Ada film Hollywood yang harus keluar uang tambahan demi proses syuting ulang. Ada yang sampai ngeluarin biaya tambahan sebanyak Rp369 miliar cuma buat syuting ulang!
Tim produksi film Hollywood tentunya harus melakukan persiapan yang matang sebelum mereka melakukan syuting, supaya prosesnya dapat berjalan dengan lancar. Namun, persiapan yang matang terkadang juga bisa berakhir kurang memuaskan. Sudah syuting berbulan-bulan, eh, ada adegan yang dirasa kurang maksimal untuk kesatuan filmnya.
Supaya filmnya bisa maksimal sesuai yang diharapkan, pihak studio film Hollywod pun terpaksa melakukan syuting ulang untuk mendapatkan adegan yang dianggap lebih sempurna. Jika langkah syuting ulang diambil, maka pihak studio pun harus siap mengeluarkan bujet tambahan dan terkadang bujet tambahannya pun bernilai besar.
Nah, film Hollywood apa saja yang keluar banyak uang buat syuting ulang? Yuk, simak daftarnya!
Film Hollywood yang keluar banyak buat syuting ulang
1. All the Money in the World (2017)
Pada Oktober 2017, Hollywood digemparkan dengan skandal pelecehan seksual yang dilakukan oleh Kevin Spacey. Gara-gara kasus tersebut, sutradara All the Money in the World, yaitu Ridley Scott, memutuskan untuk mengganti pemeran J. Paul Getty, karakter yang diperankan Spacey di film tersebut. Padahal, All the Money in the World direncanakan rilis pada 18 Desember 2017.
Pada 8 November 2017, Christopher Plummer resmi menjadi pengganti Spacey dan Scott pun melakukan syuting ulang semua adegan yang melibatkan Spacey. Syuting ulang yang dilakukan sangat mepet tersebut akhirnya menghabiskan biaya 10 juta dolar (sekitar Rp148 miliar). Akibatnya, Sony Pictures menghabiskan total bujet sebanyak 50 juta dolar (sekitar Rp738 miliar) untuk produksi All the Money in the World.
2. Back to the Future (1985)
Michael J. Fox memang begitu melekat dengan seri film Back to the Future. Namun, sutradara Robert Zemeckis dan Universal Pictures awalnya melakukan syuting bersama Eric Stoltz yang sempat ditugaskan untuk memerankan Marty McFly. Sayangnya, Zemeckis merasa enggak cocok dengan Stoltz dan menganggap aktor tersebut kurang lucu untuk membintangi film komedi.
Zemeckis akhirnya menghubungi Fox yang sempat menolak tawaran memerankan Marty. Begitu Fox bersedia memerankan Marty, Zemeckis dan Universal Pictures akhirnya mengulang syuting Back to the Future dari awal.
Syuting ulang tersebut akhirnya membuat Universal Pictures harus mengeluarkan bujet tambahan sebanyak 3 juta dolar (sekitar Rp44,3 miliar). Untungnya, Back to the Future memperoleh pemasukan bernilai fantastis, yaitu 389 juta dolar (sekitar Rp5,8 triliun).
3. Justice League (2017)
Pada Mei 2017, Zack Snyder membuat geger dengan mengumumkan mundur dari proyek Justice League yang rencananya dirilis pada November 2017. Warner Bros. akhirnya merekrut sutradara dua film pertama Avengers, yaitu Joss Whedon, untuk melanjutkan perkerjaannya Snyder. Begitu Whedon memegang kendali, sutradara tersebut langsung mengadakan syuting ulang.
Pada Juli 2017, Whedon dan Warner Bros. pun memulai proses syuting ulang Justice League. Enggak main-main, Warner Bros. sampai mengeluarkan bujet tambahan sebanyak USD 25 juta (sekitar Rp369 miliar) untuk proses syuting ulang.
Jika dijumlahkan, Warner Bros. mengeluarkan uang sebanyak USD 300 juta dolar (sekitar Rp4,5 triliun) untuk proses produksi Justice League. Sayangnya, Justice League malah enggak diterima dengan baik oleh penggemar.
4. Suicide Squad (2016)
Sebelum Justice League, Warner Bros. ternyata terlebih dulu melakukan proses syuting ulang pada Suicide Squad. Biaya untuk syuting ulang Suicide Squad juga bernilai fantastis, yaitu 22 juta dolar (sekitar Rp325 miliar). Pada akhirnya, Warner Bros. sampai mengeluarkan total biaya sebanyak 175 juta dolar (sekitar Rp2,6 triliun) untuk proses produksi film tersebut.
Salah satu alasan Warner Bros. melakukan syuting ulang Suicide Squad karena nuansa gelap Batman v Superman: Dawn of Justice (2016) dikritik habis-habisan. Selain itu, syuting ulang dilakukan karena sutradara David Ayer ingin menambahkan lebih banyak aksi di filmnya. Walau mendapatkan pemasukan yang memuaskan, Suicide Squad kurang disambut baik oleh penggemar.
5. The Dark Tower (2017)
Sudah banyak novel Stephen King yang telah diadaptasi ke layar lebar, salah satunya adalah The Dark Tower. Sayangnya, film tersebut mengalami banyak kesulitan dalam proses produksinya. Proses pengembangan The Dark Tower sebenarnya dimulai sejak 2007. Namun, film ini akhirnya mengalami berkali-kali pergantian sutradara dan berkali-kali pindah studio film.
Proyek The Dark Tower akhirnya berakhir di tangan Sony Pictures dan sutradara Nikolaj Arcel. Proses syuting The Dark Tower di tangan Arcel pun enggak berjalan mulus. Sony memutuskan untuk mengeluarkan biaya tambahan sebanyak USD 6 juta (sekitar Rp88,6 miliar) demi syuting ulang.
Hal tersebut dilakukan untuk menambah cerita tentang latar belakangnya karakter yang diperankan oleh Idris Elba. Sayangnya, film ini mendapatkan penilaian yang kurang memuaskan dari kritikus.
6. Little Shop of Horrors (1986)
Gara-gara menampilkan ending yang tragis, Warner Bros. akhirnya terpaksa melakukan syuting ulang untuk ending Little Shop of Horrors. Yap, film tersebut sebenarnya menampilkan ending tragis dengan membunuh dua karakter utama di filmnya. Namun saat proses screening, para penonton memberikan reaksi negatif atas ending tersebut.
Akibat reaksi negatif dari penonton, Warner Bros. memilih untuk membuat ending yang lebih bahagia untuk karakter utamanya. Warner Bros. terpaksa mengeluarkan biaya tambahan sebanyak USD 5 juta (sekitar Rp73,8 miliar) untuk proses syuting ulang ending Little Shop of Horrors. Film ini pada akhirnya diterima dengan baik oleh kritikus, namun enggak mendapatkan pemasukan yang memuaskan.
7. Geostorm (2017)
Apakah kamu tahu bahwa Gerard Butler pernah membintangi sebuah film yang berjudul Geostorm? Ide film ini muncul saat sutradara Dean Devlin berbicara tentang perubahan iklim bersama anaknya. Sayangnya, Devlin mengalami kendala dalam proses penggarapan naskah idenya dan meminta bantuan Paul Guyot dalam pembuatan naskahnya.
Setelah mengalami masalah dalam naskah, hasil garapan Devlin ternyata mendapatkan reaksi negatif dari penonton screening. Warner Bros. akhirnya mengeluarkan bujet tambahan sebanyak USD 15 juta (sekitar Rp222 miliar) untuk syuting ulang Geostorm. Proses syuting ulangnya pun diambil alih oleh sutradara berbeda, yaitu Danny Cannon.
***
Itulah deretan film Hollywood yang keluar uang banyak buat syuting ulang. Ternyata, enggak semua film yang disyuting ulang bisa berhasil diterima oleh penonton. Lalu, jangan lupa ikuti terus KINCIR buat dapatin berbagai informasi seputar film lainnya, ya!