*Spoiler Alert: Review film ini berisi bocoran cerita filim Ashiap Man yang bisa saja mengganggu kamu yang belum nonton.
Sejak beberapa tahun terakhir, publik Indonesia terus menerus dikenalkan oleh sosok superhero lokal yang saling bersaing mempertontonkan kekuatannya. Wiro Sableng pada tahun 2018, Gundala pada tahun 2019, serta Satria Dewa Gatot Kaca dan Sri Asih yang tayang tahun ini. Namun sebelum 2022 berakhir, satu superhero lagi diperkenalkan. Dia adalah Ashiap Man!
Digadang-gadang hendak tayang pada tahun 2020 lalu, Ashiap Man tertunda untuk tampil di bioskop dan akhirnya memutuskan untuk tayang di Prime Video pada 17 November 2022. Penasaran seperti apa filmnya? Tonton langsung dan rasakan sensasi film superhero lokal yang enggak biasa ini.
Review film Ashiap Man (2022)
Tentang anak kampung yang pengin jadi superhero
Ashiap Man berkisah tentang Zul, seorang laki-laki yang sejak kecil terobsesi hendak menjadi superhero. Setiap hari ia pergi keliling kampung sembari berlari dengan menggunakan jubah dari spanduk pecel lele dan berteriak “Ashiaap”.
Kebiasaan ini terbawa hingga dewasa. Zul tetap keliling kampung dengan berlari dan menggunakan jubah pecel lele sembari terus terobsesi menjadi seorang superhero. Dua sahabat Zul, Diana dan Jon mendukung niatan temannya itu. Dari mulai sengaja disambar petir hingga sengaja dikerubuti laba-laba dilakukan oleh Zul supaya mendapat kekuatan sungguhan. Hasilnya? Tentu nihil.
Suatu hari kampung Zul didatangi oleh sekelompok orang yang hendak menggusur kampung tersebut dengan semena-mena. Zul kian terobsesi menjadi superhero untuk mengalahkan orang-orang yang hendak menggusur kampungnya. Jadi, apakah Zul berhasil menjadi superhero dan mengusir kelompok yang hendak menggusur tempat tinggalnya? Jawabannya ada pada ujung film ini.
Skrip yang masih mentah
Membuat film superhero itu enggak gampang. Mungkin kesulitannya melampaui membuat film-film dengan genre lain; seperti horor atau drama. Ada banyak aspek yang mesti diperhatikan supaya penonton percaya bahwa sang pemeran utama adalah benar superhero.
Jauh sebelum bicara tentang efek pendukung yang bikin film superhero asyik buat ditonton. Aspek cerita sebagai hal paling dasar dari sebuah film saja masih begitu mentah. Seolah skrip yang dipakai dalam film Ashiap Man ini adalah draft pertama dengan banyak celah yang bikin penonton bingung sama ceritanya.
Ada beberapa cerita yang enggak dijelasin di awal; seperti rambutnya Zul yang bisa tiba-tiba lurus kalau dia ngelakuin kebohongan atau serum manusia super milik Gersang (villain utama) yang entah dari mana datangnya. Kita jadi dibikin bingung dengan seberapa kuat lawan Ashiap Man ini.
Kalau saja ceritanya lebih rapi, plotnya dibangun lebih jelas. Kalau kamu mengharapkan hiburan dari film ini, komedi dalam Ashiap Man terasa hambar.
Film superhero yang sangat tersegmentasi
Film ini tadinya hendak tayang di bioskop pada 2020, namun pandemi membuat filmnya enggak jadi tayang dan diputuskan tayang secara daring. Sepertinya ini keputusan tepat, sebab dari segi visual memang sepertinya lebih cocok untuk tayang secara daring. Secara visual, film Ashiap Man mirip dengan FTV spesial kemerdekaan yang tayang dengan tema patriotisme.
Bukan jelek, Ashiap Man digarap dengan serius. Atta yang duduk di bangku sutradara juga tergolong niat. Sayangnya, enggak semua penonton bisa menikmati karya ini. Ashiap Man memang superhero eksklusif yang sepertinya punya segmen penontonnya sendiri. Sebab itu, tayang daring adalah keputusan yang benar.
Proyek ambisius Atta Halilintar
Potensi film ini untuk bisa lebih baik sebetulnya sangat besar. Secara premis sudah cukup baik yaitu tentang pahlawan kampung yang hendak mengorbankan diri untuk masyarakat. Tapi enggak tahu kenapa, proyek ini lebih terasa seperti proyek narsis Atta.
Entah siapa yang pertama kali mencetuskan ide ini, tapi yang terasa, penonton terpaksa bersimpati pada sosok superhero yang narsis. Ini enggak jauh beda dengan film Jagoan Instan (2016), film Rafathar (2017) atau filmnya AA Gatot yang berjudul Azrax (2013).
Rizky Billar tampil oke!
Salah satu yang mengejutkan dari film ini adalah kemunculan Rizky Billar sebagai salah satu karakter antagonis yang kejam. Dia berperan sebagai anak dari Gersang si vilain utama. Sama seperti sang vilain, karakter Rizky dalam film ini juga begitu menyebalkan.
Rizky terasa sangat menjiawai berperan sebagai laki-laki kejam dan jahat yang mungkin membuat penonton ikut kesal melihat sosoknya di layar. Rizky Billar bahkan tampil konsisten. Ia bahkan mencuri perhatian.
***
Menutup tulisan ini, enggak menutup kemungkinan Ashiap Man memiliki sekuel. Sebab pada ujung film, ada satu adegan saat salah satu karakter menemukan serum manusia super yang bisa jadi dipergunakan untuk cara yang salah. Jika benar filmnya dibuat sekuel dan memiliki semestanya sendiri.
Pada akhirnya, setiap orang punya pandangan sendiri tentang baik atau buruknya sebuah film. Apa yang dilakukan Atta Halilintar adalah langkah besar bagi kariernya di dunia hiburan. Jadi, sudah shiapkah kamu untuk nonton Ashiap Man?