake Devil May Cry, menggunakan seperangkat teknologi yang lebih modern dan menjadikannya sebagai game hack and slash terbaik. Itu pun jika hal tersebut jadi kenyataan.
IP yang sejatinya dimaksudkan sebagai versi awal dari Resident Evil 4 ini dirilis pertama kali pada 2004. Enggak disangka, game ini malah berujung revolusioner berkat seabrek inovasi yang ditorehkannya. Suguhan visual yang apik, aksi pertarungan yang tak berkesudahan, protagonis yang keren, dan deretan bos yang unik.
Game ini pernah dirilis ulang dalam format HD untuk PS3 dan PS4. Namun, sepertinya Kamiya berniat menciptakan remake yang dirombak hingga ke akar-akrnya sembari menyelipkan berbagai konten tambahan atau strategi inovatif lainnya. Perlu diketahui bahwa Kamiya juga merupakan sosok yang duduk di kursi panas sutradara Resident Evil 2 orisinal (1998). Capcom harus memberi kesempatan baginya yang mungkin ingin mencari pelampiasan atas urungnya perilisan Scalebound pada 2017 lalu.
5. Resident Evil 3: Nemesis
Jika gagasan untuk mendaur ulang RE 2 terlintas dan bahkan telah diwujudkan secara nyata oleh Capcom, mengapa tak sekalian saja melakukan hal yang sama terhadap suksesornya yang tak kalah spektakuler, Resident Evil 3: Nemesis?
Game yang satu ini mengetengahkan Jill Valentine yang terjebak di Racoon City dan berusaha mencari jalan keluar sembari melarikan diri dari kejaran monster bio-organik mematikan yang secara khusus membidik anggota S.T.A.R.S, Nemesis. Fragmen demi fragmen informasi yang dia himpun menuntunnya pada tabir gelap yang selama ini dirahasiakan oleh perusahaan farmasi raksasa bernama Umbrella Corporation.
Lingkungan dan mekanik gameplay dari game ini tak ubahnya RE 2. Capcom pun seharusnya enggak akan menemui kendala berarti untuk mengaplikasikan engine serupa ketika mendesain ulang segala aset serta komponen dalam game ini. Demonstrasi gameplay RE 2 di event E3 beberapa waktu lalu telah membuktikan betapa piawainya Capcom mengimplementasikan perubahan yang masif hingga ke aspek paling struktural seperti model wajah Leon dan Claire serta mengubah perspektif over-the-shoulder dari yang sebelumnya camera-fixed.
Remake game ini dirasa perlu untuk menyempurnakan trisula RE terbaik di konsol PlayStation pertama. Capcom juga pernah menggoda penggemar lewat sebuah unggahan action figure Nemesis berbahan kardus di platform Twitter. Senggaknya, dengan begini, penggemar boleh menganggap bahwa asa untuk menghidupkan game legendaris ini tak benar-benar dipadamkan oleh Capcom.
***
Itulah lima game Capcom yang punya potensi dan layak dilirik sebagai game remake di masa mendatang. Itu pun jika Resident Evil 2 benar-benar meledak di pasaran dan jadi game yang ngehit ketika dilepas secara global pada Januari tahun depan. Jika yang terjadi adalah sebaliknya, alangkah baiknya lo kubur dalam-dalam hasrat untuk melihat terwujudnya versi remake game-game di atas.