Film Sleep Call karya terbaru Fajar Nugros berhasil menarik perhatian lantaran berikan warna baru dalam perfilman Indonesia. Film ini sajikan drama psikologi thriller yang menceakam sekaligus seru. Enggak hanya punya cerita yang bagus. Film Sleep Call juga hadirkan beragam kritik sosial yang terjadi di sekitar masyarakat saat ini.
Dalam adegan-adegannya, Sleep Call mencoba mengupas isu sosial yang terjadi. Nah apa saja kritik sosial dalam film berdurasi 100 menit itu? Coba baca ringkasannya berikut ini.
7 kritik sosial yang menampar dalam film Sleep Call
1. Pinjaman online yang merajalela
Film Sleep Call mengambil latar waktu tahun 2019 dengan sudut pandang cerita yang mengisahkan perempuan bernama Dina seorang pegawai aplikasi pinjaman online. Saat ini di tahun 2023 aplikasi pinjaman online semakin berkembang pesat dengan banyak merk. Mereka gencar menawarkan pinjaman dengan lembut dan menagihnya dengan sangat kasar.
Kantor pinjol dengan segala suasananya yang selama ini belum pernah kita lihat, dicitrakan dalam Film Sleep Call. Bagaimana para peminjam yang terlilit hutang stress hingga bunuh diri lantaran desakan untuk membayar hutang lewat ancaman dari jasa penyedia pinjaman. Hal itu terjadi juga di sekitar kita hari ini.
2. Lemahnya perlindungan data
Pinjaman online akan selalu berkesinambungan dengan kebocoran data seseorang. Orang-orang di pinjol akan menggertak lewat ancaman menyebarkan data pribadi, meneror orang-orang yang punya hubungan dengan peminjam sampai menyebar luaskan foto atau video peminjam dengan hinaan dan cacian.
Mudahnya data pribadi di akses memang jadi obrolan hangat saat ini. Sleep Call mengemasnya lewat sebuah cerita yang apik. Dengan beberapa adegan, kita bisa melihat singgungan film ini soal lemahnya perlindungan data pribadi di Indonesia.
3. Suarakan jahatnya revenge porn
Menyambung dari poin sebelumnya. Dina, si pemeran utama yang dimainkan oleh Laura Basuki bekerja di perusahaan pinjol tersebut lantaran ia juga memiliki pinjaman. Ia harus bekerja dan tunduk pada direktur dan atasan perusahaan tersebut yang dimainkan oleh Bront Palarae dan Kristo Immanuel. Masalahnya kedua pria ini benar-benar brengsek.
Mereka menjadikan video pribadi Dina sebagai kuncian untuk menjebak dia. Dina jadi enggak punya pilihan untuk berontak dan melawan. Hal ini kini terjadi di masyarakat kita. Ada banyak foto dan video yang sifatnya pribadi namun tersebar dengan niat mempermalukan atau mengangcam seseorang. Perilaku revenge porn ini tentu merugikan dan mencoreng nama baik mereka yang file pribadinya tersebar.
4. Kekerasan terhadap wanita
Masalah Dina enggak hanya terjadi di kantor saja. Dina sudah punya masalah yang pelik dari ia masih kecil. Ibunya adalah korban KDRT hingga hendak bunuh diri. Kekerasan yang dilakukan ayahnya terhadap ibunya jadi tontonan Dina yang masih kecil. Hal itu membentuk Dina jadi seorang perempuan dengan mental yang terganggu.
Kekerasan terhadap perempuan memang isu besar yang sudah lama kita dengar namun belum juga bisa diatasi. Perempuan kerap menjadi objek pelampiasan kemarahan lewat kekerasan fisik. Kasus KDRT dan kekerasan dalam bentuk lainnya cukup banyak terjadi di Indonesia. Fajar Nugros coba mengingatkan hal itu lewat selipan adegan kilas balik kala memperlihatkan kehidupan Dina.
5. Ingatkan resahnya menjaga kesehatan mental
Dengan segala masalah yang menghinggapinya, Dina pada akhirnya mengalami penurunan kesehatan mental. Bentuk pelarian dari rasa Stress yang ia alami karena tekanan hidup adalah dengan melakukan sleep call dengan Rama sebagai hiburan. Meski begitu kesehatan mental Dina tetap buruk bahkan telah mencapai batasnya.
Kesehatan mental saat ini jadi isu serius yang berkembang di masyarakat. Tekanan pekerjaan, suasana lingkungan yang buruk, hingga hubungan dengan pasangan yang enggak sehat jadi cikal bakal buruknya kesehatan mental dan membuat banyak orang terjebak dalam stres. Film Sleep Call menjadikan isu kesehatan mental enggak hanya jadi selipan dalam film tapi justru jadi benang merah utama.
6. Meningkatnya ketimpangan sosial
Ada satu adegan dalam film Sleep Call yang menunjukan betapa bawahan kadang enggak bisa satu level dengan atasan atau direktur. Adegan itu adalah adegan ketika Tommy direktur perusahaan pinjol tempat Dina bekerja ulang tahun. Tommy menempatkan anak buahnya di bagian bawah sementara ia dan koleganya berpesta di atas. Kurang ajarnya lagi, Tommy sengaja menyalakan keran air supaya anak buahnya basah dan jadi bahan tertawaan dia dan koleganya.
Adegan ini seperti menyiratkan ketimpangan sosial yang terjadi saat ini. Orang-orang kaya kadang melihat mereka yang berekonomi rendah sebagai objek lelucon saja.
7. Semua jadi lumrah jika “dibungkus” dengan agama
Nur, salah satu karakter dalam film ini dimainkan oleh Rachel Vennya. Karakter ini cukup unik lantaran selalu berbicara dengan kalimat-kalimat religius yang selalu mengiringi. Masalahnya Nur adalah salah satu karyawan perusahaan pinjol. Dia bisa membentak-bentak orang yang ia tagih dengan nada kasar.
Nur seperti sebuah singgungan di mana ada banyak orang yang membungkus diri sebagai sosok yang religius namun enggak sesuai dengan perilaku dan kebiasaan sehari-hari yang nyata-nyata jauh di luar kalimat religiusnya itu.
***
Buat kamu yang sudah nonton Film Sleep Call pelajaran apa yang bisa kamu petik dari film ke-27 Fajar Nugros ini? Silakan tuang di kolom komentar dan jangan lupa untuk baca artikel KINCIR lainnya!