Film dengan tema coming-of-age, atau film-film tentang pertumbuhan anak remaja, menarik ditonton untuk memahami betapa rumitnya kehidupan seorang remaja. Enggak cuma di Hollywood, tetapi ada juga lho sineas-sineas Indonesia yang membuat film Indonesia dengan tema coming-of-age. Tentunya tipa sutradara memiliki caranya tersendiri untuk membuka pandangan kita lebih luas.
Buat kamu para remaja, orang tua, atau yang punya saudara masih remaja, film-film coming of age dari Indonesia ini layak untuk ditonton. Apa saja film-film itu? Mari kita simak di sini.
Rekomendasi film Indonesia yang membahas Coming of Age
Dua Garis Biru (2019)
Dua Garis Biru benar-benar memberikan sajian mengenai betapa bahayanya sex before marriage di bawah usia dewasa. Menariknya, film ini tidak terasa menghakimi.
Kisahnya berawal dari cinta yang manis antara Bima dan Dara. Bima adalah seorang remaja SMA dari kalangan menengah ke bawah; sementara Dara adalah teman satu kelasnya yang merupakan anak dari keluarga old money. Walaupun strata sosial mereka berbeda, tetapi sebetulnya orang tua mereka enggak masalah akan hal itu. Bahkan, orang tua dara menyambut baik Bima setiap kali mengantarkan Dara.
Masalah baru muncul saat suatu hari, Bima main ke rumah Dara pada saat rumah Dara kosong. Penasaran dan terbalut nafsu, mereka pun kemudian berhubungan suami istri. Hubungan itu pun menyebabkan Dara hamil, padahal mereka udah mau lulus dan Dara berniat kuliah di Korea Selatan.
Dalam film ini, ada banyak edukasi seks dan edukasi tentang rumitnya pernikahan jika dilakukan di bawah umur. Film ini sangat cocok ditonton oleh para remaja supaya enggak melakukan hal-hal yang kelak akan mereka sesali kelak.
Nah, April 2024 ini, sekuel Dua Garis Biru yang bertajuk Dua Hati Biru sudah dirilis, lho! Enggak kalah menarik dengan film pertamanya, Dua Hati Biru melanjutkan kisah Bima dan Dara setelah anak mereka lahir dan setelah Dara menyelesaikan kuliahnya di Korea Selatan.
Dear David (2023)
Siapa pun kamu yang pernah melewati masa SMA, pasti pernah pacaran, terobsesi, atau seenggaknya naksir seseorang. Nah, Dear David mengeksplorasi perasaan “naksir” ini dengan cara yang enggak biasa.
Dear David berkisah tentang seorang anak berprestasi, punya image lurus, dan juga taat akan agama bernama Laras. Laras harus menjaga perilakunya agar beasiswanya di SMA elit itu enggak diputus. Namun, ada suatu tragedi yaitu ketika tulisan di blog yang “panas” tentang David, cowok yang ditaksir oleh Laras, viral di sekolahan. Laras terjebak dilema, antara mengakui bahwa ia adalah penulis anonim itu dengan risiko beasiswa, atau diem aja dan membuat banyak orang menjadi tertuduh.
Film ini mengeksplorasi perasaan cinta dan hasrat seksual anak-anak remaja yang walau dianggap tabu, tetapi riil adanya. Masalah privasi pun juga dibahas di film ini.
Ada Apa dengan Cinta? (2002)
Judulnya memang “cinta”, tetapi ada banyak hal tentang remaja yang dibahas di dalam film ini, mulai dari persahabatan, mimpi, hingga hobi. Cinta adalah remaja gaul yang punya geng solid dan mengurus majalah dinding di sekolahan. Kehidupannya terasa menyenangkan sampai suatu saat ia harus berurusan dengan remaja introver dingin bernama Rangga yang ogah diwawancarai soal puisinya yang menang. Diawali dengan pertengkaran dan sindir-sindiran, ternyata ada banyak hal menarik yang terjadi antara Cinta dan Rangga.
Hubungan itu enggak sekadar dihalangi oleh mantan pacar Cinta yang abusif, tetapi juga Cinta yang mulai mengesampingkan teman-temannya bahkan berbohong kepada sahabatnya yang melakukan percobaan bunuh diri lantaran Cinta mau pacaran dengan Rangga.
Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini
Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) adalah film coming-of-age yang tidak hanya berkisah tentang cinta, tetapi justru berfokus pada keluarga.
Mungkin kamu sering melihat foto-foto keluarga harmonis dan sempurna di media sosial. Bikin ngiri, bukan? Nah, dalam film ini ada sedikit “pesan” yang seolah menyadarkanmu tentang hal tersebut.
Ya, keluarga Narendra-Ajeng, dengan tiga anak mereka, Angkasa, Aurora, dan Awan, terlihat seperti keluarga sempurna. Namun, siapa sangka ada banyak masalah yang tidak terlihat dari keluarga itu, mulai dari Aurora yang iri kepada adiknya, pacar Angkasa yang selalu kesal dengan Angkasa yang kerap memprioritaskan keluarga, Awan yang jengah diproteksi terus-menerus, hingga rahasia yang disembunyikan oleh ayah dan ibu mereka.
Film ini enggak cuma mengeksplorasi dunia anak muda yang penuh emosi menggebu-gebu, tetapi juga relasi antara orang tua-anak dan saudara yang enggak selalu mulus.
What They Don’t Talk About When They Talk About Love (2013)
Film ini mampu mengeksplorasi masalah coming of age dengan sudut pandang dan karakterisasi berbeda, yakni dari penyandang disabilitas di Sekolah Luar Biasa. Ada Diana, penyandang miopi akut yang harus menggunakan teropong untuk melihat. Ia sangat ingin menjadi perempuan matang dan jatuh cinta dengan anak tuna netra di sekolahnya bernama Andhika.
Ada pula Fitri, yang kerap menulis surat untuk hantu di kolam sekolah dan percaya dengan dunia lain. Suatu hari, suratnya dibalas dan ternyata yang membalas bukan hantu, melainkan anak penjaga sekolah yang naksir dia sejak lama.
Dari film ini, kamu dapat melihat sisi lain dari para penyandang disabilitas secara lebih humanis. Mereka adalah manusia biasa yang punya perasaan dan tentu memiliki jutaan kegalauan dan kebimbangan saat masa puber. Dikemas dengan apik, film ini membuat kita terharu tanpa mengeksploitasi kekurangan mereka sama sekali.
Film-film coming of age Indonesia ini sangat relate sama budaya kita. Jadi, menonton film-film ini tentu lebih membuka cakrawala kamu tentang apa saja yang dialami remaja dan bagaimana mereka bisa melewatinya dengan baik.