Memulai perfilman sejak 1956 lewat Tiga Dara, tentu karier Mieke Wijaya melintasi berbagai perkembangan zaman. Kini, Mieke Wijaya telah berpulang. Dalam 82 tahun usianya, beliau telah berkontribusi untuk 78 film Indonesia.
Bagaimana tidak, lewat Tiga Dara, Mieke, Chitra Dewi, dan Indriati Iskak telah membangkitkan Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia) di tengah keterpurukannya. Film yang disutradarai Usmar Ismail ini diproduksi menggunakan dana pemerintah.
Tiga Dara ditujukan untuk komersial, meskipun hal ini keluar dari idealisme Ismail kala itu. Setelah dirilis pada bulan Agustus 1957, film tersebut mencapai puncak ketenaran, dan ditayangkan di bioskop-bioskop besar. Film ini kemudian ditampilkan di Festival Film Venesia 1959 dan meraih Tata Musik Terbaik di Festival Film Indonesia 1960.
Mieke Wijaya telah menorehkan sejarah lewat karya klasik dari perfilman Indonesia. Setelahnya, ia juga membintangi Perawan-Perawan (1981), Roro Mendut (1983), Cinta di Balik Noda (1984), dan Taksi (1990).
Lahir di Bandung, 17 Maret 1939, Mieke Wijaya pernah membawa pulang 3 Piala Citra Festival Film Indonesia. Selain banyak masuk nominasi, ia juga merupakan aktris terbaik untuk perannya di film Gadis Kerudung Putih dan Kembang Semusim. Lewat Cinta Dibalik Noda dan Taksi, Mieke dinobatkan sebagai Aktris Terbaik Festival Film Indonesia 1984 dan 1990.
Tak hanya film, Mieke Wijaya juga kerap mewarnai berbagai judul sinetron Indonesia. Losmen, Rumah Masa Depan, Buku Harian, Aku Mau Hidup, Jangan Rebut Suamiku, Hanya Ada Satu Cinta, Rahasia Ilahi, Kusebut Nama-Mu, Ratapan Anak Tiri, Sayangi Aisyah dan Bunga Di Tepi Jalan; adalah beberapa judul yang ia mainkan. Mieke belakangan banyak dikenal sebagai peran nenek yang punya kharisma dan kerap antagonis.
Aktor yang telah berperan dalam 78 judul film itu mengembuskan napas terakhir pada Selasa (3/5) di kediamannya. Kabar ini sudah dikonfirmasi anaknya, Nia Zulkarnaen.
Selamat jalan, Mieke Wijaya.