Kisah ini sekarang diabadikan lewat film Society of the Snow, sebuah karya J. A. Bayona yang bisa kamu tonton di Netflix.
Pada 13 Oktober 1972, klub rugby asal Montevideo, Uruguay, Old Christian hendak terbang ke Chili menggunakan pesawat Uruguayan Air Force Flight 571. Nahasnya, pesawat yang membawa 45 penumpang ini mengalami kecelakaan di dataran pegunungan Andes, Amerika Selatan.
Kisah kanibalisme di balik film Society of the Snow
Kisah tragis bukan hanya soal jatuhnya pesawat, namun, ada side story yang akhirnya membuat tragedi ini mendunia, yaitu kanibalisme demi bertahan hidup. Melansir Independent, salah satu penyintas, Roberto Canessa mengungkapkan hal tersebut.
“Tujuan kami adalah bertahan hidup, tetapi kekurangan kami adalah makanan. Kami tahu jawabannya, tapi jawabannya terlalu menakutkan untuk direnungkan,” jelas Canessa dalam laporan kepolisian.
Canessa dan 18 orang lain yang selamat melewat 72 hari yang dingin di pegunungan Andes. Kekurangan stok pangan jadi kendala utama mereka sambil berharap ada regu penyelemat yang segera datang. Masih dalam laporan yang sama, Canessa juga menjelaskan bahwa enam hari pertama tanpa makanan membuat tubuh mereka serasa memakan diri sendiri dari dalam. Efek suhu dingin yang ekstrem juga membuat pikiran mereka tak lagi waras.
Sebelum akhirnya memakan jenazah rekan dan sanak saudara, mereka memakan sepatu, ikat pinggang dari kulit, kain, dan apapun yang menurut mereka bisa membantu memenuhi gizi dalam bertahan hidup. Canessa tak menyebutkan siapa yang pertama kali mencetuskan ide memakan mayat. Namun yang pasti, ia menjelaskan bahwa hal ini diputuskan setelah melewati debat yang panjang dan melelahkan.
Beralih ke sisi lain, aksi pencarian pesawat Uruguayan Air Force 571 telah dilakukan selama delapan hari sejak tanggal 13 Oktober. Hasil nihil yang mereka dapati membuat pencarian diberhentikan dan semua penumpang di pesawat tersebut diumumkan tewas.
Dalam 11 hari terakhir, tepatnya tanggal 12 Desember 1972 Canessa, Nandi Parrado, dan Antonio Vizintin mencari jalan menuju kaki pengunungan Andes untuk mencari pertolongan. Hingga akhirnya ditemukan pada 23 Desember 1972 dan Angkatan Udara Chili mengirim tiga helicopter untuk menyelamatkan orang-orang yang tersisa di puing pesawat.
Semua korban meninggal di pesawat dikubur tepat di lokasi pesawat terjatuh. Monumen berupa altar sederhana dibangun untuk mengingat para mendiang yang bertuliskan “El mundo a sus Hermanos uruguayos cerca, oh dios deti” yang memiliki arti “Dunia bagi saudara-saudara uruguayanku, ya Tuhan, bagi-Mu”.