Acara yang jadi ajang berbagi informasi tentang media sosial, Social Media Week (SMW) 2019 telah memasuki hari keempatnya. Event ini akan berlangsung selama lima hari, dari 11—15 November 2019 di Senayan City, Jakarta.
Selain membahas segala yang berhubungan tentang media sosial dan trennya, acara ini juga membahas tentang peran media sosial di industri esports. Andrian Pauline (AP) selaku Ketua Federasi Esports Indonesia (FEI), Hartman Haris selaku Co-Founder EVOS Esports, dan Rendy Alimudin sebagai Assistant Vice President BCA menjadi pembicara pada panel tersebut.
Seperti yang kita tahu, esports berhasil membuka sebuah industri kreatif baru berkat perkembangnnya. Kini bermain game enggak hanya jadi pengisi waktu luang, tapi kalian juga bisa mengumpulkan pundi-pundi rupiah serta berprestasi di ranah tersebut. Enggak sampai di situ, masuknya olahraga elektronik ini di SEA Games 2019, membuat makin banyak anak-anak muda yang ingin memfokuskan diri di esports. Apalagi, kini esports telah mendapat dukungan dari pemerintah dengan mengadakan ajang Piala Presiden Esports.
“Di dua tahun belakangan ini, esports sedang bagus-bagusnya. Apalagi tahun kemarin sudah masuk ke dalam cabang yang dipertandingkan di Asian Games 2018, kini juga masuk di SEA Games 2019. Banyak sisi positif yang di bawa oleh esports contohnya kini banyak brand yang ingin jadi sponsor. Apalagi kini sudah didukung oleh pemerintah dengan ajang Piala Presiden Esports,” ungkap AP.
Hal ini tentunya berbeda dengan esports lima tahun yang lalu, di mana masih yang meragunkannya. Kini melihat dengan pencapaian para atletnya yang dapat mengibarkan bendera Indonesia di negara tetangga, membuat brand berbondong-bondong ingin menjadi sponsor.
Salah satu brand yang sangat mendukung perkembangan esports di Indonesia adalah Bank Centar Asia (BCA). Melihat prestasi yang telah ditorehkan oleh atlet esports tanah air yang mampu memenangkan turnamen dunia, seperti tim EVOS yang berhasil memenangkan pertandingan Free Fire World Cup 2019 pada April lalu.
“Melihat prestasi yang telah dicapai salah satu divisi di EVOS yang berhasil menang di ajang Free Fire World Cup 2019, saya sebagai orang Indonesia pasti bangga melihat hal tersebut. Kami pun sepakat untuk mendukung industri yang sedang berkembang ini,” ungkap Rendy.
Pengguna media sosial yang game memang dipenuhi dengan generasi z, hal ini yang membuat keduanya terhubung erat. Apalagi tim-tim esports bahkan para pemainnya punya pengikut yang enggak sedikit. Hal ini pun dimanfaatkan oleh brand untuk menyampaikan pesan lebih dapat terfokus.
“Beda dengan industri lainnya misalnya musik karena banyak yang membedakan seperti genre dan usia. Tapi kalau dari sisi game dan esports, di mana sekitar 70 sampai 80 persen generasi z, apalagi mereka juga pasti menggunakan media sosial. Sudah pasti yang ditawarkan oleh brand melalui kita bisa lebih terfokus,” ungkap Hartman.
Nah! Bagaimana menurut kalian tentang perang media sosial dengan perkembangan esports? Jangan sungkan untuk memberikan komentar kalian di kolom bawah, ya. Tetap di KINCIR agar kalian enggak ketinggalan berita seputar esports.