Review Film Sakaratul Maut (2024)

Sakaratul Maut
Genre
  • horor
Actors
  • Aksara Dena
  • Claresta Taufan
  • Della Dartyan
  • Indah Permatasari
  • Maryam Supraba
Director
  • Sidharta Tata
Release Date
  • 31 July 2024
Rating
3 / 5

Pernah ada pepatah yang bilang bahwa kamu akan mati dengan cara yang sama seperti saat kamu menjalani kehidupan. Agaknya hal itulah yang mendasari ide dari film Sakaratul Maut besutan Sidharta Tata. Layaknya kebanyakan film horor lainnya, Sakaratul Maut dibuka dengan kisah yang seolah bahagia dan baik-baik saja. Namun, di situlah masalahnya.

Pak Wiryo dan Bu Wiryo, pasangan yang cukup terpandang di desa, mengalami kecelakaan. Bu Wiryo meninggal dunia, tetapi Pak Wiryo enggak kunjung meninggal dunia. Rumor yang beredar, Pak Wiryo memiliki ilmu hitam yang membuatnya kebal. Namun, benarkah demikian?

Review film Sakaratul Maut (2024)

Isu-Isu yang Relate Sama Masyarakat Indonesia

Sakaratul Maut berangkat dari isu-isu yang cukup berkesinambungan sama apa yang kerap hadir di tengah masyarakat rural. Contohnya kayak rebutan warisan, gosip-gosip soal penggunaan ilmu hitam, pegangan berupa khodam, santet, sampai lelaki lelaki yang doyan kawin. Sering banget kita temukan keluarga yang keliatannya hidupnya enak, tetapi sebetulnya rapuh di dalam. 

Review film Sakaratul Maut
Sakaratul Maut via Istimewa

Isu rebutan warisan dan momen menjelang kematian menjadi gambaran penting bahwa dunia itu cuma sementara dan apa yang kamu tabur, itulah yang akan kamu tuai. Enggak ada hal baik dari menuruti nafsu pribadi dan mempermainkan hati banyak perempuan. Hal itu malah menjadi boomerang seperti apa yang terjadi kepada Pak Wiryo. Anak-anaknya enggak betul-betul peduli kepadanya, kecuali Retno yang memang tulus menjaga dan membimbingnya saat sakaratul maut.

Slowburn di awal, dibumbui Jumpscare dan Plot Twist 

Setting ruangan yang dipakai sebagai arena tempat Pak Wiryo “berjuang” untuk kematiannya dan buat menakuti penonton cukup meyakinkan. Kesan tua yang ada di rumah dan riasan apik makhluk astral yang mengganggu memperkuat kesan horor pada film. Selain elemen supranatural, ada pula elemen gore yang dipakai buat bikin proses sakaratul maut ini makin terasa melelahkan dan traumatis. Meskipun elemen gore-nya cukup bikin ngilu, tetapi enggak terlalu ekstrem dan masih cukup bisa dinikmati.

Premis sakaratul maut yang draining, gangguan-gangguan dari sosok yang tak kasat mata, serta sentuhan gore-nya diperkuat sama plot twist demi plot twist yang disajikan oleh film. Selalu seru memang merasakan plot twist, apalagi dalam film horor. Rasanya, kita seperti sedang naik roller-coaster, kemudian wahana itu tiba-tiba juga punya fitur jumping.

Masalahnya, banyaknya plot twist enggak lantas sebanding sama kualitas. Banyak film yang menggunakan plot twist buat menutupi kualitas film yang pas-pasan atau bahkan, kualitasnya jadi menurun karena plot twist. 

Plot twist dalam plot twist ini kadang membuat penonton berpikir menjelang akhir cerita: apa yang sebetulnya mau disampaikan? Apakah film ini sebetulnya mau menceritakan soal painful journey yang dialami Pak Wiryo, dampak perilakunya, efek pembalasan dendam, atau memang mau bersenang-senang dengan jumpscare? Film rasanya menjadi penuh sesak, karena apa yang terjadi sama Pak Wiryo terlalu rumit, mulai dari masalah khodamnya, masa lalu sama istri pertamanya, sampai dengan sosok perempuan yang ternyata menjadi biang kerok masalah.

Kalau dilihat dari segi cerita, Sakaratul Maut memang terasa bingung mau pergi ke mana. Rasanya, ide bagus itu agak buyar oleh pembangunan plot yang kurang kuat dan cerita yang jadi agak keteteran karena plot twist. Apalagi, film ini memang slowburn sehingga berpotensi bikin ngantuk.

Kemasan yang Enggak Terlalu Baru

Sakaratul Maut memberikan setting horor yang udah familiar di mata kita: rural area, penggunaan jin/khodam, dendam kesumat, rumah tua, dan  juga pencahayaan remang-remang. Secara default, hal-hal semacam ini memang akan selalu bikin kita terintimidasi duluan. Sayang, formula ini memang jadi usang dan membuat kita enggak mendapatkan kesan apa-apa usai menonton filmnya.

***

Sakaratul Maut berangkat dari ide yang baik dan punya premis yang cukup menarik. Jumpscare-nya pun cukup bikin deg-degan, begitu pula adegan berdarahnya. Meski begitu, pembangunan cerita film ini semestinya bisa ditingkatkan lagi supaya film menjadi berkesan dan enggak sekadar jadi wahana rumah hantu. Nah, sudahkah kamu menontonnya?

Stay Updated!
Tetap terhubung di media sosial supaya cepat dapat pembaruan.