Hanya dua bulan setelah merilis film horor yang memeriahkan libur Lebaran 2024, yaitu Siksa Kubur (2024), Joko Anwar kini sudah kembali lagi menghadirkan karya baru. Bukan dalam bentuk film horor, karya terbarunya Joko ini merupakan serial yang bergenre fiksi ilmiah, yang bisa dibilang sebagai genre yang fresh bagi Joko yang identik sebagai sutradara film horor.
Kamu pastinya setuju bahwa fiksi ilmiah adalah genre yang cukup sulit ditemukan di dunia perfilman Indonesia. Bisa dibilang kehadiran Nightmares and Daydreams menjadi sebuah gebrakan di tengah maraknya film horor di Indonesia. Sebagai kreator Nightmares and Daydreams, kira-kira apa yang menjadi inspirasi Joko dalam menggarap serial ini? Mengingat jarangnya genre fiksi ilmiah di dunia perfilman Indonesia.
Inspirasi Nightmares and Daydreams
Pada konferensi pers Nightmares and Daydreams yang diadakan Netflix, Joko berkata, “Sebagai orang yang bekerja di industri film, kami punya privilege. Soalnya, setiap kami menciptakan karya, karya kami punya peluang besar untuk ditonton banyak orang. Sehingga, tanggung jawab kami sebagai sineas adalah bisa menciptakan karya yang merefleksikan society kita.”
“Nightmares and Daydreams itu bungkus presentasinya adalah fiksi ilmiah dan supranatural. Namun cerita yang ada di dalam serial ini adalah cerita-cerita yang sangat relevan dengan kehidupan sekarang dengan isu-isu yang sedang hangat dibicarakan, yang mana masalahnya sudah ada sejak kita lahir menjadi warga Indonesia. Jadi inspirasi Nightmares and Daydreams adalah hal-hal struktural yang membelenggu kita sebagai manusia,” lanjut Joko Anwar.
Siapa yang tidak sabar menonton Nightmares and Daydreams? Serial fiksi ilmiah ini ditayangkan secara eksklusif di Netflix pada 14 Juni 2024 dan langsung ditayangkan ketujuh episodenya. Lalu, jangan lupa ikuti terus KINCIR buat dapatin berbagai informasi seputar film lainnya, ya!