Info 
*(SPOILER ALERT) Review film The Marsh King’s Daughter ini sedikit mengandung bocoran yang semoga saja enggak mengganggu buat kamu yang belum nonton.
Penggemar Star Wars tentunya sudah enggak asing lagi dengan aktris Daisy Ridley selaku pemeran Rey yang jadi karakter utama di trilogi sekuelnya. Setelah trilogi sekuel Star Wars berakhir pada 2019 lalu, Ridley telah membintangi banyak film Hollywood. Salah satunya adalah film The Marsh King’s Daughter yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Karen Dionne yang diterbitkan pada 2017 lalu.
Sinopsis film The Marsh King’s Daughter berkisah tentang Helena (Daisy Ridley), yang lahir dari seorang perempuan yang menjadi korban peculikan sang Marsh King alias Raja Rawa. Setelah beranjak dewasa dan memiliki keluarganya sendiri, Helena takut kalau ayah kandungnya tersebut akan menculik anaknya. Hal ini kemudian membuat Helena berusaha untuk mencegah supaya insiden tersebut tidak terjadi dengan segala cara.
Nah, sebelum kamu menonton film The Marsh King’s Daughter di bioskop, simak terlebih dahulu ulasan KINCIR berikut ini!
Review film The Marsh King’s Daughter
Thriller-psikologis yang terasa intens di pertengahan
The Marsh King’s Daughter merupakan film yang bergenre thriller dengan turut menggunakan elemen psikologis. Perpaduan kedua elemen ini pun bisa dibilang mulai terasa sangat intens pada bagian pertengahan filmnya, atau pada act kedua. Momen ini terjadi ketika Helena yang sudah beranjak dewasa mulai menyadari ancaman dari sosok ayah yang sudah ia tidak temui selama beberapa tahun.
Eksekusi elemen thriller dalam act keduanya ini juga terbilang berhasil. Sebab, penonton turut merasa ketegangan yang dialami oleh Helena setiap kali terdapat suatu hal mencurigakan yang kemungkinan bakal menjadi ancaman bagi keluarganya.
Selain itu, unsur psikologis yang terdapat dalam pertengahan filmnya juga dihadirkan dengan baik. Hal ini karena film The Marsh King’s Daughter berhasil membuat penonton meragukan kenyataan yang sebenarnya tentang jalan ceritanya. Contohnya, tentang apakah sang Marsh King benar-benar jahat, atau semua itu hanya gangguan psikologis yang dialami oleh ibunya Helena. Jadi, perpaduan elemen thriller-psikologis dalam film ini terbilang berhasil, khususnya di act kedua.
Penampilan Daisy Ridley yang jadi pusat perhatian
Kemampuan berakting Daisy Ridley memang rasanya sudah enggak perlu diragukan lagi. Perannya sebagai Helena versi dewasa dalam film ini benar-benar terasa total dan menjadi pusat perhatian penonton. Malahan, kalau bisa dibilang performa akting Ridley menjadi tonggak utama yang membuat film The Marsh King’s Daughter jadi terasa menarik.
Selain Daisy Ridley, akting dari pemain lain yang enggak kalah menariknya adalah Ben Mendelsohn yang berperan sebagai sang Marsh King. Soalnya, meski posisi karakternya adalah antagonis, kita sempat dibuat berempati dengan sosok Marsh King berkat aktingnya Mendelsohn.
Oh ya, satu lagi akting pemain yang patut diapresiasi dalam film ini, yaitu Brooklynn Prince. Soalnya, aktris cilik kelahiran 2010 ini berhasil memberikan performa yang enggak kalah menariknya sebagai versi anak kecil dari Helena.
Sinematografi yang bikin terasa ‘sesak’ di awal
Pada awal filmnya, sinematografi dari film ini terkesan penuh kekelaman dan terkadang menggunakan angle kamera yang terasa sempit di bagian awal. Hal ini bisa dibilang berfungsi untuk membuat penonton merasa terkekang atau sesak. Soalnya, di bagian awal filmnya kita ditampilkan dengan kisah Helena dan ibunya yang masih hidup di bawah pengawasan Marsh King.
Sementara itu, sinematografi menjelang akhir filmnya terlihat lebih cerah dan punya shot angle yang terasa lebih luas. Penggunaan sinematografi ini juga memiliki makna tersendiri yang bisa kamu ketahui setelah menonton filmnya.
***
Akting brilian Daisy Ridley menjadi aspek yang membuat perpaduan elemen thriler dan psikologis di film The Marsh King’s Daughter jadi lebih menarik. Jika kamu tertarik, film Hollywood yang satu ini sudah bisa kamu saksikan di sejumlah bioskop Indonesia mulai 26 Januari 2024.
Nah, bagaimana tanggapan kamu dengan review film tersebut? Share pendapat kamu dan ikuti terus KINCIR untuk ulasan film lainnya, ya!
