*Spoiler Alert: Review drama Korea The Atypical Family mengandung bocoran yang bisa saja mengganggu kamu yang belum menonton.
Bingung mau nonton apa di Netflix setiap Sabtu dan Minggu setelah drakor Queen of Tears tamat? Tenang saja, Netflix punya tontonan baru yang siap menghibur berjudul The Atypical Family yang sudah lama ditunggu-tunggu. Dua episode pertama sudah dirilis sejak 4 Mei 2024.
Secara garis besar, drama Korea The Atypical Family ini berkisah tentang keluarga yang memiliki kekuatan super. Berbeda dengan Moving, serial fantasi supranatural ini menggabungkan kisahnya dengan isu-isu yang terjadi pada masyarakat modern dan memberikan dampak negatif dalam kehidupan.
Dibintangi oleh Jang Ki Yong, drama The Atypical Family menandai langkah comeback aktor ini ke dunia hiburan setelah menjalani wajib militer pada 2023. Serial JTBC ini bahkan mengalami peningkatan rating pada episode keempatnya di hari Minggu. Rating rata-rata nasional untuk episode terbaru ini mencapai 4,1 persen, yang merupakan pencapaian tertinggi bagi acara ini.
Lalu, bagaimana ceritanya? Simak review The Atypical Family versi KINCIR di bawah ini.
Review drama Korea The Atypical Family
Kisah Membangkitkan Kekuatan Keluarga Superhero
Drama The Atypical Family mengajak kita bertemu dengan keluarga yang tidak biasa. Setiap anggotanya memiliki kekuatan istimewa. Namun, sejak episode pertama, keluarga tersebut tidak lagi se-atypical seperti judulnya. Mereka semua telah kehilangan kekuatan mereka, karena penyakit “manusia modern”.
Bok Gwi-joo, sang ayah muda yang depresi dan karakter utama yang diperankan oleh Jang Ki-yong, dulunya bisa kembali ke masa lalu dan menghidupkan kembali kenangan terbahagianya. Gwi-joo kemudian beralih ke minuman keras dan mengurung dirinya di kamar, menjauh dari keluarganya, termasuk putri kecilnya yang terabaikan, I-na (Park So-yi).
Ibunya Gwi-joo, Man-heum (Go Doo-shim), pernah membawa kekayaan besar bagi keluarganya berkat kemampuannya meramal masa depan dalam mimpinya. Sementara itu, saudara perempuan Gwi-joo, Dong-hee (Claudia Kim), dulunya adalah model dan punya kemampuan terbang.
Akibat berbagai kehilangan traumatis dan penyakit modern, keluarga yang dulunya makmur ini jatuh dalam kesulitan. Namun, saat mereka mencapai titik terendah, seseorang baru muncul dalam hidup mereka, yaitu terapis bernama Do Da-hee (Chun Woo-hee). Kehadirannya lambat laun menyingkap misteri pada keluarganya sekaligus keluarga superhero tersebut.
Akting Mendalam dari para Aktor Kawakan
Senang melihat Jang Ki-yong kembali di layar setelah sekian lama. Penampilannya begitu berbeda dengan karakter yang pernah dimainkannya dan penuh dengan emosi mendalam. Meskipun memiliki sikap yang dingin, keras, dan tampak tanpa ekspresi, namun aktor ini dengan lihai menggambarkan penderitaan batin karakternya. Dari cara dia minum sampai cara dia berpakaian, semuanya ditangani dengan hati-hati.
Tak kalah, penampilan Chun Woo-hee sebagai Do Da Hee juga menampilkan fleksibilitas aktingnya yang luar biasa. Perannya begitu meyakinkan, hingga membuat kita meragukan keaslian motifnya. Kedua bintang ini memiliki potensi besar untuk pengembangan karakter yang menarik, asalkan naskahnya tetap berjalan lancar tanpa kehilangan momentum di tengah jalan.
Tak hanya itu, semua bintang pendukung juga memberikan penampilan yang memukau. Go Doo-shim sebagai Bok Man-heum, Park So-yi sebagai Bok In-ah, dan Kim Geum-sun sebagai Baek Il-hong adalah tiga pendukung lainnya yang telah berkontribusi dalam membawa alur cerita jadi lebih menyenangkan.
Sementara itu, peran Claudia Kim sebagai Bok Dong-hee juga kadang bikin salfok. Hebatnya, Claudia Kim rela mentransformasi dirinya dengan trik riasan khusus yang dipersiapkan selama 7-8 jam. Oh ya, Claudia Kim berkolaborasi akting dengan Ryu Abel yang memerankan Grace. Sebagai adik perempuan Do Da-hee, penampilan Ryu Abel juga menarik perhatian meski kadang berlebihan.
Mengingatkan Kita pada Film Parasite
Da-hee mencoba masuk ke kehidupan keluarga Bok dengan maksud tersembunyi, dan dia tidak sendirian. Kekuatan super keluarga Bok yang sudah lama tidak muncul mengingatkan kita pada film-film Marvel. Tapi sebenarnya, plot drama Korea ini lebih mirip dengan film Korea pemenang Oscar, Parasite.
Da-hee berpura-pura jadi yatim piatu, padahal ibunya, Baek Il-hong (Kim Geum-sun), masih hidup dan memimpin keluarganya yang juga penipu. Keluarga penipu ini termasuk saudara perempuannya, Grace (Ryu Abel), yang bekerja di gym keluarga Bok sebagai personal trainer, dan pamannya bernama No Hyung-tae (Roy Choi), yang mengawasi mereka dari jauh.
Cara keluarga Da-hee menipu keluarga kaya Bok mengingatkan kita pada cara Ki-woo (Choi Woo Sik) dan Ki-jong (Park So Dam) menipu keluarga Park (mendiang Lee Sun Kyun). Namun, perbedaan jelas di empat episode pertama, yakni The Atypical Family memiliki sisi romantis yang lebih dominan.
Gaya dan Penyutradaraan yang Enggak Biasa
Meskipun karakter-karakter utama The Atypical Family memiliki kekuatan supernatural, drakor ini tidak punya adegan besar, seperti melawan villain monster, setidaknya di empat episode pertama.
Sutradara Jo Hyun-tak lebih memilih mengeksplorasi emosi, interaksi, dan kehidupan mereka. Misalnya adegan prosaik Gwi Ju, rumah keluarga Bok, gym yang mereka kelola, atau berbagai tempat komersial yang mereka kunjungi, seperti klinik medis dan department store.
Namun bukan berarti drama Korea The Atypical Family kekurangan gaya penceritaan. Sutradara Jo Hyun-tak menyuntikkan sentuhan tidak biasa yang menyenangkan dalam adegan-adegan tersebut. Bahkan, beberapa gaya visualnya mengingatkan kita pada Sky Castle dan Snowdrop, yang juga sama-sama digarap oleh Jo Hyun-tak.
Pengangkatan Isu-Isu Modern jadi Daya Tarik Tersendiri
The Atypical Family menggunakan isu-isu modern seperti depresi, insomnia, bulimia, dan kecanduan ponsel. Isu tersebut sebagai latar belakang untuk menggambarkan bagaimana trauma dan tekanan kehidupan sehari-hari dapat mengubah kemampuan dan dinamika keluarga. Masalah-masalah ini tidak hanya membuat keluarga Bok kehilangan kemampuan supernatural mereka tetapi juga mempengaruhi kesehatan mental dan fisik mereka secara keseluruhan.
Bok Gwi-joo memiliki kemampuan untuk kembali ke masa lalu dan mengulang momen bahagia dalam hidupnya. Namun, setelah kehilangan istrinya dalam kecelakaan mobil, dia terjerumus dalam depresi berat. Depresi ini membuatnya terus-menerus terjebak dalam kenangan masa lalu tanpa bisa mengubah apapun, yang pada akhirnya merampas kemampuannya. Ini mencerminkan bagaimana depresi bisa membuat seseorang terperangkap dalam pikiran dan kenangan yang menyakitkan, menghambat kemampuan mereka untuk menjalani kehidupan yang normal dan produktif.
Lalu, Ibunya Gwi-joo, Bok Man-heum, dulu memiliki kemampuan untuk meramal masa depan melalui mimpinya, yang membawa kekayaan bagi keluarga mereka. Namun, sekarang dia menderita insomnia, yang tidak hanya membuatnya kehilangan kemampuannya untuk bermimpi tetapi juga mengakibatkan penurunan tajam dalam kehidupan finansial mereka. Insomnia seringkali diakibatkan oleh stres dan kecemasan, dan dalam kasus Bok Man-heum, kurang tidur membuat kemampuan melihat masa depannya tidak bisa berfungsi dengan baik.
Kemudian saudara perempuan Gwi-joo, Dong-hee, dulunya bisa terbang. Namun ngemil berlebihan menyebabkan dia mengalami bulimia dan kelebihan berat badan, sehingga dia kehilangan kemampuannya. Bulimia adalah adalah gangguan makan di mana pengidapnya punya keinginan mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar sekaligus. Ini mencerminkan tekanan sosial dan internal yang sering dihadapi oleh Dong-hee terkait penampilan dan berat badannya.
I-na, putri Gwi-joo ini suka tenggelam dalam permainan di ponselnya. Kebiasaan ini adalah sebuah bentuk kecanduan yang mencegah kekuatannya membaca pikiran orang untuk muncul. Kecanduan ponsel adalah masalah umum di era modern, di mana orang-orang menghabiskan waktu berlebihan di perangkat digital mereka, yang sering kali menyebabkan isolasi sosial dan gangguan dalam perkembangan pribadi dan emosional.
Secara garis besar, The Atypical Family bukanlah drama fantasi biasa. Drama ini mengeksplorasi tulus tentang emosi manusia yang dibalut dengan sentuhan magis. Serial ini menggali detail-detail emosi dan hubungan manusia, membuatnya berbeda dari K-drama biasa.
Cerita dan tempo drama ini agak lambat. Namun, mengingat alur cerita yang kompleks dan kedalaman karakternya, wajar jika serial ini membutuhkan waktu untuk terungkap.
Sebagai kesimpulan, The Atypical Family adalah drama Korea dengan campuran intrik, romansa, dan momen healing. Ini adalah serial yang sangat layak ditonton, terutama jika kamu mencari sesuatu yang berbeda dan menginspirasi.
***
Drama yang dibintangi oleh Jang Ki Yong dan Chun Woo Hee ini mengisi slot penayangan setiap hari Sabtu dan Minggu di Netflix.