*Spoiler Alert: Review film Heartbreak Motel mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Pada Maret 2024, Netflix merilis film 24 Jam Bersama Gaspar (2024) yang menampilkan kolaborasi antara Laura Basuki dan Reza Rahadian. Hanya sekitar lima bulan setelah perilisan 24 Jam Bersama Gaspar, kita bisa melihat kolaborasi lainnya antara Laura dan Reza di film terbaru produksi Visinema Pictures, yaitu Heartbreak Motel.
Menariknya lagi, Heartbreak Motel digarap oleh Angga Dwimas Sasongko, sosok yang juga menyutradarai 13 Bom di Jakarta (2023), Mencuri Raden Saleh (2022), dan trilogi NKCTHI. Selain Laura Basuki dan Reza Rahadian, Heartbreak Motel juga dibintangi oleh Chicco Jerikho, Sheila Dara, Pierre Gruno, dan aktor ternama lainnya.
Diadaptasi dari buku berjudul sama, Heartbreak Motel berkisah tentang seorang aktris, bernama Ava Alessandra, yang mengalami cinta lokasi dengan lawan mainnya, yaitu Reza Malik. Ava menjalani kehidupan menyenangkan, dengan popularitas yang terus naik serta kisah cintanya dengan Malik. Namun pada suatu hari, Ava memutuskan “menghilang” dari kehidupannya sebagai aktris, menggunakan identitas baru, dan bekerja menjadi petugas kebersihan hotel ternama.
Review film Heartbreak Motel
Film drama percintaan dengan alur maju-mundurnya yang intens
Dari poster dan trailernya, sudah jelas terlihat bahwa Heartbreak Motel menampilkan kisah cinta dengan konflik yang pelik. Yap, film ini menceritakan bagaimana Ava terjebak dalam hubungan toksiknya bersama sesama aktor, yaitu Malik, yang membuat hidup dan kariernya jadi tidak bebas. Ketika Ava dihantui ketakutan karena perlawanannya kepada Malik, dia bertemu dengan Raga, yang perlahan-lahan membuatnya bisa mengatasi ketakutan dan traumanya.
Tidak hanya hubungan toksik antara Ava dan Malik yang membuat cerita di filmnya jadi terasa semakin pelik; Ava, sebagai karakter utama, juga diceritakan memiliki latar belakang atau masa lalu traumatis, yang membuat penonton bisa berempati dengannya. Tidak hanya penokohan Ava yang ditulis dengan baik di naskahnya, penokohan Malik sebagai karakter toksik juga dikembangkan dengan baik di naskahnya.
Menariknya lagi, film ini diceritakan dengan alur maju-mundur yang mencakup masa lalunya Ava, hubungan Ava dan Malik, serta bagaimana terjalinnya hubungan Ava dan Raga. Nilai plus paling besar dari film ini adalah alur maju-mundurnya benar-benar dirangkai dengan struktur yang sangat rapi. Setiap ada adegan yang menimbulkan pertanyaan, pasti selalu ada adegan selanjutnya yang memberikan jawaban atas adegan sebelumnya.
Adegan masa lalu dan masa kini di Heartbreak Motel, yang menyimpan pertanyaan dan jawaban, berhasil membuat drama percintaan film ini terasa begitu intens. Film ini bahkan dibuka dengan momen yang begitu dramatis, yang langsung memancing rasa penasaran penonton untuk mengetahui apa selanjutnya yang bakal dihadirkan film ini. Rasanya jarang mendapatkan sensasi intens seperti ini di film drama percintaan.
Laura Basuki dan Reza Rahadian jadi duet maut di film ini
Tidak tanggung-tanggung, Heartbreak Motel langsung menampilkan tiga aktor Indonesia besar sebagai pemeran utamanya, di antaranya Laura Basuki, Reza Rahadian, dan Chicco Jerikho. Berhubung karakter yang diperankan oleh Laura dan Reza (Ava dan Malik) adalah karakter yang lebih kompleks dan membutuhkan eksplorasi emosi yang lebih mendalam, penampilan kedua aktor tersebut jelas lebih menonjol di sepanjang filmnya.
Melihat bagaimana pengalamannya di dunia akting, Laura begitu effortless menampilkan berbagai emosi yang tepat untuk menggambarkan berbagai situasi yang dihadapi karakternya. Chemistry “toksiknya” dengan Reza juga terbentuk dengan sangat baik, bahkan Laura dan Reza mampu menciptakan nuansa intens yang sangat terasa setiap karakter mereka saling berinteraksi, definisi Laura dan Reza berhasil menjadi duet maut di Heartbreak Motel.
Visual dengan sinematografi apik dan penggunaan kamera yang berbeda
Selain cerita alur maju-mundur yang tersusun dengan baik, nilai plus terbesar lainnya dari Heartbreak Motel adalah sinematografi visualnya yang sangat apik. Menariknya lagi, Angga Dwimas Sasongko dan timnya menggunakan dua kamera berbeda, sehingga ada dua visual berbeda yang bisa kamu dapatkan di sepanjang filmnya.
Menariknya, dua gaya visual berbeda itu mewakili dua kepribadian berbeda dari karakter yang diperankan Laura Basuki. Visual yang grainy dan bernuansa retro mewakili Laura yang berperan sebagai Maya. Lalu, visual yang lebih halus dan lebih berwarna mewakili Laura yang berperan sebagai Ava. Penggunaan visual yang berbeda itu jelas berperan dalam memperdalam penggambaran karakter Maya dan Ava. Selain visual yang apik, penggunaan musik dan scoring Heartbreak Motel juga digarap dengan sangat baik.
***
Bukan film drama percintaan biasa, Heartbreak Motel menghadirkan kisah cinta toksik yang kompleks dan intens. Karakter utama yang diperankan oleh Laura Basuki, benar-benar dieskplorasi dengan baik, sehingga penonton bisa berempati dengan karakter tersebut. Chemistry Laura dan Reza Rahadian, sebagai pasangan toksik, benar-benar memaksimalkan film ini. Ditambah lagi, film ini hadir dengan gaya visual unik, yang membuat filmnya semakin apik.
Setelah baca review film Heartbreak Motel, apakah kamu jadi tertarik menonton film drama ini? Buat yang sudah menonton, jangan lupa bagikan pendapat kamu tentang film ini, ya!