*(SPOILER ALERT) Review film Fly Me to the Moon ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.
Memasuki Agustus 2024 ini ada banyak film Hollywood baru yang akan tayang di bioskop Indonesia. Salah satunya adalah Fly Me to the Moon yang rencananya tayang di bioskop mulai 2 Agustus 2024 di bioskop Indonesia. Film bergenre komedi-romantis ini pun dibintangi oleh Channing Tatum serta Scarlett Johansson sebagai pemeran utamanya.
Sinopsis film Fly Me to the Moon berkisah tentang Kelly Jones, seorang spesialis pemasaran yang dikenal ahli berbohong demi memikat orang untuk membeli produk yang ia jual. Keahlian ini kemudian membuat Kelly dipercaya untuk menjadi bagian humas memperbaiki citra NASA di mata masyarakat menjelang peluncuran Apollo 11 ke Bulan.
Namun, Kelly kemudian menjadi bagian dari proyek rahasia untuk membuat sebuah rekaman palsu soal pendaratan di Bulan sebagai rencana cadangan seandainya peluncuran Apollo 11 gagal. Masalah pun datang ketika Kelly sudah mulai terikat dengan sejumlah orang yang bekerja di NASA, termasuk Cole Davis selaku orang yang memimpin proyek Apollo 11.
Nah, sebelum kamu nonton film Fly Me to the Moon di bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review film Fly Me to the Moon
Tampilkan proses pendaratan di Bulan dari sisi yang menarik
Mungkin banyak dari kamu yang pernah mendengar teori kalau pendaratan Apollo 11 di Bulan pada 1969 hanyalah sebuah rekayasa Amerika Serikat agar terkesan lebih unggul dari Uni Soviet. Teori ini memang tidak pernah terbukti kebenarannya. Namun, film ini bisa dibilang mengangkat teori tersebut menjadi sebuah cerita tentang pendaratan Apollo 11 dengan premis yang menarik.
Dramatisasi kisah pembuatan rekaman pendaratan palsu Apollo 11 dimulai dari kompleksnya hubungan Kelly dan Cole. Kelly, di satu sisi harus menjalankan proses syuting Apollo 11 secara diam-diam tapi juga harus menjaga perasaan Cole yang berambisi terhadap proyek tersebut.
Masalahnya, rekaman ini dibuat sebagai bentuk antisipasi kegagalan penerbangan Apollo 11 yang harus dirahasiakan dari siapapun. Momen ini yang jadi peliknya Kelly dalam berbohong kepada Cole serta jadi side angle yang menarik.
Pengemasan cerita dalam film ini juga penuh dengan bumbu komedi sehingga pembawaannya terasa menyenangkan. Padahal, sebenarnya unsur politik yang ada dalam film ini terbilang lumayan kental.
Chemistry Channing Tatum dan Scarlett Johansson bikin senyum-senyum sendiri
Di tengah ceritanya yang menarik, Fly Me to the Moon juga memiliki elemen romansa yang bikin penonton senyum-senyum sendiri sewaktu menyaksikannya. Hal ini dihadirkan lewat hubungan antara Kelly dengan Cole yang masing-masing diperankan oleh Scarlett Johansson dan Channing Tatum.
Kalau bisa dibilang chemistry Johansson dan Tatum sebagai pasangan serasi, walau punya sifat bertolak belakang, menjadi daya tarik utama dari film ini. Selain mereka berdua, kehadiran Woody Harrelson sebagai orang pemerintahan Amerika Serikat bernama Moe Berkus juga bikin nuansanya terasa lebih menghibur. Sebab, meski berstatus sebagai antagonis, kehadirannya selalu penuh dengan unsur komedi.
Perpaduan visual klasik nan megah dengan soundtrack yang menghibur
Mengingat ceritanya yang berfokus pada pendaratan Apollo 11 di Bulan, tidak mengherankan kalau keseluruhan Fly Me to the Moon mengambil latar waktu pada era 1960-an. Latar waktu tersebut pun berhasil tergambarkan lewat visualnya, seperti kostum serta berbagai properti lainnya yang terasa klasik layaknya pada era 1960-an.
Terlepas dari hal tersebut, film ini juga berhasil menampilkan markas NASA dengan penggambaran visual yang terasa megah dan canggih. Oh ya, momen peluncuran Apollo 11 juga dikemas dengan penggambaran yang sukses bikin penonton ikut merasa takjub, layaknya momen uji coba bom atom di film Oppenheimer (2023).
Selain itu, soundtrack yang dihadirkan dalam film ini juga merupakan lagu-lagu klasik yang populer pada era 1960-an. Salah satunya tentu adalah lagu “Fly Me to the Moon” versi Frank Sinatra yang pada kenyataannya memang dikaitkan dengan peluncuran Apollo 11 pada era 1960-an.
***
Fly Me to the Moon berhasil mengangkat teori rekayasa pendaratan di Bulan menjadi sebuah cerita yang sangat ringan sekaligus menghibur. Jika kamu tertarik, film ini bisa disaksikan di sejumlah bioskop Indonesia mulai 2 Agustus 2024.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review film tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya!