Partai semifinal Mobile Legends Southeast Asia Championship 2018 (MSC 2018) menjadi adu gengsi dan kemampuan antara Indonesia dan Filipina. Pasalnya, dua negara tetangga ini sama-sama mendapatkan dua wakilnya di semifinal. Indonesia memiliki Aerowolf Roxy dan Rex Regum Qeon (RRQ), sedangkan Filipina Aether Main dan Digital Devils Professional Gaming (DDPG).
Sayangnya, kedua wakil Indonesia gagal mengharumkan nama negara di rumah sendiri. Baik Aerowolf maupun RRQ tak bisa membendung digdaya dua tim Filipina yang menjadi lawannya.
Simak juga analisis pertandingan semifinal MSC 2018 antara Aerowolf melawan Aether Main!
Jika Aerowolf berhasil membuat Aether Main terkesan dengan berhasil menjadi satu-satunya tim yang mengalahkan sang juara, apakah RRQ juga bisa melakukan hal yang sama kepada lawannya, DDPG? Lo bisa nilai sendiri lewat analisis pertandingan antara keduanya di bawah ini.
1. Game 1 – DDPG (18) – RRQ (3)
Yap, skor yang cukup kontras antara kedua tim. Sepanjang pertandingan, DDPG memang sangat menguasai tempo dan ritme permainan. RRQ dibuat babak belur dan hanya mampu mengimbangi DDPG di awal permainan.
RRQ sebenarnya bermain sesuai objektif. Hal ini bisa dilihat lewat pick mereka, Bane (Lemon), yang berarti permainan cepat dan langsung push turret. Hasilnya pun terlihat di awal hingga mid game. Menjelang mid game, mereka berhasil merobohkan dua turret bottom lane DDPG. Namun sayang, semuanya berantakan setelah pertandingan masuk fase mid game.
Formasi 1-3-1 yang digunakan DDPG terbukti sangat merepotkan RRQ. Apalagi Rafaela dari DDPG bermain dengan sangat baik. Saat pertandingan masuk ke mid hingga late game, Rafaela selalu menempel dengan Akai dan Lancelot di mid lane. Benar-benar kombinasi maut yang tak bisa dihentikan. Tak hanya karena menang level, digdaya DDPG di game ini dikarenakan timing heal Rafaela selalu tepat di saat team fight sedang berlangsung.
Harus diakui, strategi draft pick menjadi kelemahan utama RRQ di game ini. Mereka sudah tepat dengan nge-banned Grock dan Helcurt yang menjadi hero favorit tim Filipina. Sayangnya, keputusan mereka untuk tak memilih Lancelot sebagai first pick patut dipertanyakan. Pasalnya, DDPG memilih Martis sebagai first pick. Sementara itu, Lemon dan kawan-kawan justru memilih Chou dan Bane yang sepanjang game tak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Kesalahan tersebut langsung dimanfaatkan DDPG dengan tanpa ragu langsung memilih Lancelot dan Gusion sebagai pick selanjutnya. Tahu telah mendapatkan tiga hitter tersakit se-Mobile Legends, DDPG pun juga dengan santai memilih Rafaela sebagai Support.
Dari pick ini, terlihat jelas mereka ingin menyelesaikan game dengan cepat. Hasilnya pun terbukti jelas. Mereka dengan mudah membabat habis RRQ setelah hero mereka telah jadi. Sebenarnya pertandingan bisa selesai lebih cepat jika DDPG tak mengulur waktu dengan menghabisi Lord terlebih dulu.
RRQ sebenarnya merespons dengan tepat strategi draft pick DDPG. Mereka memilih Lesley sebagai last pick dengan harapan bisa menahan laju DDPG yang ingin bermain cepat. Namun, laju DDPG terbukti terlalu cepat dan pada akhirnya tak bisa diimbangi oleh tim tuan rumah.
2. Game 2 – DDPG (18) vs RRQ (8)
RRQ belajar banyak dari kesalahan mereka di game pertama, terutama dari segi draft pick. Mereka enggak lagi melakukan random first pick seperti yang mereka lakukan di game pertama dengan memilih Martis sebagai first pick. DDPG pun langsung merespons dengan memilih tiga hero core, yakni Lancelot, Gusion, dan Alpha.
Strategi pemilihan hero yang dilakukan RRQ sebenarnya enggak ada yang salah dan mampu mengimbangi strategi draft pick DDPG. Namun, entah kenapa beberapa pemain RRQ tak menggunakan hero sesuai dengan keahlian mereka. Salah satunya adalah Lemon yang seakan bertukar role dengan Instinct. Lemon yang biasanya menggunakan Mage atau Assassin justru menggunakan Jawhead. Begitu juga Instinct yang kerap menggunakan Tank atau Support, malah dipercayakan menggunakan Helcurt.
Dibanding kalah dari segi draft pick, pertandingan kali ini lebih terlihat masalah mental. terlihat dengan jelas perbedaan pengalaman dan mental antara DDPG dan RRQ. Beberapa kali RRQ terlihat melakukan kesalahan atau hal-hal yang tak perlu mereka lakukan. Sebaliknya, DDPG bermain sempurna tanpa cacat dengan hanya satu atau dua kesalahan yang tak begitu berpengaruh terhadap pertandingan.
Kelemahan dari segi mental ini memang enggak berujung pada kesalahan yang benar-benar fatal. Namun, intensitasnya begitu sering sehingga terus menumpuk dan membuat RRQ keteteran di mid hingga late game.
Kejatuhan mental mereka terlihat dari Liam yang menggunakan Hylos. Beberapa kali positioning yang dia lakukan benar-benar tak jelas dan patut dipertanyakan. Sepanjang game, dia seakan bingung harus melakukan apa. Terkadang dia ingin membantu Helcurt yang ingin split push, tapi dia seakan merasa harus membantu Harley (Tuturu) di mid lane.
Hasilnya, dia pun kedodoran dan justru telat melindungi rekan setimnya saat war. Beberapa kali dia juga terciduk sehingga meninggalkan tim tanpa perlindungan. Salah satu contohnya saat DDPG menyerang Lord, Liam justru meninggalkan timnya dan justru clear lane di mid. Entah hal tersebut strategi tim atau keputusannya sendiri, langkah ini tentu merugikan karena seharusnya rekan setimnya mendapat perlindungan saat berjuang melawan hero-hero DDPG yang udah menang level.
Di sisi lain, DDPG bermain dengan sangat baik. Kesalahan-kesalahan RRQ berhasil dieksekusi menjadi keunggulan mutlak. Mereka pun dengan mudah mendikte permainan RRQ yang sudah tanpa arah menjelang late game. Di beberapa kesempatan, mereka lebih menunggu di semak-semak untuk menyergap hero-hero RRQ yang bermain polos.
***
Lagi-lagi pertandingan antara RRQ dan DDPG memberi pemain Mobile Legends di Indonesia sebuah pekerjaan rumah yang cukup rumit, yakni strategi draft pick. Sama kayak Aerowolf yang kalah dari aspek ini, RRQ juga pasti akan belajar banyak dari pertandingan ini. Mereka sebenarnya sudah bermain cukup kompak dan objektif. Namun, strategi draft pick memang membuat mereka kalah unggul dari DDPG.
Wajar jika pada saat pertandingan mereka keteteran karena tahu salah memilih hero. Semua pemain Mobile Legends dan game MOBA apapun pasti merasakan betapa menyebalkannya hal tersebut. Oleh karena itu, jika lo sudah menguasai dan memahami strategi draft pick yang baik, pertandingan pun terasa lebih mudah karena lo tak perlu memikirkan hal lain selain bertanding.
Meski kalah, mereka tak patut berkecil hati karena mereka telah mengeluarkan semangat dan kemampuan terbaik mereka selama bertanding. Masalah mental masih bisa diperbaiki lewat jam terbang dan latih tanding dengan tim luar lain. Makanya, jangan putusin dukungan lo buat RRQ, Aerowolf, dan tim eSports Indonesia lainnya karena mereka benar-benar menjanjikan!