*Spoiler Alert: Artikel ini mengandung bocoran drama Korea Sweet Home yang bisa saja mengganggu buat kalian yang belum menonton.
Drama Korea Sweet Home tengah jadi perbincangan di media sosial. Serial adaptasi Webtoon populer ini mengusung tema misteri, horor, dan thriller. Serial ini jadi salah satu tontonan menarik, terutama buat yang bosan kisah romansa. Terlebih, drakor ini merefleksikan apa yang dialami dunia saat ini di masa depan jika manusia berlaku seenaknya.
Sinopsis Sweet Home tentang kondisi dunia saat manusia berubah menjadi monster karena hasrat dan keinginan mendalam diri mereka. Cerita Sweet Home ini diawali dengan kisah pemuda bernama Cha Hyun-su (Song Kang) yang pindah ke apartemen kumuh bernama Green Home. Semenjak kepindahannya, dia kerap mengalami kejadian aneh, satu per satu manusia di sana berubah menjadi monster.
Seberapa seru drama Korea Sweet Home yang tayang di Netflix ini? Seberapa relate manusia di dalamnya dengan yang terjadi di sekeliling kita? Simak review KINCIR di bawah ini.
Nuansa Baru Drama Korea Fantasi
Kalau biasanya drakor berdurasi 60 menit per episode, Sweet Home hanya berdurasi sekitar 40—50 menit tiap episodenya. Durasi yang sebentar dan bikin penasaran tiap episodenya. Sutradara Lee Eung-bok enggak bertele-tele dari awal episode. Ia sudah memperkenalkan semua karakter dan langsung sajikan konflik utama, termasuk monsternya dari episode pertama.
Sutradara yang sebelumnya garap Descendants of the Sun (2016), Goblin (2016), dan Mr. Sunshine (2018) ini langsung to the point. Dia sajikan alur yang cepat dan padat tiap episodenya. Dari Cha Hyun-su (Song Kang) yang pindah ke rusun Green Home, tak butuh durasi lama untuk kita tahu bahwa dunia di luar Green Home telah mati.
Dunia apokaliptik yang dibangun bukan lagi zombie, tapi monster. Suasana dalam Green Home pun berubah menegangkan dan penuh ketidakpastian. Antarkarakter saling tak percaya, tapi masih saling membantu satu sama lain. Saling bertahan hidup, saling menjaga, tapi juga saling waspada. Terutama, ketika sebagian penyintas alias warga Green Home terinfeksi.
Adegan pembuka episode pertama yang ternyata adegan menuju akhir film kembali mengingatkan kita pada usaha para warga Green Home untuk saling melindungi. Momen itu timbulkan rasa simpati, apalagi saat Cha Hyun-su mengingat jasa orang-orang yang melindunginya.
Ending serial ini bukanlah akhir, tapi menuju awal yang baru. Awal dari para warga Green Home yang masih hidup keluar dari rusunnya dan memulai kehidupan baru. Entah kehidupan baru atau tantangan baru. Lalu, Hyun-su yang kita lihat hampir sekarat karena ditembak satu peleton tentara, nyatanya kita dapat kejutan lain. Tentunya, season 2 makin ditunggu.
Lagu “Warrior” yang dinyanyikan Imagine Dragon selalu mengiringi adegan klimaks tiap episode. Adegan ketika para penyintas melawan monster, adegan ketika sang jagoan membunuh monster, atau adegan ketika sang jagoan mengorbankan diri demi monster.
Sebagai informasi, lagu tersebut merupakan kolaborasi Imagine Dragon dengan Riot Games, developer game League of Legends yang sempat dimainkan Hyun-su. Soundtrack drakor Sweet Home ini jadi penyemangat dan seakan memberi harapan hidup bagi para penyintas yang bertahan.
Beragam Karakter yang Bikin Refleksi Diri
Daya tarik serial ini awalnya pada sosok monster di dunia apokaliptik, alih-alih zombie. Lalu, banyak karakter dengan sifat yang berbeda-beda mengambil alih cerita. Di saat yang bersamaan, kita juga diperlihatkan orang-orang yang terinfeksi dan berubah jadi monster.
Manusia yang berubah jadi monster, hadir dalam bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan perilakunya semasa hidup. Namanya juga monster, bentuknya absurd. Hanya dengan dibakar mereka bisa mati. Tak cukup hanya dibunuh dengan senjata tajam atau listrik.
Namun, lama kelamaan bukan monsternya yang jadi primadona, melainkan para manusia: warga Green Home yang bertahan hidup dan karakter lain dari luar rusun. Semuanya rela melakukan apa pun demi hidup. Hal ini pula menegaskan bahwa manusia bisa lebih buas dari monster.
Sejak awal, kita diperkenalkan dengan Cha Hyun-su yang pindah ke Green Home. Karakternya yang hopeless bikin penasaran apa yang dihadapi sebelumnya. Saat dia terinfeksi, makin bikin penasaran rupa monster seperti apa kah dia?
Lalu, ada Lee Eun-hyeok diperankan oleh Lee Do-hyun yang sebelumnya bikin betah nonton 18 Again. Sebagai sosok yang selalu tenang, dia menjadi pemimpin dari para penyintas. Bikin peraturan hingga membuat rencana bertahan hidup. Adiknya, Go Min-si (Lee Eun-yu) yang bercita-cita jadi penari balet. Kehadirannya cukup misterius dari awal. Pribadi yang kuat ini kita tunggu saja perubahan karakternya pada kisah selanjutnya.
Pyeon Sang-wook (Lee Jin-wook), penghuni kamar 1408 yang merupakan mantan detektif. Meski hanya di kursi roda, dia bisa membuat senjata mematikan untuk para monster. Ada mantan damkar bernama Seo Yi-kyung (Lee Si-young). Wanita bertubuh kekar yang tengah hamil ini jadi pelindung para warga. Dia juga yang paling waspada tiap situasi.
Ada dua sejoli yang awal perkenalannya di sebuah lift, Yoon Ji-su (Park Gyu-young) dan Jung Jae-heon (Kim Nam-he). Sejak saat itu, keduanya jadi partner in crime yang berujung cinta. Namun, keduanya juga termasuk pelindung warga Green Home.
Partner in crime berikutnya yakni cucu dan kakek, Park Yu-ri (Ko Yoon-jung) dan An Gil-seob (Kim Kap-soo). Sejak keluar dari unitnya, keduanya berhasil melawan beberapa monster. Keduanya pun sama-sama berjuang hingga akhir hayatnya. Bahkan, kematiannya pun masih bermanfaat bagi hidup banyak orang.
Lalu, ada Pyeon Sang-Wook (Lee Jin-wook), pria tampilan gangster ini juga dari awal sudah mencuri perhatian. Pria skeptis yang misinya mengejar pedofil, Choi Yoon-jae (Ko Gu-han), ini tahan banting dan tak takut apa pun, bahkan berani melawan monster dengan tangan kosong.
Masih banyak misteri yang belum terjawab. Di antaranya, siapa sosok monster symbiote yang diperankan Kim Sung-cheol? Siapa janin yang ada di kamar mandi Sang-wook? Misi apa yang dijalankan Yi-kyung? Ke mana para warga selamat di bawa? Ke mana pula Hyun-su pergi? Peristiwa apa yang tengah terjadi hingga para warga terinfeksi? Semuanya kemungkinan bisa kita dapatkan pada season 2.
Gore, Gelap, dan Indah
Dari awal, Sweet Home enggak ada unsur ketelanjangan dan seks. Namun, tentu saja drama Korea ini bukan untuk anak-anak di bawah usia 13 tahun ke atas. Banyak adegan gore terang-terangan dan darah di mana-mana yang berpotensi bikin trauma.
Namun, buat penggemar tontonan horor-thriller apalagi yang ada unsur monster, Sweet Home bakal memuaskan dahaga. Tampilan monster CGI mirip yang kita temui dalam game, terutama monster badan besar layaknya game Resident Evil. Makanya, tak heran jika ada yang menganggap Sweet Home jadi serial korea horor monster terbaik.
Tiap adegan di tempat gelap, layaknya drakor pada umumnya enggak benar-benar membuat semuanya gelap atau hitam. Ada saja cahaya pantulan warna-warni dari benda atau sinar matahari yang bikin adegan makin artistik. Apalagi ditambah muncratan darah dan sudut gambar yang beragam, dijamin, kalian betah streaming 10 episode tanpa jeda.
Meski begitu, bukan berarti kehilangan rasa tegang. Justru, Sweet Home suguhkan jump scare pada momen-momen tertentu. Penonton jadi enggak merasa bosan.
Seperti adegan tetangga Cha Hyun-su yang kelaparan dan terinfeksi dengan tampilan yang mengingatkan kita pada hantu di film Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2 (2020). Atau, saat monster yang kepalanya terpotong setengah, hanya menyisakan telinga kanan dan mulutnya saja. Monster yang mampu hadirkan ketegangan, kelucuan, hingga keabsurdan.
Segalanya di drama Korea Sweet Home ini tampak mahal. Dibintangi banyak aktor langganan drakor, kemudian set latar hingga efek visual. Sutradara mengakui bahwa serial ini memerlukan budget yang tak sedikit, terutama grafis komputer yang ada pada hampir seluruh adegan.
Sutradara Lee Eung-bok bekerja sama dengan para ahlinya visual dan efek khusus. Efek visual dipercayakan kepada Westworld yang sebelumnya bekerja sama dengan Eung-bok dalam Goblin dan Mr. Sunshine. Kemudian, efek khusus ditangani oleh Legacy Effect yang sebelumnya garap waralaba film fantasi Hollywood populer, seperti Avengers, Avatar, Hellboy, dan serial Stranger Things.
Serial ini juga melibatkan koreografer ternama, yakni Kim Seol-jin. Ada pula aktor Troy James, sang “manusia karet” yang aksinya jadi para monster. Tim produksi juga menyiapkan gedung apartemen Green Home dengan set yang dibangun di atas 11.500 meter persegi. Dilansir Korea Herald, serial ini mengeluarkan biaya produksi lebih dari 30 miliar won (sekitar Rp385 miliar)
Sweet Home jadi drama Korea termahal yang jadi proyek Netflix. Sebelumnya, predikat tersebut dipegang oleh Arthdal Chronicles dengan biaya Rp29 miliar dan Kingdom Rp24 miliar untuk satu season.
***
Banyak pelajaran mengenai rasa kemanusiaan dalam drama Korea Sweet Home. Tiap karakter merefleksikan beragam manusia di muka Bumi ini, bagaimana sisi terjahat manusia dalam menghadapi situasi bertahan hidup.
Sweet Home sudah tayang di Netflix sejak 18 Desember. Langsung hadir 10 episode, langsung saja habiskan biar enggak penasaran. Kalau sudah nonton, bagikan di kolom komentar, ya.