Setelah Nightmares and Daydreams, Netflix kembali merilis konten Indonesia orisinal terbaru mereka, yaitu Kabut Berduri (2024). Jika Nightmares and Daydreams hadir dalam bentuk serial, Kabut Berduri hadir dalam bentuk film. Menariknya lagi, film bergenre thriller misteri ini menampilkan Putri Marino sebagai pemeran utamanya yang memerankan karakter detektif.
Sebagai film thriller dengan pace yang slow burn, memang butuh fokus dalam menyaksikan Kabut Berduri. Film ini bahkan ditutup dengan open ending yang pasti menimbulkan banyak pertanyaan bagi penontonnya. Selain kita tidak tahu siapa sosok yang membunuh Bujang, filmnya juga tiba-tiba ditutup dengan penampilan seorang anak kecil yang sedang mencuci sepatu penuh darah di Sungai Utik.
Anak kecil di ending Kabut Berduri
Menariknya lagi, adegan anak kecil tersebut berlatar waktu pada 1972. Lantas, siapakah anak kecil itu? Pada Private Screening Kabut Berduri yang diadakan oleh Netflix, KINCIR mendapatkan kesempatan untuk ngobrol langsung dengan sutradara film ini, yaitu Edwin. Sebagai informasi, Edwin adalah sosok yang juga menyutradarai Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021), Aruna dan Lidahnya (2018), dan Posesif (2017).
Saat menonton, KINCIR punya spekulasi bahwa anak kecil yang muncul di ending Kabut Berduri adalah Bujang versi muda. KINCIR kemudian menanyakan langsung spekulasi tersebut kepada Edwin, yang kemudian dikonfirmasi langsung oleh Edwin bahwa anak kecil tersebut memang benar-benar Bujang muda. Jika menonton dengan saksama, Bujang sempat mengatakan bahwa dulu dia pernah jadi penunjuk jalan ABRI di hutan waktu menumpas pasukan komunis Paraku.
Siapa yang langsung bisa menduga bahwa anak kecil di ending adalah Bujang muda setelah menonton Kabut Berduri? Jangan lupa ikuti terus KINCIR buat dapatin berbagai informasi seputar film lainnya, ya!