Kisah hidup para atlet badminton Indonesia ini cocok dijadikan layar lebar, karena penuh perjuangan dan inspiratif.
Kisah atlet badminton Indonesia sebelumnya ada Susi Susanti – Love All yang bersinar di Festival Film Indonesia 2020. Film Indonesia biopik olahraga tersebut hadirkan kisah haru dan seru dari atlet legenda perebut medali emas pertama Indonesia pada ajang olimpiade internasional.
Selain Susi Susanti, sebetulnya banyak legenda bulu tangkis Indonesia yang enggak kalah memiliki cerita apik untuk turut diceritakan pada publik di layar lebar. Mereka juga mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, seperti para atlet badminton Indonesia yang berhasil lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.
Siapa saja atlet badminton Indonesia yang kisah hidupnya cocok diadaptasi ke layar lebar? Berikut deretannya!
1. Liem Swie King
Pencinta bulu tangkis mana yang enggak kenal sosok yang satu ini? Ya, Liem Swie King merupakan salah satu atlet bulu tangkis dengan prestasi paling mentereng yang dimiliki Indonesia. Dia bisa dapatkan semua medali dari kompetisi yang dia mainkan. Bahkan, pria yang namanya melejit era ’70-an ini memiliki gaya smash-nya yang dikenal sampai sekarang, yakni “King Smash!”, gerakan smash sambil melompat dengan kecepatan kok yang sulit dibendung.
Apalagi, pas momen final All England 1976 yang harus diangkat dalam film. Saat itu, Liem berhadapan dengan Rudi Hartono, tapi Liem tiba-tiba tampil buruk. Padahal sepanjang kompetisi, dia mengalahkan unggulan-unggulan lain dengan mudah.
Banyak yang menduga jika Liem Swie King sengaja membuat Rudi Hartono menang. Karena jika Liem menang, dia akan menjadi pemain bulu tangkis dengan piala All England paling banyak. Jadi, cerita King ini patut banget di filmkan. Kisah ini bisa jadi melengkapi film Indonesia berjudul King (2009) yang menceritakan seorang anak yang mengidolakan Liem Swie King.
2. Jonathan Christie
Nama Jonathan Christie tengah naik daun di Indonesia. Pria kelahiran 1997 ini sekarang menjadi salah satu bintang bulu tangkis kebanggaan Indonesia. Semua karena penampilan cemerlangnya di Asian Games 2018 dan Olimpiade Tokyo 2020.
Atlet yang kerap dipanggil Jojo ini ternyata enggak mudah mendapatkan prestasi gemilang yang diraihnya kini. Dia mesti melewati banyak ujian. Oh ya, meski sudah dikenal luas, Jojo tetap tinggal di rumah yang teramat sederhana, berada di gang sempit kawasan Bidara Cina Jakarta. Wah, kayaknya kisah Jonathan Christie juga wajib difilmkan, nih.
3. Taufik Hidayat
Berapa banyak dari kalian yang sudah nebak jika atlet yang satu ini juga layak jalan ceritanya difilmkan? Taufik Hidayat merupakan seorang atlet bulu tangkis yang namanya begitu dikenal oleh dunia. Puncaknya, saat dia berhasil menyabet medali emas olimpiade di Athena dan kejuaraan bulu tangkis dunia setahun berikutnya.
Meski begitu, menantu Agum Gumelar ini juga dikenal dengan banyak kontroversi, mulai dari perseteruannya dengan Lin Dan, pebulutangkis nomor satu Tiongkok, sampai dengan intrik yang terjadi dengan PBSI. Oh ya Taufik juga hampir dinaturalisasi oleh Singapura. Satu lagi, dia berani untuk keluar dari pelatnas dan berdikari sebagai atlet. Masa, sih, kisah-kisah ini enggak menarik untuk jadi sebuah film?
4. Christian Hadinata
Kalau dari tadi kita bahas soal para pemain tunggal, kini ada jagonya pemain ganda. Christian Hadinata, seorang pemain yang sering bergonta-ganti pasangan tanding. Uniknya, dia selalu berhasil menyabet gelar-gelar bergengsi, seperti Juara Dunia tiga kali, All England empat kali, Asian Games dua kali, dan Thomas Cup 6 kali dengan pasangan yang berbeda-beda.
Keren banget, ‘kan? Dia jadi salah satu atlet bulu tangkis Indonesia dengan koleksi gelar terbanyak. Salut, dan bakal jadi film yang keren dan menginspirasi, nih, kalau sampai benar-benar di filmkan.
5. Minarni Soedaryanto
Jika Susi Susanti selalu dikaitkan dengan kejayaan bulu tangkis putri Indonesia. Sebetulnya ada nama lain yang enggak kalah legendarisnya. Dia adalah Minarni Soedaryanto. Usianya masih 15 tahun saat dia dipercaya bermain untuk Timnas Indonesia.
Dijuluki Ratu Bulu Tangkis Indonesia, karena permainannya yang atraktif dan menyulitkan lawan. Minarni bahkan menjadi salah satu wanita pertama Indonesia yang dapat merengkuh banyak banget gelar mulai dari All England, Malaysia Terbuka, Amerika Terbuka, sampai Uber Cup. Kariernya terhenti karena Minarni meninggal dunia pada 2003.
6. Mia Audina
Buat kalian yang belum tahu, Mia Audina adalah seorang atlet tunggal putri yang berhasil mendapatkan medali perak Olimpiade Athena. Atlet yang kini jadi warga negara Belanda ini sudah menjadi penentu Indonesia dalam menjuarai Piala Uber pada usianya yang baru 14 tahun.
Kala itu, dia bertarung melawan Zhang Ning, orang yang disebut ‘Next Susi Susanti’, dan menyabet medali perak Olimpiade Atlanta 1996. Prestasinya bener-bener gila sampai akhirnya dia menikah dengan seorang pria asal Belanda dan enggak meneruskan kariernya sebagai atlet badminton lagi.
Karena masih punya hasrat pebulutangkis, dia pun memilih masuk Timnas Belanda. Hasilnya? Medali Perak Olimpiade Athena digenggamannya. Uniknya, di final dia bertemu lagi dengan Zheng Ning yang pernah dia kalahkan 10 tahun sebelumnya di Uber Cup. Wah, mesti jadi film banget ini!
7. Kevin Sanjaya
Kevin Sanjaya Sukamuljo atau Kevin Sanjaya sudah memiliki bakat bermain bulu tangkis sejak TK. Pada 2006, Kevin mengikuti Audisi Umum PB Djarum, tapi gagal. Kevin tidak menyerah, dia pun lolos audisi pada 2007 saat berusia 11 tahun. Selama enam tahun bergabung di PB Djarum, Kevin sempat mencoba nomor tunggal. Perlahan prestasinya terlihat, sehingga dia terpilih masuk pelatnas Cipayung pada 2013.
Selama empat tahun di pelatnas, Kevin Sanjaya pernah dipasangkan dengan Masita Mahmudin. Dia juga pernah berpasangan dengan Greysia Polii di sektor ganda campuran, sebelum akhirnya dipasangkan dengan Marcus Fernaldi Gideon di ganda putra hingga kini menduduki ranking 1 BWF sejak 2017.
Kevin Sanjaya Sukamuljo terkenal dengan permainan yang cepat dan full attack. Dia merupakan salah satu pemain yang suka melakukan servis flick untuk menipu lawan lewat gerakannya dan kerap kali membuat lawan emosi. Kisah Kevin cocok, ‘kan jadi materi film?
***
Jadi, di antara kisah-kisah atlet badminton Indonesia di atas mana yang mesti banget diangkat jadi film?