*Tulisan ini adalah hasil reportase KINCIR oleh Baby Desca
Sebuah paket hitam dengan pita pink sampai di Kantor KINCIR. Paket itu ditujukan atas nama saya. Biasanya jelang akhir tahun, berbagai hantaran datang ke KINCIR. Seperti biasa, anak-anak KINCIR pun berkumpul di meja unboxing kami. Siapa tahu ada camilan yang bisa kita nikmati bersama.
Namun, paket yang datang itu bukanlah hampers. Isinya satu set baju yang saya kenal. Squid Game?
Dalam undangan tersebut, mereka mengundang KINCIR dan membubuhkan nama saya dalam undangan tersebut. Netflix mengundang kami untuk ikut dalam Squid Game: Red Light Green Light Challenge. Sebenarnya, saya sempat ragu karena biasanya undangan tertuju untuk anak-anak redaksi. Tapi, kenapa kali ini saya?
Ibarat masuk dalam permainan, saya pun mengikuti semua arahan. Termasuk mengunggah Instatory, yang sekaligus menjadi pertanda bahwa saya menerima undangan tersebut. Satu per satu para penerima undangan mulai ke-spill.
Beberapa wajah nampak asing, hingga saya menemukan legenda ganda bulutangkis Indonesia, Alan Budikusuma dan Susi Susanti. Kemudian turut bergabung: Rizky Ridho, pemain sepak bola dari Persija sekaligus Timnas Indonesia; hingga Bambang Pamungkas!
Astaga, apakah hidup saya akan berakhir dengan mudah di tangan boneka Young-hee?
Hari yang dinanti tiba, begitu tiba di Gelora Bung Karno (GBK), saya langsung merasa kalau ini bukan sekadar permainan biasa. Boneka Young-hee setinggi 8 meter berdiri di ujung jalur sepanjang 180 meter, seperti dalam serialnya. Di sekitar saya, ada lebih dari 900 peserta juga sudah bersiap, mengenakan seragam para pemain Squid Game di Netflix. Kami dikelilingi lebih dari 270 Pink Guard yang memantau setiap langkah kami.
Kami dibagi menjadi 2 batch, masing-masing berjumlah 464. Harapannya, tentu agar saya enggak satu batch dengan para atlet. Saya dapat batch pertama dan mengisi peserta nomer 254. Kami pun dipisahkan untuk berkumpul sesuai nomor di garis start.
Peraturannya sederhana. Kita harus sampai ke garis finish. Namun, kita hanya boleh bergerak ketika boneka Young-hee bernyanyi dan ada safe zone untuk berdiam diri. Diam di luar safe zone artinya diskualifikasi, sebaliknya bergerak di dalam safe zone juga berarti diskualifikasi.
Ketika dimulai, saya tidak melihat ada para atlet dalam batch saya, hingga ketika saya selamat di nyanyian ketiga, saya tengah berdiam diri di samping sang legenda: Susi Susanti. Sementara di depan saya, Rizky Ridho baru saja dikeluarkan para Pink Guard. Astaga!
Sepanjang game, saya merasakan bahwa sesungguhnya permainan ini bukan hanya soal fisik, tapi mental. Bagaimana kita harus berdiam diri dan mengatur strategi agar masuk ke zona aman, tepat pada waktunya. Hingga pada akhirnya, saya harus ‘disergap’ para Pink Guard karena agak oleng ketika posisi saya sedang tidak nyaman.
Dapat kesempatan menonton episode pertama Squid Game musim kedua!
Setelah tantangan Red Light Green Light yang penuh adrenalin itu, saya dan 455 peserta beruntung lainnya dapat kesempatan langka: menonton episode pertama Squid Game musim kedua. Saya jadi bisa ngebayangin bagaimana ketegangannya di musim kedua setelah ikut tantangan yang penuh dengan kejutan ini.
Dari rilis yang KINCIR terima, rupanya acara ini bukan cuma di Jakarta. Netflix mengadakan tantangan serupa di berbagai kota besar dunia seperti Paris, Amsterdam, Sydney, São Paulo, dan Bangkok.
Dari pengalaman ini, saya jadi makin penasaran dengan musim keduanya Squid Game. Kalau dengan pengalaman main bareng aja saya ngerasa deg-degan, apalagi kalau main bareng tapi bertaruh nyawa? Duh, enggak kepikiran, deh!
Setelah acara selesai, saya cuma bisa geleng-geleng kepala. Dari undangan tak terduga, saya bisa merasakan pengalaman yang nggak akan terlupakan. Dari sekadar nonton Squid Game, tiba-tiba saya ikutan main di dalamnya, bersaing dengan atlet-atlet hebat, dan bahkan menonton kelanjutan dari cerita yang diganderungi dunia.
Sebuah akhir pekan yang menyenangkan!