*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran film Dune yang bisa saja mengganggu buat kalian yang belum menonton.
Disutradarai oleh Denis Villeneuve, Dune mungkin bisa dibilang menjadi salah satu film Hollywood yang paling dinanti pada 2021. Pasalnya, film tersebut diadaptasi dari novel berjudul sama karya Frank Herbert yang sangat populer. Tak cuma itu, film ini juga turut dibintangi oleh aktor-aktris ternama Hollywood yang sedang naik daun beberapa tahun kebelakang ini.
Sinopsis Dune mengisahkan Keluarga Atreides yang diperintah oleh kaisar untuk mengurus planet Arrakis alias Dune yang dipenuhi gurun yang mengandung sebuah rempah yang bisa memperpanjang hidup manusia. Namun, keberadaan mereka di Arrakis menimbulkan konflik dengan Keluarga Harkonnen yang sebelumnya mengurus planet tersebut dan tetap ingin berkuasa di sana.
Nah, sebelum kalian nonton film Dune di bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR di bawah ini!
Review film Dune (2021)
Dunia Fiksi-Ilmiah yang Dibangun Rapi, tapi Terlalu Lambat
Fokus utama dari film ini terletak pada Paul Atreides (Timothée Chalamet), selaku anak sekaligus calon penerus dari Keluarga Atreides. Namun, karena memiliki darah Bene Gesserit dari ibunya, Paul kerap mendapat mimpi tentang masa depannya di Arrakis dan menjadi bagian dari suku lokal bernama Fremen. Tak lama setelah mimpi tersebut, Keluarga Atreides pun benar-benar dikirim untuk mengurus Arrakis.
Seperti yang sudah dibahas di bagian pembuka, konflik pun datang ketika Keluarga Atreides tiba di Arrakis. Sebab, Keluarga Harkonnen selaku pengurus sebelumnya masih ingin berkuasa dan mengelola seluruh rempah di planet tersebut yang membawa keuntungan besar baginya. Hal ini pun kemudian menimbulkan berbagai masalah yang membuat Paul serta ibunya harus berkelana mencari suku Fremen buat meminta bantuan.
Kalau bisa dibilang, fokus utama dari film Dune garapan Denis Villeneuve terletak pada pembangunan dunia fiksi-ilmiah yang ada di novelnya. Sebab, film ini benar-benar menjelaskan secara detail istilah-istilah serta aspek penting lainnya terkait semesta tersebut sepanjang filmnya. Hal ini kemungkinan dilakukan agar penonton yang tak pernah baca novelnya tetap bisa mengerti tentang semesta Dune ketika menyaksikan filmnya.
Well, film ini pun sukses membangun dunia tersebut dengan sangat rapi. Kalian yang belum pernah membaca novelnya pun dijamin akan paham dengan konsep keseluruhan film ini di ending-nya meski mungkin sempat bingung saat awal menonton.Namun, menurut KINCIR pembangunan dunia tersebut dilakukan dengan laju yang terbilang sangat lambat sehingga ceritanya menjadi kurang spesial.
Hal ini pun bisa dilihat dari ending filmnya yang bisa dibilang tak menyelesaikan konflik apapun dan malah terkesan menjadi awal bagi kisah utamanya. Akan tetapi, hal tersebut kemungkinan karena film ini memang hanya mengambil setengah awal cerita dari novelnya dan sudah diniatkan buat berlanjut ke sekuelnya.
Karakter yang Kurang Bikin Penonton Emosional
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Dune dibintangi oleh sejumlah aktor-aktris ternama Hollywood. Mulai dari Timothée Chalamet, Oscar Isaac, Rebecca Ferguson, Josh Brolin, Dave Bautista, Jason Momoa hingga Zendaya sekalipun. Mereka pun bisa dibilang cocok dan sukses memerankan karakternya masing-masing dalam film ini.
Hanya saja, penokohan dalam film ini terbilang kurang kuat dan hambar sehingga enggak ada ikatan emosional antara penonton dengan para karakternya. Hal ini pun membuat penonton jadi enggak merasakan apapun sewaktu salah satu tokohnya berada di situasi yang dramatis atau saat mereka tewas sekalipun.
Kemungkinan besar alasan yang membuat hal ini terjadi adalah karena filmnya terlalu berfokus pada pembangunan dunianya sehingga penokohan karakternya agak dikesampingkan. Namun, kurangnya ikatan emosional ini kemungkinan tak akan terjadi pada film keduanya seandainya digarap. Soalnya, penonton menjadi sudah lebih kenal dengan para karakternya serta perjalanan mereka yang penuh drama.
Visual dan Kostum yang Memukau
Mengingat Dune mengusung genre fiksi-ilmiah, tentunya tak heran kalau film ini sangat bergantung pada efek visual CGI, ‘kan? Yap, sepanjang filmnya kalian akan disajikan dengan banyak adegan yang menggunakan CGI, mulai dari pesawat antariksa hingga sebuah perisai berwujud energi yang melindungi tubuh. CGI yang digunakan di film ini pun terbilang sangat berkualitas sehingga tampak nyata dan bikin filmnya tak terkesan murahan.
Selain itu, kalian juga akan dibuat terpukau dengan visual yang memanjakan mata dari berbagai panorama sepanjang filmnya. Bahkan, planet Arrakis yang merupakan wilayah gurun saja masih memiliki pemandangan yang sangat indah. Oh ya, desain kostum dari film ini juga patut diacungi jempol karena benar-benar memberikan nuansa fiksi-ilmiah, terutama pakaian stillsuits yang digunakan khusus buat berkelana di gurun.
Film yang Bisa Menjadi Waralaba Fiksi-Ilmiah Ikonis Terbaru di Hollywood
Sebelum Denis Villeneuve, sutradara David Lynch sebenarnya sudah sempat menggarap film Dune pada 1984 silam dan disiapkan sebagai sebuah waralaba film fiksi-ilmiah. Sayangnya, rencana tersebut gagal karena film pertamanya mendapatkan respons yang sangat negatif dari penonton dan juga kritikus. Padahal, Lynch saat itu sudah menulis naskah untuk sekuelnya.
Nah, Denis Villeneuve pun bisa dibilang memiliki rencana yang sama dengan David Lynch, makanya dia cukup percaya diri membuat film pertamanya ini sebagai sebuah prolog dari waralabanya. Sejauh ini, respons kritikus terhadap Dune versi Villeneuve pun terbilang sangat positif. Jadi, kemungkinan besar Villeneuve akan mendapat lampu hijau dari pihak studio untuk menggarap sekuelnya.
Seandainya hal tersebut, Dune bisa menjadi waralaba film fiksi-ilmiah terbaru di Hollywood yang ikonis. Soalnya, Dune menghadirkan konsep yang berbeda ketimbang film fiksi-ilmiah lainnya, yaitu adanya konflik antariksa yang berkaitan dengan takhta. Kalau bisa dibilang Dune adalah gabungan Star Wars dan Game of Thrones. Selain itu, waralaba ini juga dibintangi bintang ternama Hollywood yang tentunya jadi daya tarik tersendiri.
***
Secara garis besar, Dune sukses membuka waralaba fiksi-ilmiah baru di Hollywood meski dengan alur yang terbilang agak lambat. Buat kalian yang suka film fiksi-ilmiah ataupun penggemar berat novelnya, maka film ini wajib banget buat ditonton. Film ini pun sudah bisa disaksikan secara legal melalui sejumlah jaringan bioskop Indonesia mulai 13 Oktober 2021.
Nah, kalau kalian sudah nonton filmnya, jangan lupa buat tulis pendapat kalian pada kolom komentar yang berada di bawah artikel ini, ya! Ikuti terus KINCIR buat dapatkan rekomendasi film seru lainnya!