Pada era media sosial seperti sekarang ini, begitu banyak budaya baru yang mudah untuk dilakukan oleh siapa saja kepada siapa pun. Salah satunya adalah cancel culture.
Digital native pastinya sudah enggak asing lagi dengan istilah ini. Ya, cancel culture merupakan sebuah strategi kolektif dengan tekanan sosial untuk melakukan pengucilan budaya terhadap seseorang atau sesuatu akibat perkataan dan perbuatannya yang menyinggung atau mengganggu tatanan moral. Hal tersebut dituliskan oleh Pippa Norris dalam jurnalnya yang berjudul Cancel Culture: Myth or Reality?
Sifat manusia adalah memiliki kecenderungan untuk mengikuti pendapat dominan. Maka, saat seseorang diviralkan sebagai penjahat/pengganggu manusia lain/perusak moral, secara umum para individu pun akan mempercayai hal tersebut.
Dalam dunia perfilman, cancel culture terasa sekali dampaknya bagi para aktor. Pasalnya, film-film sangat bergantung pada animo masyarakat untuk dapat menjadi sukses. Jadi, ketika ada seorang aktor yang terkena cancel culture, kariernya dapat berpengaruh karena hampir enggak ada rumah produksi yang mau mempertaruhkan film dengan menampilkan sosok yang dibenci masyarakat di dunia nyata.
Para aktor ini keberadaannya bisa dikurangi bahkan dihapus oleh film-film yang bersangkutan. Pada masa depan, aktor-aktor ini juga berpotensi enggak digunakan lagi di dalam berbagai proyek.
Nah, siapa saja sih, para aktor yang pernah merasakan pahitnya cancel culture?
Berikut adalah 5 Aktor yang kariernya terdampak cancel culture
Johnny Depp
Inilah cancel culture yang paling kontroversial dan menghebohkan jagat hiburan. Cancel culture yang dibebankan kepada Johnny Depp enggak main-main. Selain dihardik habis-habisan di media sosial –terlebih karena rumor kekerasannya terhadap mantan istri, Amber Heard, bertepatan dengan gerakan feminisme #Metoo.
Johnny Depp pun kehilangan berbagai proyek. Perannya sebagai Gellert Grindelwald dalam proyek franchise Fantastic Beasts digantikan oleh Mads Mikkelsen. Hal ini terjadi lantaran Johnny Depp kalah dalam gugatan melawan The Sun yang menyebutnya wife -beater. Selain itu, Johnny Depp didepak dari proyek-proyek Pirates of the Caribbean selanjutnya.
Kondisi ini membuat karier Johnny Depp terpuruk. Walaupun pada akhirnya terbukti bahwa semua perkataan Amber Heard palsu dan perempuan itu ternyata playing victim, kerugian Johnny Depp dan rasa sakit hatinya sulit untuk terganti.
Kasus Johnny Depp memberikan kita pelajaran bahwa cancel culture enggak boleh asal-asalan. Harus ada bukti kuat terlebih dahulu.
Amber Heard
Nah, setelah pengadilan membeberkan banyak bukti bahwa Amber Heard berbohong, bahkan menggunakan riasan untuk menimbulkan efek lebam dan justru menyakiti Johnny Depp, publik berganti melakukan cancel culture terhadap Amber Heard.
Perilaku cancel culture ini bahkan dua kali lipat lebih parah daripada yang dilakukan oleh publik terhadap mantan suaminya. Pasalnya, publik merasa ditipu dan publik juga marah melihat perilaku kasar Heard terhadap Johnny Depp.
Akibat perilaku cancel culture ini, publik membuat petisi kepada Warner Bros untuk menghapus adegan Amber Heard dalam Aquaman 2. Namun, keinginan ini sulit terjadi karena film sudah telanjur dibuat dan penghapusan adegan sangat rumit, memakan waktu, dan tentu saja biaya sangat besar. Publik pun mengancam bahwa mereka akan memboikot film.
Dengan kemarahan seperti ini, akan sulit bagi Amber Heard untuk bertahan di dunia hiburan seperti dulu.
Arawinda Kirana
Hingga kini, publik masih sangat masif melakukan cancel culture kepada Arawinda. Dari sekian banyak kejahatan cinta, perselingkuhan dalam pernikahan adalah hal yang paling dibenci oleh publik. Terlebih, Arawinda Kirana kerap menggaungkan feminisme, girl power, dan women support women. Semua idealisme ini terlihat munafik saat ada banyak sekali bukti bahwa ia menjadi orang ketiga dalam rumah tangga Guiddo Purba – Amanda Zahra.
Enggak berhenti sampai di situ, Arawinda juga memberikan nama-nama buruk pada sang istri di GetContact. Hal ini pun dikonfirmasi oleh sang istri melalui unggahan di Twitternya.
penyantet cantik susuk 🧚🏻🪄💎✨ https://t.co/tYmGfQcmjU
— Amanda (@amndzahra) July 11, 2022
Kerap bermain dan menyatakan bahwa ia akan selalu menghidupi karakter feminisme, pada akhirnya publik pun muak dengan pernyataan ini, bahkan menggaungkan pernyataan untuk enggak menonton film Nana (Before, Now, and Then) dan serial Yang Hilang dalam Cinta. Meskipun merasa bersalah kepada pihak kru dan pemain lain, tetapi publik enggan melihat Arawinda dan menganggap cancel culture ini sebagai efek jera untuk membuat para sutradara dan rumah produksi enggan memakai Arawinda lagi, terutama dalam film-film bertema feminis.
Ezra Miller
Pemeran Flash alias Barry Allen dalam film The Flash, Ezra Miller, rumornya akan dipecat dalam proyek-proyek The Flash ke depannya. Hal itu terjadi lantaran sudah terlalu banyak kasus pelanggaran dan kekerasan yang dilakukan Ezra Miller.
Pelanggaran pertama yang terungkap ke publik adalah penggunaan ganja saat syuting film The Perks of Being a Wallflower. Kemudian, setelahnya, banyak laporan kekerasan seperti pencekikan perempuan di bar, penghinaan kepada pengunjung di karaoke, kekerasan terhadap pengunjung yang main darts, hingga penerobosan masuk ke kamar pasangan di Hawaii beserta ancaman pembunuhan. Semua itu membuatnya ditangkap berulang kali, tetapi ia segera bebas karena jaminan.
Terdapat sangkaan bahwa hal ini disebabkan oleh konsumsi narkotika dan juga penyakit tertentu. Meski begitu, semua perilakunya, belum ditambah dengan mudahnya ia bebas, membuat publik muak.
Kim Seon Ho
Menjadi kekasih hati publik setelah bermain dalam Start-Up dan Hometown Cha Cha Cha, Kim Seon Ho ditolak dan dihujat habis-habisan oleh publik setelah seorang perempuan yang mengaku mantan pacarnya, mengatakan bahwa Seon Ho memaksanya melakukan aborsi.
Cancel culture dari publik Korea Selatan memang terkenal mengerikan. Bahkan, meskipun belum terbukti bahwa Seon Ho bersalah, publik tetap menginginkan Seon Ho untuk enggak tampil dalam berbagai serial dan film.
Pada akhirnya, ketahuan bahwa Seon Ho sama sekali enggak menyarankan aborsi dan bermaksud bertanggung jawab. Sayangnya, cancel culture itu sudah sangat berdampak pada kariernya dan membuat kontrak-kontrak batal diberikan padanya. Bahkan, pada tahun 2022 ini, Seon Ho hanya akan tampil dalam film Sad Tropical.
***
Cancel culture adalah kontrol sosial yang baik, selama bukti-bukti sudah kuat dan bukan sekadar asumsi, apalagi perkataan satu pihak saja tanpa bukti. Makanya, publik harus lebih jeli dan bijak dalam melakukan cancel culture. Publik juga harus memahami proses hukum berjalan serta asas praduga tak bersalah. Nah, buat kamu, jangan terburu-buru melakukan cancel culture hanya karena FOMO, ya!