Salah satu daya tarik dari Piala Presiden Esports 2023 adalah kesempatan buat menjajal beberapa game lokal yang di-showcase di area festival Tennis Indoor Senayan. Selain ada Lokapala dan Battle of Guardians yang dipertandingkan, terdapat pula tiga judul game lain yang sempat mengisi booth di turnamen ini.
Selain itu Piala Presiden Esports 2023 juga mengadakan talkshow dengan Esports Star Indonesia, Nuon, dan MajaMojo yang merupakan tiga publisher game asal Indonesia yang membawa game mereka. Penasaran? Yuk, simak artikel berikut ini!
Tiga game lokal yang di-showcase di Piala Presiden Esports 2023
Game lokal pertama yang dipamerkan dalam turnamen ini adalah Kiko Run. Game ini merupakan hasil garapan dari Esports Star Indonesia. “Kiko Run dibuat berdasarkan intellectual property dari MNC Animation, berupa siaran televisi Kiko yang tayang di RCTI. Berawal dari situ, kita mencoba membuat sesuatu yang berbeda yaitu sebuah game. Proses pengembangan sendiri berawal di Juli 2018, dan rilis pada 25 Februari 2019. Berbekal tim yang berjumlah 15 hingga 30 orang, kami berhasil mencapai target yaitu mendapatkan kurang lebih 1 juta download selama satu bulan pertama hanya dengan strategi pemasaran melalui iklan televisi,” ujar Hakim selaku Head of Games Operation Esports Star Indonesia.
Sementara itu Piala Presiden Esports juga turut mengundang Nuon, selaku penerbit dari game Paw Rumble. “Nuon merupakan publisher game subsidiari dari Telkom Indonesia, dan yang menerbitkan game Paw Rumble yang teman-teman bisa coba di booth Piala Presiden Esports 2023. Kami merupakan inkubator games, dan di sini bekerja sama dengan Indigo Games selama dua tahun buat mengembangkan Paw Rumble. Saat ini Paw Rumble sudah di-download sebanyak kurang lebih 1,5 juta kali,” ucap Christopher A. Kemur selaku SPV Games Publishing Nuon.
Terakhir, turnamen ini juga mendatangkan MajaMojo yang akan menerbitkan game berjudul Wardeka. “Mungkin sedikit perkenalan diri, MajaMojo merupakan cucu perusahaan dari Telkomsel. Kami menciptakan sirkulasi digital dari ekosistem melalui game. Game yang kami bawa ke Piala Presiden Esports 2023 adalah Wardeka, yang merupakan game terbitan MajaMojo. Wardeka adalah hasil kolaborasi kami dengan BigDade asal Manado, yang mengembangkan game ini. Kami berkolaborasi dengan BigDade awalnya dari IGDX 2022, di mana kami melihat potensi dari Wardeka. Saat ini kami sedang memasuki masa pra-register, dan sudah berhasil mengumpulkan kurang lebih 400 ribu calon player,” kata Andhika Yudho selaku PR Communication Lead MajaMojo.
Alasan mengapa jarang pengembang game lokal yang membuat game online
Jika kita berbicara game lokal, pasti yang terbesit di benak kita adalah game seperti Coffee Talk, DreadOut, Pamali, hingga Coral Island yang kini baru saja meluncur. Kesamaan dari game tersebut adalah mereka merupakan game offline, yang bisa dimainkan tanpa jaringan internet.
Padahal jika kita melihat game yang populer saat ini, pasti kebanyakan merupakan game online hingga kompetitif yang membutuhkan koneksi jaringan internet. Menanggapi hal tersebut, MNC Games dan MajaMojo memberikan pandangan dari sudut pandang mereka.
Menurut Hakim, alasan mengapa saat ini pengembang game lokal masih belum menjamah game online disebabkan mereka masih terfokus pada proses pengembangan game. Ia mengatakan jika dalam sebuah proyek game online, masih ada banyak sekali hal selain pengembangan game yang harus dipersiapkan. Misalnya saja roadmap dari game itu sendiri hingga proses troubleshooting yang harus cepat.
“Menurut saya, saat ini fokus dari developer game lokal ini masih dalam tahap pengembangan game. Sementara buat game online, kita juga harus memikirkan roadmap-nya seperti apa. Kemudian apabila ada kendala, proses hotfix-nya harus cepat. Itulah kendala yang juga sebenarnya kita hadapi, karena pastinya player juga tidak mau tahu dan ingin kendala tersebut harus dibenahi secepat mungkin karena mereka ingin bermain. Biasanya itu proses hotfix itu maksimal 1×24 sudah harus selesai,” ujar Hakim.
Sementara itu Andhika Yudho mengatakan jika penyebab lainnya adalah development cost yang tinggi. Menurutnya, sebuah game online membutuhkan tim server yang pastinya akan menambah cost ke proses pengembangannya. Selain itu biaya sewa server yang sangat tinggi, juga menjadi salah satu penyebab developer game lokal masih belum banyak yang berkecimpung di dalam game online.
“Kalau saya melihat problem saat mengembangkan game online itu ke arah development cost-nya, sih. Proses pengemangan game online itu otomatis butuh tim server, yang akan menambah cost. Setelah game jadi, juga pasti ada masalah teknis. Apalagi kita tahu sendiri bagaiman kualitas internet di Indonesia, yang pastinya tiap-tiap ISP sering memiliki kendala masing-masing. Kemudian kita juga harus menghitung apakah proyek mengerjakan game online itu menguntungkan atau tidak, karena kita tahu pastinya biaya buat menyewa server pastinya tidak murah,” Andhika
Masa depan industri game lokal
Christoper mengungkapkan optimismenya dengan industri game lokal di masa depan. Ia melihat jika saat ini sudah banyak game lokal yang mendapat penghargaan di luar negeri, padahal beberapa tahun yang lalu masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak tahu tentang game lokal.
“Jika kita bandingkan 5 atau 10 tahun yang lalu, masih banyak orang yang masih belum tahu tentang industri game lokal. Sekarang sudah banyak game lokal yang meraih prestasi di luar, contohnya adalah Coffee Talk garapan Toge Productions. Hal itu membuktikan bahwa orang Indonesia itu bisa buat memproduksi game yang bagus,” ucap Christopher.
Sementara itu Andhika mengatakan jika ia optimis akan masa depan game lokal. Optimisme tersebut menurutnya harus didukung dengan ekosistem yang suportif, mulai dari pemerintah hingga masyarakat Indonesia itu sendiri.
“Kami yang berkecimpung di industri game lokal harus optimis dengan masa depan. Saya melihat jika kita harus bisa menciptakan ekosistem supportif sendiri, dan sudah ada support juga dari pemerintah. Kami di Indonesia harus bisa menciptakan tren baru, misalnya saat ini yang sedang tren adalah MOBA, tetapi belum tentu MOBA masih menjadi tren di masa depan. Dukungan juga harus datang dari grassroots, yaitu dari komunitas dan masyarakat yang harus punya rasa bangga akan game karya anak bangsa dengan memberikan masukan yang membangun. Makanya supaya industri game bisa optimis, tentunya kita butuh dukungan dari banyak pihak,” tutup Andhika
Jangan lupa buat terus mengunjungi KINCIR untuk mendapatkan informasi terbaru seputar game dan esports!