*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung sedikit bocoran film yang bisa aja mengganggu buat lo yang belum nonton.
Cerita: 8 | Penokohan: 6 | Efek Suara/Scoring: 7 | Visual: 7 | Penyutradaraan: 7 | Nilai Akhir: 7/10
Film-film fiksi ilmiah kebanyakan nyuguhin cerita seru yang kadang saking ilmiahnya bikin orang enggak ngerti. Meski begitu, adanya film fiksi ilmiah ngasih tahu bahwa keilmuan di dunia ini begitu out of the box. Nah, salah satunya film Downsizing garapan Alexander Payne ini yang punya keunikan tersendiri dan beda dibanding film fiksi ilmiah lainnya.
Dari cuplikan videonya, Downsizing terlihat ngebawa premis film komedi standar dengan formula yang sering muncul di Hollywood. Nyatanya, film ini ngasih warna baru dalam jagat fiksi ilmiah. Yap, film ini merupakan drama komedi penuh satire yang dibalut dengan elemen fiksi ilmiah serius.
Sinopsis: Downsizing menceritakan sebuah inovasi baru yang ditemukan oleh ilmuan Norwegia, Dr. Jorgen Asbjornsen. Mereka nemuin cara untuk mengecilkan tubuh manusia hingga setinggi 5 inci atau 13 sentimeter sebagai upaya untuk mengatasi populasi berlebih. Tujuannya, manusia bisa menggunakan lebih sedikit sumber daya demi ngurangin kepadatan penduduk.
Premis utama dalam film ini adalah apa yang terjadi bila manusia menyusutkan ukuran badannya sehingga hanya tersisa 5% dari ukuran aslinya. Saat hal ini terjadi, semua kebutuhan dan limbah yang dihasilkan oleh manusia ikut menyusut juga hingga 95%. Karena semua menyusut, nilai uang akan meroket karena biaya produksi ikut mengecil.
Ide cerita yang out of the box ini secara enggak langsung ngasih kengerian yang bakal terjadi di masa depan. Meski fiksi ilmiah terkesan berat, Payne menyeimbangkan dengan dialog komedi yang enggak receh. Enggak mengherankan, sih, kalau Payne bikin film ini. Soalnya, dia udah sering bikin film unik kayak Sideways (2004), I Now Pronounce You Chuck & Larry (2007), dan Nebraska (2013).
Sayangnya, konflik yang dibikin Payne kerap naik-turun. Berjalannya alur film ini layaknya sebuah ide liar yang enggak punya pokok permasalahan dan akhir yang jelas. Sebagai gantinya, lo bakal disuguhi masalah umum yang sampai sekarang masih jadi sorotan ahli geologi, meteorologi, para pakar kemanusian, dan negara-negara dunia tentang nasib manusia.
Dari segi komedi, Downsizing ngasih candaan yang pas dan ngena di zaman sekarang meski cerita yang dtawarkan cukup berat. Lo bakal dibuat tertawa terpingkal-pingkal dengan segala dialog yang diucapkan atau ekspresi jenaka. Bisa dibilang, ini sebagai penyeimbang, sih. Namun, tetap aja kelebihan ini enggak menutupi kelemahan utama dari Downsizing.
Yap, namanya juga film komedi. Meski berhasil menghibur penonton, sayangnya, Downsizing enggak punya konflik yang kuat sehingga film terasa datar dan kurang sensasi. Hasilnya, film ini malah jadi sebuah satire yang bikin orang-orang yang paham dengan premis film jadi bahan tertawaan. Namun, lagi-lagi, Payne mengantisipasinya dengan aktor dan aktris yang sukses bikin film berwarna.
Kehadiran Matt Damon sebagai pemeran utama, Paul Safranek, bikin film ini lebih kaya karena aktingnya sebagai good guy. Lalu, hadir pula aktris Hong Chau (Ngoc Lan Tran )yang bikin film ini makin berwarna. Kehadiran Christoph Waltz sebagai Dusan Mirkovic juga bikin sisi komedi film ini makin kaya. Kemeriahan masih ditambah lagi oleh performa para pemeran pendukung lainnya, seperti Kristen Wiig, Laura Dern, Jason Sudeikis, dan Neil Patrick Harris.
Perpaduan karakter Paul Safranek, Ngoc Lan Tran, dan Dusan Mirkovic bisa dibilang komplet. Tokoh Paul yang terlalu polos dan baik hati mau aja dikerjain oleh karakter Dusan yang nyebelin. Ditambah, Ngoc Lan Tran yang punya pelafalan bahasa Inggris yang kocak dengan logat Vietnam kental berhasil menggelitik perut penonton.
Efek suara yang ditampilkan enggak terlalu nendang. Pasalnya, film ini enggak nampilin laga dengan suara-suara yang menggelegar. Sebagai gantinya, film ini ngasih visual kehidupan manusia liliput yang mendetail yang bikin lo percaya dengan ilmu pengetahuan. Ditambah lagi, ada pemandangan Norwegia yang memanjakan mata lo.
Enggak hanya ngandelin unsur komedi, film ini juga ngasih pesan moral tentang apa yang seharusnya kita lakukan saat dihadapkan oleh sebuah keputusan yang rumit dalam hidup dan bertahan dalam kenyataan hidup yang miris. Kita juga bakal sadar betapa para ilmuwan terus berambisi bikin penemuan mutakhir demi masa depan manusia di Bumi.
Film ini cocok buat lo yang suka genre fiksi ilmiah dan kangen dengan akting Damon. Lo bisa ajak teman-teman lo nonton film yang bakal tayang pada 2 Februari 2018 di Indonesia ini. Nah, biar lo enggak dimakan rasa penasaran, tonton cuplikannya dulu di bawah ini!