Film horor eksorsisme pertama Indonesia, Kuasa Gelap, bakal tayang di bioskop. Dalam film ini, Jerome Kurnia berperan sebagai Romo Thomas, yang menghadapi ujian iman saat melakukan ritual eksorsisme untuk menyelamatkan seorang remaja perempuan dari cengkeraman kekuatan jahat.
Kuasa Gelap menceritakan perjalanan Romo Rendra (Lukman Sardi) dan Romo Thomas (Jerome Kurnia) dalam mengusir setan dari Kayla (Lea Ciarachel). Film ini terinspirasi oleh kisah nyata pemuka agama Katolik yang berhadapan dengan kekuatan gelap, menawarkan pendekatan yang realistis dan mencekam.
Jerome Kurnia jadi belajar ritual eksorsisme karena Kuasa Gelap
Enggak tanggung-tanggung, Jerome mengakui kalau karakter Romo Thomas mengajarkan ia banyak hal, termasuk tentang ritual eksorsisme, dari doa hingga urutannya, serta betapa terstrukturnya Gereja Katolik.
“Ini memberi saya sudut pandang baru tentang kekuatan iman dalam menghadapi ancaman luar biasa,” katanya.
Sementara itu, Robert Ronny menjelaskan bahwa Kuasa Gelap tidak hanya menyajikan ketegangan, tetapi juga menggali sisi emosional dan spiritual yang jarang diangkat dalam film horor.
“Kami ingin memberikan film yang berakar pada riset mendalam, dengan nuansa spiritual yang kuat, serta menjadi karya yang menggugah penonton,” ujar Ronny.
Senada dengan Ronny, Produser eksekutif Andi Boediman menambahkam, Kuasa Gelap adalah cara mereka untuk menghadirkan perspektif baru di dunia perfilman horor Indonesia yang punya pangsa pasar besar.
“Dengan mengangkat kisah nyata yang jarang terekspos, Kuasa Gelap menghadirkan
horor yang tidak hanya menakutkan, tetapi juga memberikan kedalaman emosional
dan perspektif baru di dunia perfilman horor Indonesia,” ungkap Andi.
Diproduksi oleh Paragon Pictures dan Ideosource Entertainment, Kuasa Gelap disutradarai oleh Bobby Prasetyo dan menampilkan aktor-aktor berbakat seperti Astrid Tiar, Freya JKT48, dan Delia Husein.
Film Kuasa Gelap dapat rating 4K dari KINCIR. Film ini bisa kamu tonton mulai 3 Oktober 2024. Gimana pendapat kamu tentang film horor pertama dengan nuansa Katolik ini?