Kabar duka kembali menyelimuti dunia hiburan Indonesia. Kali ini, satrawan ternama Tanah Air, Sapardi Djoko Damono, dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (19/7) pagi. Sapardi Djoko Damono dikenal sebagai seorang ahli sastra yang telah melahirkan sejumlah karya tulisan ternama, salah satunya adalah buku kumpulan puisi Hujan Bulan Juli yang diadaptasi ke dalam format layar lebar pada 2017 lalu.
Sapardi Djoko Damono meninggal dunia di RS Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan setelah sempat dirawat sejak 9 Juli 2020 lalu. Kabarnya, Sapardi Djoko Damono meninggal dunia setelah mengalami penurunan fungsi sejumlah organ pada tubuhnya. Pria yang lahir di Surakarta, Jawa Tengah ini pun meninggal pada Minggu pukul 09.17 WIB pada usianya yang telah menginjak 80 tahun.
Sapardi Djoko Damono telah aktif di dunia tulis-menulis sejak 1958 silam. Berbagai macam karya tulisan pun telah dihasilkan oleh pria kelahiran 20 Maret 1940 ini. Mulai dari Duka-Mu Abadi (1969) yang menjadi buku kumpulan puisi pertamanya, hingga novel Yang Fana adalah Waktu yang dirilis pada 2018 lalu.
Namun, karya tulisannya yang populer adalah Hujan Bulan Juni (1994) yang kemudian diadaptasi menjadi film oleh sutradara Hestu Saputra. Film yang dirilis pada 2017 lalu tersebut pun dibintangi oleh Adipati Dolken beserta aktris Velove Vexia sebagai pemeran utamanya. Layaknya buku kumpulan tulisan sang sastrawan, film yang diproduksi oleh Sinema Imaji dan Starvision ini pun turut menghadirkan dialog puitis dan juga kata-kata yang romantis.
Sepanjang kariernya sebagai seorang sastrawan, Sapardi Djoko Damono sudah berhasil memenangkan berbagai macam penghargaan berkat karya-karyanya. Hal ini meliputi The Putera Poetry Award 1983, The Jakarta Arts Council Literary Award 1984, The SEA Write Award 1986 yang merupakan penghargaan penulis se-Asia Tenggara, serta sejumlah piala ajang lainnya.
Kepergian Sapardi Djoko Damono tentunya meninggalkan duka bagi banyak orang, tetapi karya-karyanya tentu akan dikenang sepanjang masa. Semoga, Sapardi dapat diterima di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Nah, karya tulisan Sapardi apakah yang menjadi favorit kalian? Share pendapat kalian di bawah, ya!
Selamat jalan, Sapardi Djoko Damono!