Pada ajang The International 2017 silam, Valve mengumumkan sebuah game kartu bertajuk Artifact. Mengambil para karakter dan dunia di Dota 2, game ini berusaha memberi pendekatan yang unik. Pasalnya, permainan di Artifact mengambil nuansa MOBA dengan kehadiran creep, tower, hingga gold.
Sejak dirilis pada September 2018 silam, sang pengembang seakan acuh tak acuh dengan game ini. Sejak merilis ekspansi pertama bertajuk “A Call to Arms”, Valve enggak memberikan update sama sekali. Alhasil, ini sangat berdampak kepada jumlah pemain yang akhirnya mulai meninggalkan game tersebut. Setelah lebih dari satu tahun, akhirnya Valve mulai mendengarkan penggemar dan berencana “menghidupkan kembali” game satu ini.
Pada laman komunitas Artifact di Steam, Valve berencana menambahkan banyak Hero baru. Mereka juga mengajak para penggemar untuk melakukan survey Hero Dota 2 mana yang layak untuk dimasukkan di babak baru, nantinya. Kehadiran ekspansi baru tentu bakal berdampak dengan build yang selama ini masih stuck di ekspansi pertama saja.
Ternyata, selain menambahkan konten baru, rencananya Valve juga bakal memberikan mekanik serta pendekatan baru dari segi gameplay. Perubahan besar ini akan berdampak kepada giliran pemain untuk melangsungkan draft. Pasalnya, game ini menggunakan sistem 3 lane seperti di Dota 2 yang sangat menarik. Fase inisiatif untuk menentukan giliran ini pun bakal dirombak habis-habisan dan sangat berpengaruh untuk game kartu semacam Artifact.
Take a deep breath!https://t.co/FXY49wq6Hu
— Artifact (@PlayArtifact) April 13, 2020
Dari konten baru yang diisukan bakal datang ke Artifact sejak akhir Maret lalu, game ini pun mendapat kenaikkan jumlah pemain. Dari situs Steam Database, terlihat bahwa ratusan pemain kini telah kembali mengakses permainannya. Malah, pengumuman besar di Twitch ini sempat membuat game tersebut dilirik ribuan pasang mata.
Masalah besar yang merundung game ini berasal dari banyak hal. Selain konten yang sangat minim, game tersebut dibanderol dengan harga yang tidak murah, yakni sekitar 20 dolar atau 300 ribu rupiah di laman Store regional Indonesia. Alhasil, meski sempat mencuri perhatian dan mengguncang skena game kartu, Artifact kehilangan pemain lantaran dukungan kontennya sangat sedikit.
Kini, tampaknya dapur dari game Artifact tengah bersiap menggarap banyak konten baru. Pemain pun terlihat membanjiri Community Market dan menyiapkan deck terbaiknya. Harga kartu Axe pun terlihat mendapat permintaan yang tinggi dan harganya naik dari sekitar Rp14.000 menjadi sekitar 40 ribu rupiah untuk satu kartunya.
Nah, bagaimana menurut kalian dengan bangkitnya Artifact, nih? Apakah kalian berminat untuk kembali memainkannya? Jangan sungkan untuk bagikan kesan kalian di kolom komentar bawah, ya! Terus ikutin juga berita seputar game lainnya hanya di kanal KINCIR.