Sejak bertahun-tahun yang lalu, NASA udah merencanakan buat mengirim orang ke Mars dengan roket raksasa barunya yang bernama Space Launch System (SLS) dan sebuah pesawat ruang angkasa baru bernama Orion. Namun, NASA belum mengatakan perusahaan apa saja yang berencana menggunakan roket yang bernilai USD 40 miliar itu.
Untungnya, pada 21 Maret 2017, Presiden Donald Trump menandatangani undang-undang baru yang mewajibkan NASA untuk mengirim orang ke Mars pada 2033. Seminggu kemudian, NASA telah menerbitkan skema yang terperinci untuk mencapai planet merah tersebut.
Mungkin akan mengejutkan sebagian orang, pesawat tersebut mengharuskan penguncian astronaut ke pesawat ruang angkasa berbentuk tabung. Lalu, mereka pun dikirim ke luar angkasa selama tiga tahun. Seramnya, mereka enggak akan bisa lari ketika ada hal darurat karena pesawat tersebut disistem enggak boleh balik ke Bumi sebelum misi selesai di orbit Mars.
Terlebih lagi, dalam program ini, para astronaut hanya akan mengorbit Mars pada 2033. Mereka enggak akan melakukan pendaratan. Program yang bernama Gesternmeier ini mencantumkan lima tahap untuk mencapai Mars.
Tahap 0, menggunakan Stasiun Luar Angkasa Internasional sebagai tempat uji coba eksplorasi, bekerja sama dengan SpaceX, Boeing, Orbital ATK, dan lainnya. Saat ini, misi masih dalam fase 0.
Tahap 1, ada enam peluncuran yang berkisar dari 2018 hingga 2025.
Tahap 2, dibangun di stasiun ruang angkasa lunar dengan meluncurkan Angkutan Darat (DST) pada 2027. Kemudian, pada 2028, ada empat astronaut mengorbit Mars di dekat Bulan.
Tahap 3, pada 2030 dengan asumsi DST dan awaknya enggak bermasalah, penerbangan akan diluncurkan kembali untuk mengunjungi permukaan Mars.
Tahap 4, setelah 2033, ada misi pengembangan dan robotik untuk menghadirkan habitat ke permukaan Mars. Inilah yang disebut misi pendaratan manusia di Mars.
Masih harus dikaji apakah anggaran NASA dapat memfasilitasi manusia mencapai Mars pada 2033. Soalnya, selama misi Apollo, NASA menghasilkan lebih dari 4% dari anggaran pemerintah AS. Bahkan, kalau NASA berhasil melaksanakan rencana ini, mungkin aja ada persaingan dari perusahaan swasta yang ingin terlibat dan kemungkinan bisa mengalahkan NASA .
Salah satunya Elon Musk, pendiri perusahaan roket SpaceX. Belum lama ini, dia berencana mengirim manusia ke Mars pada 2022. Selain itu, perusahaan Boeing juga menantang SpaceX dalam misi ke planet merah tersebut. Musk mengatakan bahwa dia enggak ngerasa tertantang karena yang dia ingin lakukan hanyalah membuat koloni di Mars dan melindungi manusia dari Bumi yang semakin rusak.
Sumber: Business Insider