Pengembang game pastinya punya hasrat yang besar dalam mengembangkan industri game. Namun, enggak semua studio yang menaungi pengembang tersebut punya hasrat yang sama dengan para pengembangnya. Sebagai perusahaan, tentunya mereka menginginkan keuntungan dari game yang dihasilkan para pengembangnya.
Tentunya perusahaan game memikirkan berbagai cara untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dari gamenya. Kini, mereka bisa mendapatkan uang enggak hanya dari penjualan gamenya saja. Mereka bisa mendapatkan keuntungan dari konten, fitur, atau item tambahan yang dijual setelah gamenya dirilis. Sebenarnya sah-sah aja, sih. Namun, ada saja perusahaan yang memeras kantong pemainnya secara berlebihan hanya demi bisa menikmati gamenya secara utuh.
Nah, game apa aja, sih, yang memeras pemainnya secara berlebihan? Yuk, simak daftarnya!
1. Star Wars Battlefront II
Star Wars Battlefront yang dirilis pada 2015 sayangnya enggak begitu sukses. Battlefront hanya punya sedikit map dan mode di dalamnya sehingga gamenya terasa kosong. Untuk memperbaiki hal tersebut, EA dan DICE mengumumkan sekuelnya, yaitu Star Wars Battlefront II. Di game ini, mereka berjanji akan lebih baik dari game pertamanya dan bakalan memasukkan lebih banyak map, mode, dan campaign single player.
Pada November 2017, Battlefront II akhirnya dirilis. Enggak butuh waktu lama, game ini langsung menuai protes dari para pemainnya karena loot box yang berlebihan. EA seperti memaksa pemain untuk mengeluarkan uang lebih demi bisa memainkan Battlefront II. Akibat protes dari para pemain, EA pun memutuskan untuk menonaktifkan mikrotransaksi sementara waktu. Kemudian pada Maret lalu, EA kembali menghadirkan mikrotransaksi tapi hanya untuk item kosmetik.
2. Destiny
Melihat kesuksesan Halo, sang pengembang, Bungie, mengembangkan game baru lainnya yang menggabungkan MMO dan FPS. Untungnya, game ini pun kembali menuai kesuksesan, bahkan menjadi waralaba game terbaru yang paling cepat terjual dalam sejarah. Seperti game MMO lainnya, Bungie pun rajin menambahkan konten baru di Destiny. Namun, semua konten baru tersebut enggak bisa lo dapatkan dengan sekali membayar biaya berlangganan.
Konten baru yang dirilis Bungie hanya bisa dibeli secara satuan. Hanya beberapa bulan setelah gamenya dirilis, Bungie merilis dua konten terbaru, yaitu The Dark Below dan House of Wolves. Parahnya lagi, tantangan di game ini banyak dihadirkan di konten terbarunya. Hal ini membuat pemain seperti dipaksa untuk membeli kontennya hanya demi menikmati gamenya secara utuh.
3. Rainbow Six Siege
Dirilis pada Desember 2015, Rainbow Six SIege masih banyak dimainkan hingga saat ini. Game ini menawarkan tactical shooter yang menarik. Rainbow Six Siege bahkan sudah sering dipertandingkan di berbagai kompetisi esports. Di game ini, pemain bisa memilih berbagai karakter yang disebut operator sebelum memulai pertempuran. Pada awalnya, operator enggak langsung tersedia semua sekaligus. Untuk mendapatkan operator baru, lo harus mengumpulkan Renown yang didapatkan dari tiap pertandingan.
Pada Maret 2018, Ubisoft menghadirkan update yang membuat rugi para pemain lama. Ubisoft akhirnya menghadirkan update yang bisa nge-unlock semua operator Rainbow Six Siege secara gratis. Yang jelas, ini pasti jadi kabar gembira buat para pemain baru. Namun, jadi kabar buruk buat pemain lama yang sudah susah payah nge-unlock operator. Parahnya lagi, Ubisoft enggak memberi kompensasi atau bonus in-game kepada pemain yang sudah susah payah nge-unlock operator.
4. No Man’s Sky
Sebelum dirilis, No Man’s Sky cukup menarik perhatian, apalagi saat cuplikannya dirilis. Di cuplikannya, No Man’s Sky menjanjikan sebuah game dengan dunia yang luas untuk dijelajahi. Yang membuat No Man’s Sky semakin menarik perhatian adalah karena game ini dikembangkan oleh pengembang indie. Pengembang Hello Games juga enggak ragu menjual No Man’s Sky dengan harga yang sama dengan game besutan pengembang besar.
Hal tersebut membuat penggemar semakin yakin jika game ini bakal menghadirkan sesuatu yang besar. Sayangnya, hal tersebut enggak didapatkan pemain saat gamenya dirilis karena gamenya berisi konten yang sangat sedikit. Selain itu, apa yang lo lihat di cuplikan ternyata enggak ada di gamenya dan mode multiplayer pun enggak ada di game ini. Pemain harus membayar mahal untuk sesuatu yang enggak ada. Setelah mendapatkan berbagai protes, Hello Games akhirnya merilis berbagai update untuk memperbaiki gamenya.
5. Metal Gear Survive
Sebelum dirilis, Metal Gear Survive sebenarnya sudah banyak diragukan oleh penggemar Metal Gear. Salah satu faktor utamanya adalah karena game ini merupakan Metal Gear pertama tanpa campur tangan Hideo Kojima, sang kreator. Nah, ketika gamenya dirilis, semua keraguan penggemar Metal Gear terhadap seri ini akhirnya benar-benar terjadi.
Game ini memasukkan mikrotransaksi yang cukup menguras pemain. Mau bikin karakter kedua, lo harus membayar sekitar 10 dolar atau Rp150 ribu. Bahkan, mau menambah slot untuk nge-save game aja, lo juga harus membayar 10 dolar. Intinya, lo harus menyiapkan uang yang sangat banyak untuk bisa mainin game ini.
***
Nah, itulah game-game yang bikin rugi para pemainnya. Sah-sah aja, sih, perusahaan mau memasukkan mikrotransaksi atau mematok harga mahal untuk gamenya. Namun, jangan sampai memeras pemainnya hingga membuat mereka enggan untuk memainkan game mereka. Selain game di atas, game mana yang menurut lo membuat rugi pemainnya?