Setelah tak terbendung dalam ESL One Hamburg, kali ini Virtus.Pro (VP) kembali mendominasi kejuaraan ESL One Katowice dan lagi-lagi tampil menjadi jawara Dota 2. VP berhasil mengalahkan ViCi Gaming di babak final dengan skor 3-1. Lagi-lagi RodjER menjadi penentu kemenangan VP lewat strategi roaming-nya yang bikin ViCi Gaming tak berkutik. Tentunya hal ini bisa jadi kabar baik buat VP melihat RodjER yang bisa cepat beradaptasi dan bahkan bisa langsung menjadi pemain kunci, meski sebenarnya dia belum lama bergabung dengan tim ini.
Nah, analisis pertandingan Grand Final ESL One Katowice antara VP melawan ViCi Gaming bakal diulas lebih mendalam lagi dalam pembahasan di bawah ini. Yuk, simak!
1. Game 1
Di babak pembuka pertandingan grand final ini, kedua tim berusaha untuk mendapatkan ritme permainan masing-masing sejak menit awal. Sayang, permainan ciamik dari VP enggak bisa dibendung oleh Vici Gaming. Berhasilnya No[o]ne- di mid dan strategi roaming yang sangat apik oleh RodjER membuat ritme permainan VP sangat baik dari awal hingga berakhirnya pertandingan.
Di menit ke 20, Vici Gaming yang berhasil menyolong Aegis of Immortal enggak mampu membuat perubahan. Justru mereka kalah saat team fight, hingga hanya menyisakan Paparazi dengan Faceless Void-nya. Paparazi pun harus kehilangan Aegis of Immortal karena ketauan farming di hutan atas tim Radiant dan enggak memprediksi banyaknya pemain VP yang datang. Di menit ke-28 , VP kembali ke Roshan Pit untuk melawan Roshan dan mendapatkan Aegis. Setelah mendapatkan Aegis, VP pun langsung ngegas. Dan benar saja Vici Gaming mau enggak mau mengetikkan “GG” di menit ke-29.
2. Game 2
Di game kedua, baik VP dan ViCi Gaming tampak sama-sama imbang di early game. Banyak sekali team fight yang terjadi. Namun sayang, Vici Gaming tetap enggak mampu membuat ritme permainan mereka semakin membaik. Justru mereka melakukan banyak blunder yang bikin permainan mereka semakin berantakan. Bahkan kill dari Vici Gaming saja hanya mampu menyentuh angka 9. Tahu lawannya pusing sendiri, VP langsung gaspol dan melakukan push terakhir hingga mengakhiri permainan di menit ke-25.
3. Game 3
Vici Gaming tahu betul kalau mereka harus memenangkan pertandingan ini agar bisa mengejar ketinggalan dari VP. Duet dari Ori- dengan Puck dan Fenrir dengan Keeper of the Light pada akhirnya benar-benar membuat ViCi Gaming lebih percaya diri. Beberapa kali kombinasi Dream Coil + Blinding Light yang berhasil mendapatkan kill empat Hero dari tim VP. Gyrocopter dari No[o]ne- pun enggak bisa membendung kepercayaan diri ViCi yang mulai bangkit. “GG” pun diketikkan VP di menit ke-27.
HUGE DREAM COIL COMBO!!!@ViCi_Gaming with the 4-man Coil into 4-man Blinding Light!
Picture perfect. #ESLOnehttps://t.co/RUTJQiyOsP pic.twitter.com/SeLIDOvb1L— ESL Dota2 (@ESLDota2) February 25, 2018
4. Game 4
Enggak mau membuat ViCi terlena, VP ingin main cepat dengan memakai Chen dan Pugna sebagai pusher mereka. Sementara itu, ViCi Gaming berusaha untuk memastikan Paparazi dengan Terrorblade-nya bisa farming dengan aman. Di pertandingan ini, VP terlihat lebih mendominasi dengan memaksa ViCi Gaming untuk melakukan team fight yang enggak bisa mereka menangkan.
VP langsung melakukan push setelah memenangi team fight, lalu berhasil menghancurkan dua set barrack mid lane dan bottom lane. Enggak ingin terburu-buru, VP mengalahkan Roshan dan mendapatkan Aegis of Immortal agar push terakhir kalinya bisa membuat kemenangan. Namun, ViCi Gaming berhasil melakukan pertahanan dengan baik. VP kembali lagi melakukan push dan akhirnya berhasil mendobrak pertahanan yang ViCi Gaming lakukan. Permainan Gyrocopter dari RAMZES yang apik harus membuat ViCi Gaming mengetikkan “GG” yang memastikan titel juara ESL One Katowice 2018 jatuh ke tangan VP.
Mission accomplished! #ESLOne pic.twitter.com/bPcBujRbKY
— ESL Dota2 (@ESLDota2) February 25, 2018
***
Lewat kemenangannya di ESL One Katowice 2018, VP pun menerima 700 poin Dota Pro Circuit (DPC) yang berhasil mengangkat mereka menjadi di puncak klasemen sementara DPC dengan skor 4970. Sedangkan ViCi Gaming juga naik ke peringkat keempat dengan total 2160 poin DPC.
Nah, bagaimana menurut lo sendiri? Apakah sekarang kita bisa bilang Virtus.Pro yang lagi on fire ini menjadi unggulan pertama The International 2018?