*(SPOILER ALERT) Artikel ini mengandung sedikit bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kalian, ya.
Film Rumah Merah Putih menandai comeback-nya Alenia Pictures di dunia perfilman setelah lima tahun lalu bikin film Seputih Cinta Melati (2014). Digarap Ari Sihasale dan diproduseri oleh Nia Zulkarnaen, rilisnya film ini pas di momen liburan, mengingat, klasifikasi “Semua Umur” yang diterima film ini.
Menceritakan persahabatan Farel Amaral dan Oscar Lopez yang tinggal di perbatasan NTT – Timor Leste. Berawal dari satu minggu menjelang perayaan 17 Agustus ketika kaleng cat merah putih milik Farel hilang.
Takut dimarahi orangtua, Oscar membantu Farel mengumpulkan uang untuk menggantinya. Masalah enggak sampai di situ, cat yang dibeli pun salah warna. Berhasilkah dua sahabat tersebut mendapatkan cat merah putih sebelum perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia?
Visualisasi Mata Pelajaran PKn
Sebelum nonton, kalian enggak perlu taruh ekspektasi apa pun terhadap film ini. Pertama, karena ini film untuk semua usia, dan kedua karena ceritanya benar-benar sederhana.
Sejak awal film dimulai, kalian udah disuguhkan adegan dan dialog yang kerap diajarkan dalam pendidikan karakter. Ketika ada hal negatif yang ditampilkan, langsung dibalas dengan hal positif. Misal, ketika ada anak yang menghasut berbuat buruk, ada anak lain yang mencegahnya.
Enggak hanya dari perbuatan, pendidikan karakter yang diberikan film Rumah Merah Putih juga lewat perkataan yang berulang-ulang soal nasionalisme. Ya, semua kebaikan yang ada di buku PKn ada di film ini. Bahkan, jika film ini udah turun layar, bisa panjang umur untuk tayang di sekolah-sekolah.
Bisa jadi karena film ini dapat klasifikasi “Semua Umur”, konflik yang ditampilkan enggak dalam. Banyak konflik yang ditampilkan dengan solusi permukaan.
Padahal, kalau hanya satu konflik, misal soal perjuangan cat merah putih atau perjuangan mereka mengembalikan dompet. Tampaknya, akan lebih dalam dan ngena.
Begitu juga, soal panjat tiang bendera yang kurang di-tease. Aslinya, bocah yang viral karena memanjat tiang bendera, ‘kan, memang jago memanjat. Jika memang, Farel diceritakan jago memanjat, seharusnya udah di-tease dari awal.
Debut Karakter yang Tercapai
Bagusnya, Ari Sihasale memberikan unsur komedi dan drama secara natural, lewat para karakter yang apa adanya. Kalian bisa merasakan bahagia, lega, bahkan pedih, lewat karakternya.
Debut yang baik untuk para pemeran baru, seperti Petrick Rumlaklak sebagai Farel, dan Amori De Purivicacao sebagai Oscar Lopez. Keduanya tampil natural ala anak-anak NTT dengan kepolosannya. Ditambah, Dicky “Beatbox” Tatipikalawan sebagai Oracio Soares yang menambah keseruan film.
Jika Ari menampilkan film Rumah Merah Putih untuk menceritakan bocah yang pernah viral dan anak-anak NTT, dia berhasil. Buktinya, Ari bisa menempatkan karakter anak-anak menjadi fokus utama, meski dalam film ada Pevita Pearce, Shafira Umm, Yama Carlos, dan Abdurrahman Arif.
Visual Khas Alenia Pictures
Salah satu menariknya film-film produksi Alenia Pictures yaitu pemandangan alamnya. lewat film-filmnya, seperti Denias, Senandung di Atas Awan (2006), King (2009), Tanah Air Beta (2010), Di Timur Matahari (2012), termasuk Rumah Merah Putih.
Lewat film-film tersebut, penonton akan diberitahu keindahan Indonesia. Sekaligus, ngasih tahu bahwa Indonesia enggak cuma Jakarta atau Pulau Jawa. Warna-warna alam pun menghiasi sepanjang film.
Soal desain produksi, enggak membutuhkan kostum mahal yang kece. Cukup pakaian ala penduduk desa dengan kesederhanaannya, ditambah dengan warna-warni kain tenun khas NTT.
Scoring Antiklimaks
Sejak awal, musik-musik yang mengiringi pemandangan NTT di film Rumah Merah Putih terdengar syahdu dan etnik. Sayangnya, ada momen klimaks, tapi lagunya malah antiklimaks.
Padahal, kalau nada yang mengiringi hanya irama sesuai mood adegan, bakal lebih ngena dan emosional. Ya, bisa jadi karena sasarannya anak-anak, lagunya bisa nempel ke penonton.
***
Film Rumah Merah Putih bisa menjadi pilihan nonton bareng keluarga, tanpa khawatir bawa anak-anak ke bioskop. Pas dengan momen liburan, filmnya bakal tayang mulai 20 Juni 2019.
Kalau udah nonton filmnya, kasih ulasan kalian di kolom review di awal artikel ini, ya. Tungguin ulasan film lainnya hanya di KINCIR.