Pembekalan pembentukan tim esports dan manajen bisnis esports menjadi salah satu topik yang disajikan dalam program bootcamp Piala Presiden Esports 2019 pada hari kedua kemarin. Saat ini, memang masih banyak sekali tim-tim esports amatir yang belum memiliki strategi manajamen yang baik untuk berkembang. Pembekalan yang dilakukan kali ini menjadi sangat penting untuk mendorong tim-tim amatir tersebut untuk berkembang.
Pembekalan manajemen tim esports tersebut disajikan oleh Hartman Harris—Co-Founder EVOS Esports dan Delwyn Sukamto—Owner Alter Ego. Keduanya banyak memberikan pengalaman manajemen tim untuk para tim di Piala Presiden Esports 2019. Pengalaman tersebut sangat menarik untuk diamati dan dicontoh oleh tim-tim amatir untuk memajukan tim mereka.
Pembicaraan saat itu dibuka dengan persoalan rekrutmen pemain esports. Wacana esports yang telah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia ternyata memberikan dampak positif. Bagi Delwyn, proses pembentukan tim dan perekrutan pemain menjadi lebih mudah untuk dilakukan. Berbeda dengan dulu, ketika wacana esports masih diragukan oleh masyarakat Indonesia.
“Pembentukan tim esports saat ini jauh lebih mudah. Hal tersebut dikarenakan kemajuan esports yang saat ini sudah disadari oleh sebagian masyarakat. Kondisi tersebut berbeda dengan masa sebelumnya. Saat itu, esports masih belum dikenal dan sangat sulit untuk meyakini (jenjang karir) pemain atau bahkan orang tua,” ucap Delwyn.
Dari segi bisnis, Delwyn melihat bisnis esports sebagai sebuah passion semata. Delwyn tidak melihat hal tersebut sebagai suatu bisnis semata. Kondisi tersebut dapat kita lihat dari asal terbentuknya Alter Ego yang sedikit diceritakan oleh Delwyn. Awalnya, Delwyn hanya berniat untuk membantu suatu tim esports kala itu, tanpa berpikir mengenai keuntungan material bagi dirinya.
“Asal terbentuknya Alter Ego justru bukan untuk bisnis. Kami awalnya hanya untuk membantu satu tim esports Dota 2 yang baru putus kontrak dari sponsor mereka. Dari segi bisnis itu tidak akan menguntungkan. Cuma waktu itu, kita hanya berpikir untuk membantu para pemain esports menggapai cita-cita mereka. Jadi, lebih ke passion, sih,” tambah Delwyn.
Senada dengan Delwyn, bagi Hartman, sisi bisnis dari tim esports tidak melulu persoalan uang. Baginya, uang hanyalah pemenuhan keperluan yang dibutuhkan oleh tim. Enggak cuma itu, Hartman juga menambahkan, bahwa persamaan visi dan misi menjadi suatu hal yang lebih penting untuk suatu tim esports.
“Bagi saya, secara finansial tim tidak perlu terlalu besar. Asal seluruh keperluan terpenuhi. Yang penting, satu visi dan misi aja,” ujar Hartman.
Secara keseluruhan, materi yang diberikan oleh Hartman dan Delwyn menjadi upaya untuk mengajak para tim-tim esports amatir untuk terus mengembangkan diri mereka. Dengan kondisi tersebut, kita dapat berharap akan banyak tim-tim esports besar nantinya di Indonesia.
Bagaimana menurut kalian dengan keseruan pada bootcamp pengembangan bisnis di tim esports tersebut? Silahkan tulis pendapat kalian di kolom komentar. Serta, jangan lupa ikuti terus informasi terkini mengenai Piala Presiden Esports 2019 hanya di kanal KINCIR, ya!
Oh, iya! Bagi kalian yang ingin menyaksikan langsung keseruan gelaran Piala Presiden Esports 2019, segera beli tiketnya di Tiket.com, ya!