Aktivitas Sehari-hari Astronaut di Luar Angkasa

Enggak sedikit anak kecil yang ingin jadi astronaut. Alasannya, suka melihat bintang, Bulan, dan planet-planet di malam hari. Namun, impian itu berangsur-angsur berubah saat dewasa. Beberapa di antara mereka berpikir bahwa luar angkasa  merupakan bagian dari semesta yang enggak bisa dijangkau. Namun, ada juga yang berkesempatan membangun karier sebagai astronaut.

Menjadi astronaut berarti ngelewatin serangkaian latihan khusus demi bisa ngejalanin misi di luar angkasa. Selama hidup di antariksa, para astronaut tentu ngelakuin kegiatan sehari-hari yang sama ketika mereka berada di Bumi, kayak makan, minum, buang air, mandi, dan tidur. Namun, bagaimana cara mereka melakukan itu dalam keadaan gravitasi nol? Untuk berjalan aja agak sulit.

Nyatanya, para astronaut juga membagikan kehidupan sehari-hari mereka selama di luar angkasa, tepatnya di International Space Station (ISS). Berikut, KINCIR kasih tahu kayak apa kehidupan sehari-hari mereka di luar angkasa.

1. Astronaut bobo

Tidur merupakan salah satu kebutuhan utama buat menjaga tubuh tetap sehat. Astronaut juga manusia, butuh istirahat seperti tidur. Namun, bagaimana cara mereka tidur di luar angkasa? Soalnya, segalanya bisa melayang jika berada di gravitasi nol.

Menariknya, para astronaut tidur di ruang tidur dengan kantong tidur. Yap, enggak harus di kamar tidur, mereka juga bisa tidur pada sudut-sudut ruangan. Biar enggak melayang, mereka mengikat tubuhnya. Supaya nyenyak meski dalam kondisi yang bising akibat suara mesin, mereka menggunakan penutup mata dan telinga.

Sama kayak di Bumi, para astronaut juga harus mengalokasikan waktu tidur selama delapan jam setiap hari. Namun, ada kalanya mereka hanya tidur selama enam jam karena harus bekerja.

2. Astronaut mandi

Walaupun mereka jarang berkeringat di luar angkasa, mandi juga jadi hal wajib buat menjaga kebersihan. Hidup berbulan-bulan di luar angkasa pasti perlu mandi buat ngilangin kotoran yang nempel di tubuh. Sama kayak di Bumi, mandi juga pakai air sebagai pembasuhnya. Namun, keadaan akan berbeda saat di luar angkasa.

Karena gravitasi nol, air bisa melayang-layang ke segala arah, berbentuk kayak gel yang mengambang di udara. Namun, ada cara khusus buat astronaut mandi. Nah, biar air yang terapung di udara enggak ngerusak peralatan pesawat, tentunya mereka mandi di kamar mandi, dong.

Ketika berada di kamar mandi, seorang astronaut bisa menggunakan kantong plastik air dan busa basah khusus yang dapat digunakan buat membasuh badan. Untuk menghindari percikan air melayang-layang di udara, kamar mandi dibuat khusus agar dapat menyedot gumpalan air tersebut.

Enggak hanya membersihkan badan, astronaut juga butuh keramas. Namun, jangan kamu bayangin keramas di luar angkasa pake shower layaknya di Bumi, ya!

Walaupun kondisi beda, keramas tetap memakai air, sampo, handuk, dan sisir. Air yang digunakan pastinya enggak berasal dari bak mandi atau shower, tapi cuma dari kantong air dan berupa gumpalan. Untuk mulai keramas, astronaut mengeluarkan gumpalan air dari kantong dan mengoleskannya ke kulit kepala.

Memang sulit dan air enggak langsung ngebasahin seluruh rambut. Makanya, butuh bantuan kedua tangan buat ngeratain air. Setelah air rata dan rambut cukup basah, barulah sampo diolesin ke kulit kepala dan rambut digosok. FYI, sampo di luar angkasa enggak didesain buat ngeluarin busa, loh. Kalau rambut udah bersih, bisa dibasuh kembali dan dikeringin dengan handuk. Menariknya, air yang dipakai tadi bakal menguap dan selanjutnya diproses jadi air minum.

3. Astronaut sikat gigi

Dalam video, seorang astronaut memperlihatkan cara menyikat gigi dalam ruangan tanpa gravitasi. Enggak ada yang beda dengan tata cara menyikat gigi di Bumi. Masih menggunakan air, sikat gigi, dan pasta gigi. Hanya aja, semuanya agak terasa sulit. Soalnya, alat sikat gigi bakal melayang.

Menariknya, dalam video, terlihat enggak ada busa pasta gigi. Bahkan, sang astronaut terlihat menelan pasta gigi tersebut tanpa membuang busa pasta gigi layaknya di Bumi. Uniknya, pasta gigi tersebut memang didesain khusus buat dapat ditelan. Berabe, dong, kalau busa pasta gigi beterbangan!

4. Astronaut memasak

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, para astronaut juga butuh makan. Sebelum makan, biasanya mereka harus memasaknya. Bahan-bahan udah tersedia. Mereka tinggal memilih mana makanan yang disukai. Udah tentu, masak di luar angkasa lebih mudah daripada di Bumi. Enggak harus nyalain kompor, masak air, dan sebagainya.

Para astronot juga harus hati-hati saat memasak. Pisau atau benda-benda tajam lainnya enggak bisa diletakkan sembarangan karena bisa melayang dan melukai tubuh. Dalam video, terlihat seorang astronaut menunjukkan bagaimana cara memasak bayam. Enggak harus dipotong, dicuci, lalu dimasak, kok. Bayam yang tersedia adalah bayam kering dalam kemasan. Jadinya, mereka hanya perlu nyambungin saluran air panas, pilih jumlah air yang diinginkan, tekan tombol, dan bayam pun matang. Gampang, ya!

5. Astronaut makan dan minum

Di gravitasi rendah, makanan dan minuman pasti melayang kalau enggak ditaruh tempat khusus. Makanya, makanan dan minuman di luar angkasa selalu berupa kemasan biar enggak rusak dan makanan bisa tersimpan dalam waktu yang lama.

Astronaut juga manusia yang makan tiga kali sehari seperti di Bumi. Namun, mereka enggak bisa makan seenaknya karena stoknya terbatas. Nah, buat ngatasin hal ini, para astronaut diwajibkan menjadwal makanan per hari dan menyimpannya dalam loker.

Biar enggak melayang-layang, makanan yang udah dimasak ditaruh di atas nampan dan dibungkus dengan jaring-jaring. Enaknya, astronaut enggak harus menggunakan tangan buat menyuap. Arahin aja makanan itu ke mulutnya.

6. Astronaut nangis

Jauh dari keluarga dalam waktu yang lama memang menyedihkan. Selama apa pun, pasti ada rasa kangen. Kalau jauhnya masih di Bumi, sih, enggak masalah, masih bisa disamperin. Namun, kalau jauhnya udah sampai ke luar Bumi? Memang, masih bisa video call, tapi, ‘kan, kalau kangennya udah di ubun-ubun? Bagaimana?

Hal ini juga dirasakan para astronaut yang punya misi berbulan-bulan. Namanya juga manusia, pasti juga bisa ngerasain sedih. Di luar angkasa, enggak ada gravitasi yang bikin benda memiliki daya tarik ke bawah. Jadi, ketika astronaut menangis, air mata enggak akan jatuh ke bawah, tapi justru ngumpul di sekitar wajah atau melayang di sekitar astronaut. Artinya, kesedihan itu akan menyebar ke segala arah.

7. Astronaut salat

Ngejalanin ibadah merupakan hal yang wajib dilakukan bagi orang-orang yang beriman. Enggak terkecuali, astronaut di luar angkasa. Pada 2007, astronaut muslim Malaysia bernama Sheikh Muszaphar Shukor mengikuti misi perjalanan ke ruang angkasa. Dia bertanya pada ulama tentang tata cara salat. Pertanyaannya menjadi bahan perhatian dari 150 ilmuwan muslim dan ulama di bawah naungan badan antariksa Malaysia.

Nentuin arah kiblat, para ulama mengatakan ada empat pilihan. Pertama, menghadap Kakbah di Bumi (yang akan bergerak relatif terhadap ISS). Kedua, menghadap proyeksi Kakbah di langit. Ketiga, menghadap Bumi. Keempat, menghadap mana aja.

Pembagian sehari semalam di luar angkasa hanya 90 menit, yaitu 45 menit siang dan 45 menit malam. Sedangkan, dalam sehari semalam, seorang muslim wajib ngejalanin salat lima kali. Jika pergantian siang dan malam di luar angkasa terjadi secepat itu, ada 80 salat yang harus dikerjain. Artinya, setiap lima menit, sang astronaut harus salat.

Sedangkan, buat gerakan salat, dimudahin. Bisa sambil berdiri, duduk, atau berbaring. Disesuaikan dengan keadaan. Seperti halnya waktu puasa di luar angkasa, sesuai catatan Muslim World Journal, menurut ulama, astronaut tetap ngelaksanain salat lima waktu sesuai waktu di tempat dia berangkat di Bumi. Tempat peluncurannya adalah Kazakhstan. Jadi, wilayah itu dia jadiin titik acuan waktu buat ngelaksanain salat di luar angkasa.

8. Astronaut buang air

Kondisi toilet di ISS sangat berbeda dengan yang ada di Bumi. Water closet (WC) di Bumi memiliki lubang berukuran diameter yang besar, mulai dari 30—40 cm. Sayangnya, ukuran WC di ISS sebesar 10 cm aja. Kalau astronaut ingin buang air kecil, disediakan sebuah selang khusus biar enggak berceceran.

Kenapa ukuran WC yang ada di ISS lebih kecil dari ukuran WC di Bumi? Kalau sama, nantinya feses (kotoran) atau urine yang dikeluarin dari dalam tubuh manusia bisa ngambang ke sana ke mari karena enggak adanya gravitasi di luar angkasa.

Lucunya, NASA memasang kamera di dalam lubang WC agar astronaut dapat dengan mudah menyaksikan kembali apa yang mereka lakukan di dalam toilet. Untuk mekanisme pembuangan, toilet di stasiun luar angkasa udah dirancang agar dapat menghisap limbah dan memasukkannya ke sebuah wadah penyimpanan khusus. Nantinya, limbah tersebut dibuang ke luar angkasa.

Sedangkan, urine manusia bakal kembali diproses atau didaur ulang biar bisa diminum kembali. Proses daur ulang tersebut dikerjain dengan mesin penyulingan yang diklaim NASA memiliki teknologi canggih. Jadi, enggak perlu khawatir jorok atau kotor.

9. Astronaut olahraga

Para astronaut juga butuh latihan buat menjaga otot dan tulang mereka agar tetap kuat. Berbeda dengan di Bumi, di luar angkasa, manusia enggak perlu menggunakan tenaga buat ngelawan gaya gravitasi. Inilah yang menyebabkan otot dan tulang manusia jadi semakin lemah.

Untuk menjaga agar tubuh tetap kuat, astronaut juga melakukan olahraga. Mereka akan berolahraga selama dua jam dengan mesin latihan, kayak treadmill. Astronaut bisa berlari di alat tersebut dalam keadaan tubuh diikat. Bisa juga berlatih dengan ergometer, yaitu alat semacam sepeda tanpa roda. Kualitas latihan dapat disesuaikan dengan mengubah tekanan pedal.

***

Nah, itulah kehidupan para astronaut yang bekerja di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Kalau dilihat-lihat, mereka senang-senang aja, tuh. Namun, tentu aja pekerjaan-pekerjaan yang harus dikerjakan di sana enggak semudah seperti yang kita bayangin. Makanya, jasa mereka sangat berguna bagi manusia di Bumi. Bagaimana? Tertarik buat jadi astronaut?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.