*Spoiler Alert: Review film The Wild Robot ini mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum nonton.
Kita mengenal Disney bertahun-tahun sebagai studio yang mengadaptasi film dari buku anak-anak klasik. Namun, DreamWorks tahun ini menunjukkan langkah berani mereka dalam mengadaptasi film dari buku anak-anak yang lebih modern.
Hasilnya, luar biasa! The Wild Robot bisa dibilang memiliki segalanya untuk memenangkan persaingan sebagai film animasi terbaik tahun ini.
The Wild Robot mengangkat kisah Rozzum 7134 (Lupita Nyong’o), sebuah asisten robot yang “terdampar” di pulau yang hanya dihuni oleh hewan-hewan liar. Sebagai robot yang memiliki misi untuk membantu pekerjaan manusia, Rozzum 7134 pun kesulitan karena tak menemukan manusia di sekitarnya. Dia harus beradaptasi dan berusaha untuk memenuhi misi dalam programnya.
Rozzum 7134 masih tetap tidak diterima di lingkungan para hewan liar. Namun, pertemuannya dengan seekor anak angsa membuatnya harus memprogram ulang dirinya untuk membesarkan anak angsa tersebut.
Dia pun menamai dirinya Roz, sedangkan anak angsa itu dinamakan Brightbill (Kit Connor). Bersama seekor rubah licik yang akhirnya menjadi temannya, Fink (Pedro Pascal), Roz membesarkan Brightbill agar siap untuk ikut bermigrasi pada musim dingin.
Penasaran seperti apa filmnya? Simak review film The Wild Robot versi KINCIR di sini!
Review film The Wild Robot
Kisah hangat yang enggak menjual kesedihan
Film ini menyajikan kisah kehangatan hubungan dan kebaikan sebuah robot yang beradaptasi dengan lingkungannya, Roz. Dia menjadi ibu, menjadi “rumah” bagi hewan-hewan liar yang ada di pulau itu.
Sebenarnya, ada banyak momen menyentuh yang bikin terenyuh. Namun, kesedihan bukanlah jualan utamanya! Kamu enggak dibiarkan berlarut dalam kesedihan dan diajak untuk terus mengikuti perjalanan Roz, Brightbill, Fink, dan hewan-hewan lainnya. Setiap karakter memiliki kisahnya sendiri dan menonjol di momen yang tepat.
Film ini enggak bertele-tele menjabarkan ceritanya. Bahkan, film ini merangkum perjalanan coming of age Brightbill dalam beberapa menit yang padat.
Naskah Sanders fokus pada hubungan yang terbentuk antara Roz, sang robot, dan Brightbill, seekor angsa kecil. The Wild Robot pintar dalam menyulap berbagai momen kecil menjadi benang penghubung emosional yang sangat kuat. Tak hanya soal menggambarkan perkembangan hubungan mereka, tetapi juga memperlihatkan bagaimana dinamika yang terjalin antara Roz dan Brightbill memengaruhi seluruh ekosistem hutan.
Satu momen manis yang bisa saya bagikan; yaitu ketika Roz membiarkan Brightbill membantu membangun tempat berlindung. Padahal, Roz tahu kalau ranting-ranting kecil yang dibawa angsa kecil ini sebenarnya tidak begitu membantu. atau saat Brightbill meringkuk di bawah leher Roz ketika ia mematikan daya dan tertidur,
Semua ini terjalin dengan erat dalam cerita, dengan ruang yang cukup untuk setiap momen emosional, baik yang menyentuh, lucu, maupun pahit. Momen-momen tersebut dirangkai dengan rapi, memberikan kekayaan pada hubungan karakter utamanya dan bagaimana hal itu memengaruhi dunia di sekitar mereka.
Kombinasi antara animasi yang canggih dan penulisan yang emosional membuat The Wild Robot menjadi lebih dari sekadar cerita tentang robot, tetapi juga tentang hubungan, lingkungan, dan perubahan dalam kehidupan.
Lupita Nyong’o menghidupkan robot dengan cara yang unik
Kira-kira inilah yang ingin ditunjukkan oleh The Wild Robot, selain bahwa sebuah robot pada akhirnya bisa merasakan hubungan yang mendalam sesama makhluk hidup setelah membesarkan seekor angsa “buruk rupa”.
Menjadi robot berarti melakukan apa pun sesuai apa yang diprogramkan. Namun, Roz harus memprogram ulang dirinya untuk bertahan di alam liar, tempat hukum rimba berakar. Ditambah lagi, dia menemukan misi baru untuk membesarkan Brightbill dan mempersiapkannya untuk bermigrasi sebelum musim dingin.
Tentu, ini jadi misi yang sulit bagi Roz; pun dengan ‘orang’ di baliknya. Lupita Nyong’o berhasil menunjukkan emosi dalam setiap dialog Roz yang sebenarnya cukup monoton (yah, bagaimana pun Roz adalah robot, kan?). Lupita Nyonng’o berhasil membawa si robot yang hanya mengetahui hal yang diprogramkan untuknya, menjadi robot yang bertahan hidup menjadi bagian dari koloni hewan liar di sebuah pulau antah berantah.Ikatan yang akhirnya ada antara dirinya dan Brightbill menjadi bagian dalam dirinya
Bahkan, saat mencoba berbohong untuk pertama kalinya, Nyong’o melakukan pekerjaan yang luar biasa! Roz berhasil menunjukkan bahwa dia menemukan arti cinta dan keluarga melebihi program yang dimilikinya.
Animasi old-school dengan sentuhan modern
Film ini menyajikan animasi dengan warna yang menyejukkan. Setiap goresannya seakan membuat sebuah buku dongeng anak-anak menjadi hidup. Awalnya, kita disajikan pemandangan fish-eye dari mata robot Rozz, disusul dengan peristiwa alam yang bertubi-tubi.
Berang-berang yang menyelam karena takut pada Rozz, kupu-kupu yang beterbangan indah, hingga beruang yang mengamuk. Semuanya mungkin hanya penggambaran biasa dari peristiwa yang alami, namun The Wild Robot menyajikannya dengan indah dan menyentuh.
KINCIR merasa DreamWorks ingin memamerkan gaya animasinya bahkan sejak film ini dimulai. Enggak monoton, bahkan ada adegan yang dibuat dengan sketsa khusus yang justru menjadikan film ini unik.
Animasi dalam The Wild Robot menggabungkan keajaiban alam dan kemajuan teknologi dengan sangat dinamis. Chris Sanders (Beauty and the Beast, The Lion King, dan Lilo & Stitch and How to Train Your Dragon), dengan pengalaman panjangnya dalam menciptakan dunia animasi yang ikonik. Begitu menakjubkan secara visual, dengan tetap memberi nafas kehidupan untk setiap karakternya.
Setiap adegan terasa realistis dan hidup. Suasana alam dalam film ini juga tidak hanya menjadi latar belakang, tetapi berperan aktif dalam narasi. Setiap latar seolah-olah ikut berbicara melalui setiap gerakan pohon atau gemericik air.
Kekuatan animasinya terletak pada kemampuannya untuk membuat penonton merasakan emosi dan keindahan dalam hal-hal yang tampak sederhana, dan The Wild Robot berhasil menyampaikan itu dengan apik
Untuk penonton, Chris Sanders membawa dunia animasi yang kaya, penuh emosi, dan memikat. Tidak hanya penonton anak-anak, tetapi juga para orang dewasa yang menemani.
***
The Wild Robot akan tayang mulai 11 Oktober 2024 di bioskop tanah air. Film ini diadaptasi dari buku cerita anak berjudul sama karya Peter Brown, diproduksi oleh DreamWorks Animation yang juga memproduksi How to Train Your Dragon. Buat KINCIR, The Wild Robot terlalu sayang untuk dilewatkan!