*(SPOILER ALERT) Review film Temurun ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.
Sinemaku Pictures menjadi salah satu rumah produksi film Indonesia yang sedang naik daun, khususnya di kalangan anak muda. Rumah produksi yang digagas oleh Umay Shahab dan Prilly Latuconsina ini pun bermain di genre drama pada dua film pertamanya. Namun, Sinemaku Pictures akhirnya mencoba genre baru. Film ketiga mereka yang berjudul Temurun jadi film horor perdana mereka, sekaligus jadi debut penyutradaraan film panjang bagi Inarah Syarafina.
Sinopsis film Temurun berkisah tentang Dewi (Yasamin Jasem) dan Sena (Bryan Domani), sepasang adik-kakak yang terpaksa hidup bersama ayahnya setelah ibu mereka meninggal. Sang ayah kemudian membawa Dewi dan Sena untuk hidup di rumahnya dengan niatan mewariskan usaha perusaahan produksi daging milik keluarganya.
Namun, ketika berada di rumah sang ayah, Dewi dan Sena justru menemukan sejumlah kejanggalan tentang keluarganya. Keberadaan Gayatri (Jajang C. Noer) yang merupakan nenek mereka di rumah tersebut juga mengundang lebih banyak misteri lagi. Belum lagi Dewi yang kerap melihat penampakan makhluk halus.
Nah, sebelum kamu nonton film Temurun di bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review film horor Temurun
Film horor dengan drama keluarga yang kentara
Sinemaku Pictures memang melabeli Temurun sebagai film horor pertama mereka, dari yang sebelumnya bermain di genre drama remaja. Namun, kalau bisa dibilang unsur drama dalam film ini tetap terasa jauh lebih kental ketimbang tema horornya. Bedanya, mereka banyak bermain dalam drama yang berfokus pada konflik keluarga, bukan tentang pasangan.
Nuansa drama keluarga yang kental ini pun bukan sesuatu hal yang sepenuhnya buruk. Soalnya, nuansa drama ini juga memberikan kesan yang segar bagi tema horornya. Apalagi, film ini juga menghadirkan sedikit tema horor sekte ke dalam ceritanya di tengah drama keluarga yang sudah dibangun tersebut.
Jika melihat worldbbuilding ceritanya, rasanya film ini memang potensial untuk berkembang jadi sebuah franchise horor dengan lore yang luas. Apalagi, dengan banyaknya plot hole dalam filmnya yang mungkin memang sengaja dibikin untuk penonton bertanya-tanya karena akan dijelaskan di proyek lain.
Elemen jump scare dengan audio yang menggelegar
Terlepas dari unsur drama keluarganya yang terasa kental, Temurun masih menjalankan fungsinya sebagai tontonan menakutkan dengan menghadirkan sejumlah elemen horor. Elemen horor yang bisa dibilang paling terasa dimanfaatkan dalam film ini menurut KINCIR adalah elemen jump scare.
Elemen jump scare yang dihadirkan dalam film ini memang enggak begitu banyak, tapi bisa dibilang cukup efektif buat bikin penonton terkejut. Sebab, sekalinya hadir elemen jump scare tersebut ditampilkan dengan cukup heboh. Kehebohan ini pun enggak lepas dari scoring yang hadir dengan tidak kalah menggelegarnya di setiap momen jump scare sehingga menambah efek kejut.
Sentuhan scoring lain yang cukup menarik perhatian KINCIR adalah lagu yang sering diputar oleh Dewi dan sempat terdengar di adegan pembuka. Sebab, lagu tersebut memiliki nuansa yang kuno sehingga menambah kesan mencekam, walau sebenarnya nadanya seperti lagu yang riang. Kalau bisa dibilang treatment lagu ini mirip dengan lagu “Kelam Malam” di film Pengabdi Setan (2017) yang seolah selalu menandakan kehadiran sosok Ibu tiap kali terdengar.
***
Temurun hadir sebagai film horor yang menggunakan drama keluarga untuk membuat ceritanya berjalan dan mengandalkan jump scare buat menciptakan ketakutan penonton. Kalau kamu ingin merasakan nuansa film yang baru hasil produksi Sinemaku Pictures, enggak ada salahnya buat nonton film ini di bioskop. Jika tertarik, film ini sudah bisa kamu saksikan di sejumlah bioskop Indonesia mulai 30 Mei 2024.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review film tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya!